Komunikasi Antarbudaya Kajian Pustaka

Universitas Sumatera Utara 1. Sumber source, adalah orang yang mempunyai suatu kebutuhan untuk berkomunikasi. 2. Penyandian encoding, adalah suatu kegiatan internal seseorang untuk memilih dan merancang perilaku verbal dan non verbalnya yang sesuai dengan aturan-aturan tata bahasa dan sintaksis guna menciptakan suatu pesan. 3. Pesan message, pesan terdiri dari lambang-lambang verbal atau non verbal yang mewakili perasaan dan pikiran sumber pada suatu saat dan tempat tertentu. 4. Saluran channel, adalah alat fisik yang menjadi penghubung antara sumber dan penerima. 5. Penerima receiver,adalah orang yang menerima pesan dan sebagai akibatnya menjadi terhubungkan dengan sumber pesan. 6. Penyandian balik decoding, adalah proses internal penerima dan pemberian makna kepada perilaku sumber yang mewakili perasaan dan pikiran sumber. 7. Respon penerima receiver response, adalah menyangkut apa yang penerima lakukan setelah ia menerima pesan. Respon ini terbagi dua, yaitu respon minimum dan respon maksimum. Respon minimum adalah keputusan penerima untuk mengabaikan pesan atau tidak berbuat apapun setelah ia menerima pesan. Sebaliknya, respon maksimum merupakan suatu tindakan penerima yang segera, terbuka dan mengandung kekerasan. 8. Umpan balik feedback, adalah informasi yang tersedia bagi sumber yang memungkinkannya menilai keefektifan komunikasi yang dilakukan untuk mengadakan penyesuaian-penyesuaian atau perbaikan-perbaikan dalam komunikasi selanjutnya.

2.2.2. Komunikasi Antarbudaya

Budaya dan komunikasi tidak dapat dipisahkan, karena budaya tidak hanya menentukan siapa berbicara dengan siapa, tentang apa, dan bagaimana orang menyandi pesan, makna yang ia miliki untuk pesan, dan kondisi-kondisinya untuk mengirim, memperhatikan dan menafsirkan pesan. Seluruh perbendaharaan Universitas Sumatera Utara perilaku kita sangat bergantung pada budaya tempat kita dibesarkan. Konsekuensinya adalah budaya merupakan landasan komunikasi. Bila budaya beraneka ragam, maka beraneka ragam pula praktek komunikasi yang kita lancarkan Lubis, 2012 : 11-12. Secara formal budaya didefenisikan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna, hirarki, agama, waktu, peranan, hubungan ruang, konsep alam semesta, objek-objek materi dan milik yang diperoleh sekelompok besar orang dari generasi ke generasi melalui usaha individu dan kelompok Mulyana dan Rakhmat, 1993 : 19. Dalam pengertian lain, budaya adalah sebuah sistem pembagi pengertian yang ditemukan diantara mereka yang berbicara dengan dialek bahasa tertentu, melalui periode sejarah khusus dan dalam sebuah daerah geografis yang dapat didefenisikan Trandis, 1994 dalam Lubis, 2012 : 27. Adapun elemen-elemen budaya Samovar, Porter, dan Mc Daniel, 2010 : 29 cukup membagikan sejumlah komponen umum yang dapat membentuk membedakan satu budaya dengan budaya lainnya,yaitu: 1. Sejarah Sejarah menyoroti asal usul budaya, memberitahukan anggotanya apa yang dianggap penting, dan mengidentifikasi prestasi suatu budaya yang pantas untuk dibanggakan. Cerita tentang masa lalu memberikan anggota dari suatu budaya, bagian dari sebuah budaya dari identitas, nilai, aturan, tingkah laku, dan sebagainya. 2. Agama Menurut Parkes, Laungani, dan Young semua budaya memiliki agama dominan dan terorganisasi di mana aktivitas dan kepercayaan mencolok upacara, ritual, hal-hal tabu, dan perayaan dapat berarti berkuasa. Pengaruh agama dapat dilihat dari semua jalinan budaya, karena hal ini berfungsi dasar. Universitas Sumatera Utara 3. Nilai Menurut Macionis, nilai adalah standar keinginan, kebaikan, keindahan yang diartikan dari budaya yang berfungsi sebagai petunjuk dalam kehidupan sosial. Nilai berguna untuk menunjukkan bagaimana seseorang harusnya bertingkah laku. 4. Organisasi Sosial Organisasi-organisasi kadang merujuk pada sistem sosial atau struktur sosial mewakili unit sosial yang beraneka ragam yang terkandung dalam suatu budaya. Institusi seperti keluarga, pemerintah, sekolah dan suku bangsa menolong anggota dari suatu kelompok budaya untuk mengatur kehidupan mereka. 2. Bahasa Bahasa merupakan mode utama dalam menyebarkan budaya. Tanpa kapasitas terhadap budaya yang kompleks, budaya manusia seperti yang kita ketahui tidak akan pernah ada. Bahasa yang terdiri dari banyak kata, arti, tata bahasa, dan sintaks semuanya memberikan tanda identitas dari budaya khusus. Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi ketika anggota dari suatu budaya tertentu memberikan pesan kepada anggota dari budaya lainnya. Dengan kata lain, komunikasi antarbudaya melibatkan interaksi antara orang- orang yang persepsi budaya dan sistem simbolnya cukup berbeda dalam suatu komunikasi Samovar, Porter, Mc Daniel, 2010 : 13. Komunikasi antarbudaya terjadi di antara orang-orang yang berbeda latar belakang ras, etnis, sosio-ekonomi, dimana kebudayaan adalah cara hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang dari generasi ke generasi Tubb dan Moss dalam Lubis, 2012 : 14. Sekarang ini, komunikasi antarbudaya merupakan sesuatu hal yang penting, adapun beberapa faktor yang menyebabkan pentingnya komunikasi antarbudaya ini Devito, Edisi Kelima : 530-532, yaitu : 1. Mobilitas Universitas Sumatera Utara Mobilitas masyarakat di seluruh dunia berasal dari perjalanan masyarakat dari satu negara ke negara lain, dari satu benua ke benua lain yang telah banyak dilakukan. Saat ini, orang sering mengunjungi daerah lainnya untuk dapat mengenal budaya lain, daerah, serta orang- orang yang berbeda budaya, serta untuk menggali peluang-peluang ekonomi. 2. Saling kebergantungan ekonomi Masa kini, kebanyakan negara secara ekonomis bergantung pada negara lain. Contohnya adalah kehidupan ekonomi negara Amerika banyak terkait dengan negara-negara Eropa yang kulturnya mirip dengan kultur Amerika. Kehidupan ekonomi bangsa Amerika bergantung pada kemampuan bangsa ini untuk berkomunikasi secara efektif dengan kultur-kultur yang berbeda. Hal yang sama juga berlaku pada bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia. 3. Teknologi komunikasi Meningkat pesatnya teknologi komunikasi telah membawa kultur luar yang adakalanya asing, masuk ke rumah kita. Melalui film-film asing yang masuk ke budaya kita, menyebabkan kita menjadi tahu bagaimana budaya serta adat kebiasaan negara asing. Dengan membaca berita-berita dari luar negeri juga merupakan hal yang lumrah. Kita juga setiap hari dapat membaca di media-media berita tentang ketegangan rasial, pertentangan agama, diskriminasi, seks, dan secara umum masalah-masalah yang disebabkan oleh kegagalan komunikasi antarbudaya. 4. Pola imigrasi Di hampir setiap kota besar di dunia kita dapat menjumpai orang-orang dari bangsa lain. Kita bergaul, bekerja ataupun bersekolah dengan orang-orang yang berbeda budaya dengan kita. Hal inilah yang menyebabkan kita menjadi manusia yang antarbudaya. 5. Kesejahteraan politik Kesejahteraan politik setiap negara sangat bergantung pada kesejahteraan politik kultur atau negara lain. Universitas Sumatera Utara Komunikasi antarbudaya merupakan bidang yang sulit untuk diriset serta dimahiri. Terdapat dua kesulitan utama dalam memahami komunikasi antarbudaya, yang pertama adalah Etnosentrisme, yaitu kecenderungan untuk mengevaluasi nilai, kepercayaan, dan perilaku dalam kultur sendiri sebagai suatu hal yang lebih baik, lebih logis dan lebih wajar daripada kultur lain. Kesulitan yang kedua adalah kesadaran mindfulness dan ketidaksadaran mindless. Bila kita berhubungan dengan orang dari kultur yang berbeda, kita sering kali berada dalam keadaan ketidaksadaran diri sehingga bertindak tidak rasional dalam banyak hal. Jika kesadaran diri kita dibangunkan, maka kita akan dapat bertindak secara logis dan rasional. Kita menyadari bahwa orang lain dan sistem kultur lain memang berbeda, namun tidak lebih baik ataupun lebih buruk daripada sistem kultur kita sendiri Devito, Edisi Kelima : 533-534. Adapun fungsi-fungsi komunikasi antarbudaya antara lain Liliweri, 2003 : 12 : - Fungsi pribadi, adalah fungsi komunikasi yang ditunjukkan melalui perilaku komunikasi yang bersumber dari seorang individu yang meliputi : a. Menyatakan identitas sosial b. Menyatakan integrasi sosial c. Menambah pengetahuan d. Melepaskan diri atau jalan keluar - Fungsi sosial, yang meliputi : a. Pengawasan Dalam fungsi ini, komunikator dan komunikan yang berbeda kebudayaan berfungsi saling mengawasi. Dalam setiap proses komunikasi antarbudaya fungsi ini bermanfaat untuk menginformasikan perkembangan tentang lingkungan. b. Menjembatani Dalam fungsi ini, komunikasi yang dilakukan antara dua orang yang berbeda budaya merupakan jembatan atas perbedaan diantara mereka. Fungsi menjembatani dapat terkontrol melalui pesan-pesan yang mereka pertukarkan. c. Sosialisasi nilai Fungsi ini merupakan fungsi untuk mengajarkan dan memperkenalkan nilai-nilai kebudayaan suatu masyarakat kepada masyarakat lain. d. Menghibur Fungsi menghibur juga sering tampil dalam proses komunikasi antarbudaya. Universitas Sumatera Utara Adapun bentuk-bentuk komunikasi antarbudaya Devito, Edisi Kelima : 536-537, yaitu : 1. Komunikasi antarbudaya, misalnya antara orang Prancis dengan orang Norwegia, atau orang Cina dan Portugis. 2. Komunikasi antar ras yang berbeda kadang-kadang dikatakan komunikasi antarras, misalnya orang kulit hitam dengan kulit putih. 3. Komunikasi antar kelompok etnis yang berbeda kadang-kadang dikatakan komunikasi antaretnis, misalnya orang Amerika keturunan Italia dan orang Amerika keturunan Jerman. 4. Komunikasi antar kelompok agama yang berbeda-beda, misalnya antara Katolik Roma dan Episkopal, atau antara orang Islam dengan orang Yahudi. 5. Komunikasi antar bangsa yang berbeda kadang-kadang dinamakan komunikasi internasional, misalnya antara Amerika Serikat dan Meksiko, atau antara Prancis dan Italia. 6. Komunikasi antar subkultur yang berbeda, misalnya antara dokter dan pengacara atau antara tunanetra dan tunarungu. 7. Komunikasi antara suatu subkultur dan kultur yang dominan, misalnya antara kaum homoseks dan kaum heteroseks, atau antara kaum manula dan kaum muda. 8. Komunikasi antara jenis kelamin yang berbeda, antara pria dan wanita.

2.2.3. Persepsi Budaya

Dokumen yang terkait

Kontrol Sosial Masyarakat Terhadap Seks Bebas Sebagai Gaya Hidup Remaja

4 69 85

KECEMASAN PADA REMAJA HAMIL DI LUAR NIKAH Kecemasan Pada Remaja Hamil di Luar Nikah.

0 0 16

PENYESUAIAN DIRI REMAJA YANG HAMIL DI LUAR NIKAH : Studi Kasus pada Dua Remaja yang Hamil Di Luar Nikah di Kota Bandung.

0 4 35

STUDI KASUS PENYESUAIAN DIRI DAN SOSIAL REMAJA HAMIL DILUAR NIKAH.

3 19 315

Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil Diluar Nikah (Studi Kasus Kualitatif Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil di Luar Nikah di Kota Medan)

0 0 15

Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil Diluar Nikah (Studi Kasus Kualitatif Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil di Luar Nikah di Kota Medan)

0 0 2

Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil Diluar Nikah (Studi Kasus Kualitatif Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil di Luar Nikah di Kota Medan)

0 0 11

Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil Diluar Nikah (Studi Kasus Kualitatif Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil di Luar Nikah di Kota Medan)

0 0 22

Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil Diluar Nikah (Studi Kasus Kualitatif Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil di Luar Nikah di Kota Medan)

0 0 2

Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil Diluar Nikah (Studi Kasus Kualitatif Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil di Luar Nikah di Kota Medan)

0 2 99