Perbandingan rerata indeks periodontal, kedalaman saku dan kehilangan perlekatan Korelasi antara KGD dengan indeks periodontal, kedalaman saku dan kehilangan perlekatan

Variabel Jumlah Kumulatif Kehilangan perlekatan Penderita DM tipe 2 45 a. Ringan b. Sedang 0 0 6 13,3 13,3 c. Berat Penderita Non DM a. Ringan b. Sedang c. Berat 39 86,6 45 0 0 4 9 41 91 100 9\ 100 Pada tabel 6 terlihat bahwa mayoritas subjek yang memiliki kedalaman saku sedang adalah sebanyak 34 orang 75,5 pada penderita DM tipe 2 dan sebanyak 32 orang 71 pada kelompok penderita non DM, sedangkan kedalaman saku berat dijumpai sebanyak 4 orang 9 penderita DM tipe 2 dan penderita non DM. Kehilangan perlekatan sedang dimiliki oleh 6 orang 13,3 penderita DM tipe 2 dan 4 orang 9 penderita non DM. Sedangkan kehilangan perlekatan berat dimiliki oleh 39 orang 86,6 penderita DM dan sebanyak 41 orang 81 kelompok penderita non DM.

5.4 Perbandingan rerata indeks periodontal, kedalaman saku dan kehilangan perlekatan

Perbandingan rerata indeks periodontal, kedalaman saku dan kehilangan perlekatan penderita penyakit DM tipe 2 dan penderita non DM disajikan pada tabel 7. Universitas Sumatera Utara Tabel 7. Indeks periodontal, kedalaman saku dan kehilangan perlekatan pada penderita penyakit DM tipe 2 dan penderita non DM. Variabel Kelompok pengamatan Jumlah Rerata Standar deviasi P Indeks Periodontal Penderita DM 45 3,95 1,87 0.0001 Penderita non DM 45 1,47 0,83 Kedalaman saku Penderita DM 45 2,48 0,42 0.389 Penderita non DM 45 2,58 0,63 Kehilangan pelekatan Penderita DM 45 4,07 1,21 0.005 Penderita non DM 45 3,44 0,81 Dari tabel 7 terlihat adanya perbedaan rerata indeks periodontal, kedalaman saku, dan kehilangan perlekatan pada penderita DM tipe 2 dan penderita non DM. Rerata indeks periodontal dan kehilangan perlekatan pada penderita DM tipe 2 3,9 dan 4,0 lebih tinggi dibandingkan dengan penderita non DM 1,4 dan3,4 dan perbedaan ini bermakna secara statistik p0,05. Namun hal tersebut berbeda dengan kedalaman saku yang memiliki rerata yang lebih rendah pada penderita DM tipe 2 dibandingkan penderita non DM 2,4 dan 2,5 dan perbedaan ini tidak bermakna secara statistik p0,05. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan antara periodontitis dengan diabetes melitus tipe 2 ditinjau dari aspek destruksi periodontal dengan menggunakan tiga parameter yaitu indeks periodontal, kedalaman saku dan kehilangan perlekatan diterima. Keterangan: T-Test ; p0,05 = bermakna Universitas Sumatera Utara

5.5 Korelasi antara KGD dengan indeks periodontal, kedalaman saku dan kehilangan perlekatan

Uji korelasi antara kadar gula darah dengan indeks periodontal, kedalaman saku dan kehilangan perlekatan menggunakan uji korelasi Pearson. Hasil uji dinyatakan dinyatakan dalam koefisien korelasi r. Nilai r ditafsirkan sebagai sangat lemah 0,00-0,199, lemah 0,20-0,399, sedang 0,40-0,599, kuat 0,60-0,799 dan sangat kuat 0,80-1,000. Nilai p0,05 dinyatakan terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji sedangkan nilai p0,05 artinya tidak terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji. Arah korelasi positif berarti searah, semakin besar nilai satu variabel semakin besar pula nilai variabel lainnya, sedangkan arah korelasi negatif berarti berlawanan arah, semakin kecil nilai satu variabel, semakin kecil nilai variabel lainnya. Tabel 8. Korelasi kadar gula darah dengan indeks periodontal, kedalaman saku dan kehilangan perlekatan Variabel Nilai p Koefisien Korelasi Kadar gula darah – indeks periodontal Kadar gula darah – kedalaman saku Kadar gula darah – kehilangan perlekatan 0,329 0,805 0,135 -0,149 -0,038 -0,226 Keterangan: Uji Pearson; p0,05 = bermakna Pada tabel diatas menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi bermakna p0,05 antara kadar gula darah dengan indeks periodontal, kedalaman saku dan Universitas Sumatera Utara kehilangan perlekatan. Korelasi menunjukka n hubungan yang sangat lemah antara kadar gula darah dengan indeks periodontal dan kedalaman saku, serta hubungan yang lemah dengan kehilangan perlekatan. Arah korelasi bernilai negatif berarti peningkatan kadar gula darah tidak disertai dengan peningkatan indeks periodontal, kedalaman saku dan kehilangan perlekatan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara kenaikan kadar gula darah dengan perubahan jaringan periodonsium. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 PEMBAHASAN