Tabel 2.2 Perkembangan CoP dan Hasil Utamanya
CoP Tahun Tempat Dokumen Utama
1 2
3 4
5 6a
6b 7
8 1995
1996 1997
1998 1999
2000 2001
2001 2002
Berlin, Jerman Geneva, Swiss
Kyoto, Jepang Buenos Aires, Argentina
Bonn, Jerman Den Haag, Belanda
Bonn, Jerman Marrakesh, Maroko
New Delhi, India Berlin Mandate
Geneva Declaration Kyoto Protocol
Buenos Aires Plan of Action Buenos Aires Plan of Action
Buenos Aires Plan of Action Bonn Agreement
Marrakesh Accord New Delhi Declaration
Sumber: Daniel Murdiarso, Sepuluh Tahun perjalanan negosiasi, Op Cit., hal. 30.
2. SBSTA Subsidy Body for Scientific and Tecnological Advice
Yaitu badan pembantu tetap yang menangani masalah-masalah teknis dan ilmiah. Badn ini bertugas memberikan nasihat dan menjembatani Konvensi dengan
sumber-sumber informasi ilmiah sehingga masalah-masalah teknis dan metodologis yang dihadapi konvensi dapat segera dipecahkan.
3. SBI Subsidy Body for Implementation
Merupakan badan pembantu lainnya yang berperan dalam melakukan penilaian terhadap Komunikasi Nasional dan Inventarisasi Emisi yang disamapaikan
para pihak sesuai dengan komitmenya. SBI juga berperan dalam memberikan saran- saran kepada CoP dalam hal mekanisme keuangan.
4. Komite Pengawas JI
Universitas Sumatera Utara
Tugas utama Komite Pengawas JI adalah mengawasi jalannya verifikasi ERU Emission Reduction yang dihasilkan oleh JI dan bertanggung jawab dalam:
1. Melaporkan seluruh kegiatannya kepada CoPMop
2. Akreditasi entitas independen yang akan mengikuti proyek JI berdasarkan standar
dan prosedur yang telah ditetapkan CoPMoP 3.
Meninjau dan merevisi standar dan prosedur, pedoman pelaporan, dan kriteria penentuan garis awal dan pemantauan
4. Bekerjasama dengan Badan Pelaksana CDM dalam menyempurnakan Pedoman JI
agar sinkron dengan modalitas dan prosedur CDM.
5. Badan Pelaksana CDM
Tugas utama Badan Pelaksana CDM adalah mengawasi pelaksanaan proyek-proyek CDM di negara berkembang dan bertanggung jawab kepada CopMoP. Dalam
melaksanakan tugas tersebut Badan Pengawas harus: 1.
Membuat rekomendasi kepada CoPMoP tentang revisi dan Amandemen atas modalitas dan prosedur CDM jika diperlukan.
2. Mengesahkan metodologi yang berkaitan dengan penentuan garis awal,
pemantauan dan batas proyek. 3.
Menyederhanakan modalitas dan prosedur untuk proyek-proyek skala kecil yang dimasukkan kedalam jalur cepat.
4. Memberikan rekomendasi kepada CoPMoP tentang akreditasi terhadap entitas
operasional, standar akreditasinya, penangguhan dan pencabutannya jika ternyata setelah dilakukan peninjauan ulang ternyata tidak memenuhi standar
lagi.
Universitas Sumatera Utara
5. Memastikan bahwa distribusi proyek CDM tersebar merata secara geografis dan
mengindentifikasi hambatannya jika hal tersebut tidak tercapai. Anggota Badan Pelaksana CDM terdiri dari 10 orang dari pihak Protokol dengan
komposisi: lima orang masing-masing dari wilayah PBB, dua orang dari negara Annex I, dua orang dari negara non-Annex I. Sebagai lembaga baru Badan Pelaksan
CDM telah terbentuk selama CoP7 di Marrakesh.
6. Komite Penataan