Pengertian Perjanjian Kerjasama Dan Pengaturan Hukum Tentang

Pasal 1347 KUHPerdata mengatakan pula hal-hal yang menurut kebiasaan selamanya diperjanjikan bestendig gebruikelijk beding dianggap secara diam- diam dimasukan di dalam perjanjian meskipun tidak dengan tegas dinyatakan. Dari kedua ketentuan ini dapatlah disimpulkan bahwa elemen-elemen dari perjanjian adalah: 1. Isi perjanjian itu sendiri 2. Kepatutan 3. Kebiasaan 4. Undang-undang. Kebiasaan yang dimaksud oleh Pasal 1339 KUHPerdata adalah kebiasaan pada umumnya gewoonte dan kebiasaan yang diatur oleh Pasal 1347 KUHPerdata ialah kebiasaan setempat khusus atau kebiasaan yang lazim berlaku di dalam golongan tertentu bestending gebruikelijk beding. 32

B. Pengertian Perjanjian Kerjasama Dan Pengaturan Hukum Tentang

Perjanjian Kerjasama Pengertian perjanjian kerjasama adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih di mana masing-masing sepakat untuk melakukan sesuatu usaha bersama dengan menggunakan asset danatau hak usaha yang di miliki dan secara bersama- sama menanggung risiko usaha tersebut PSAK No. 39. Pemilik Asset adalah pihak yang memiliki asset atau hak penyelenggaraan usaha tertentu yang di pakai sebagai objek atau sarana kerjasama. Investor adalah pihak dana, baik seluruh atau sebagian, untuk memungkinkan Asset atau hak 32 Ibid, hal. 115 Universitas Sumatera Utara usaha pemilik asset di berdayakan atau di manfaatkan dalam kerjasama. Investor dapat memiliki pengendalian atas asset dan operasi kerjasama, bisa pula tidak, tergantung dari bentuk kerjasama yang ada di dalam suatu perjanjian. Asset kerjasama adalah asset tetap yang di bangun atau yang di gunakan untuk menyelenggarakan kegiatan perjanjian kerjasama. Pengelola perjanjian kerjasama adalah pihak yang mengoperasikan asset. Pengelola perjanjian kerjasama mungkin memiliki asset, mungkin investor, mungkinjuga pihak lain yang di tunjuk. Masa konsensi adalah jangka waktu di mana investor dan pihak asset masih terikat dengan perjanjian bagi hasil atau bagi pendapatan atau bentuk pembayaranlain yang tercantum di dalam perjanjian kerjasama. 33 Pengaturan hukum tentang perjanjian kerjasama diatur dalam buku III KUHPerdata yaitu: Pasal 1233 “Tiap-tiap perikatann di lahirkan baik karena persetujuan baik karena undang-undang.” Buku III KUHPerdata tidak memberikan suatu rumus dari perikatan. Menurut ilmu pengetahuan hukum, dianut rumus bahwa perikatan adalah hubungan yang terjadi diantara dua orang atau lebih, yang terletak di dalam lapangan harta kekayaan, dimana pihak yang satu berhak atas prestasi dan pihak lainnya wajib memenuhi prestasi itu. Dari rumus di atas kita lihat bahwa unsur-unsur perikatan ada 4 empat yaitu: 33 www. google. com , Perjanjian Kerjasama; Pusat Pengembangan Bahan Ajar UMB, diakses pada tanggal 11 Desember 2013 : www. Slideshare. Net defenisi perjanjian kerjasama Universitas Sumatera Utara 1. Hubungan hukum 2. Kekayaan 3. Pihak-pihak 4. Prestasi. 34 Pasal 1234 “Tiap-tiap perikatan adalah untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak berbuat sesuatu.” Pasal 1235 “Dalam tiap-tiap perikatan untuk memberikan sesuatu termaksud kewajiban si berutang untuk menyerahkan kebendaan yang bersangkutan dan untuk merawatnya sebagai seorang bapak rumah yang baik, sampai pada saat menyerahkan”. Kewajiban yang terakhir ini adalah kurang atau lebih luas terhadap persetujuan-persetujuan tertentu, yang akibat-akibatnya mengenai hal ini akan di tunjuk dalam bab-bab yang bersangkutan”. Pasal 1236 “Si berutang adalah berwajib memberikan ganti biaya, rugi dan bunga kepada si berpiutang, apabila ia telah membawa dirinya dalam keadaan tak mampu untuk menyerahkan kebendaannya, 34 Mariam Darus Bardrulzaman, Op. Cit, hal. 1 Universitas Sumatera Utara atau telah tidak merawatnya sepatutnya guna menyelamatkannya”. Pasal 1237 “Dalam hal adanya perikatan untuk memberikan suatu kebendaan tertentu, kebendaan itu semenjak perikatan dilahirkan, adalah tanggungan si berpiutang. Jika si berpiutang lalai akan menyerahkannya, maka semenjak saat kelalaian, kebendaan adalah atas tanggungannya”. Pasal 1238 “Si berutang adalah lalai, apabila ia dengan surat perintah atau dengan sebuah akta sejenis itu telah dinyatakan lalai, atau demi perikatannya sendiri, ialah jika ini menetapkan, bahwa si berutang akan harus dianggap lalai dengan lewatnya waktu yang ditentukan”. Bagian Ketiga Tentang perikatan-perikatan untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak berbuat sesuatu Pasal 1239 “Tiap-tiap perikatan untuk berbuat sesuatu, atau tidak berbuat sesuatu, apbila si berutangtidak memenuhi kewajibannya, mendapatkan penyelesaian dalam kewajiban memberikan penggantian biaya, ganti dan bunga”. Universitas Sumatera Utara Pasal 1240 “Dalam pada itu berpiutang adalah berhak menunut akan penghapusan segala sesuatu yang telah dibuat berlawanan dengan perikatan, dan bolehlah ia minta supaya dikuasakan oleh Hakim untuk menyuruh menghapuskan segala sesuatu yang telah dibuat tadi di atas biaya si berutang; dengan tak mengurangi hak menuntut penggantian biaya, rugi dan bunga jika ada alasan untuk itu”. Pasal 1241 “Apabila perikatan tidak dilaksankan, maka siberpiutang boleh juga dikuasakan supaya ia sendirilah mengusahakan pelaksanaannya atas biaya si berutang”. Pasal 1242 “Jika perikatan itu bertujuan untuk tidak berbuat sesuatu, maka pihak yang manapun jika yang berbuat berlawanan dengan perikatan, karena pelanggaran itu dan karena itupun saja, berwajiblah ia akan penggantian biaya, rugi dan bunga”. Bagian Keempat Tentang Penggantian biaya, rugi dan bunga karena tidak dipenuhinya suatu perikatan Universitas Sumatera Utara Pasal 1243 “Penggantian biaya, rugi dan bunga karena tak dipenuhinya suatu periktan, apabila si berutang, setelah dinyatakan lalai memenuhi perikatannya, tetap melalaikannya, atau jika sesuatu yang harus diberikan atau dibuatnya, hanya dapat diberikan atau di buat dalam tenggang waktu yang telah dilampauinya”.

C. Subjek Dan Objek Perjanjian

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Perjanjian Pinjaman Dana Program Kemitraan Antara PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Cabang Belawan Dengan Mitra Binaannya

5 56 146

Analisa Laporan Arus Kas PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Medan

7 56 56

Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan

1 26 44

Analisis Pusat Pelayanan Satu Atap (PPSA) PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Untuk Meningkatkan Pelayanan Jasa Kepelabuhan

1 38 144

Akuntansi Aktiva Tetap pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Unit Usaha Terminal Peti Kemas Belawan

1 34 134

Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Dalam Akuntansi (Studi Pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Cab. Belawan International Container Terminal

1 5 93

Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Dalam Akuntansi (Studi Pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Cab. Belawan International Container Terminal

0 0 12

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN A. Pengertian Perjanjian, Syarat-Syarat Sahnya Perjanjian, Dan Azas-Azas Hukum Perjanjian - Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama Penyediaan Pengemudi Head Truck Angkutan Peti Kemas antara PT. Pelabuhan Indonesia I (PERS

0 0 36

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama Penyediaan Pengemudi Head Truck Angkutan Peti Kemas antara PT. Pelabuhan Indonesia I (PERSERO) Belawan International Container Terminal dengan Koperasi Karyawan Pelabuhan I Kantor Pusa

0 0 12

Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama Penyediaan Pengemudi Head Truck Angkutan Peti Kemas antara PT. Pelabuhan Indonesia I (PERSERO) Belawan International Container Terminal dengan Koperasi Karyawan Pelabuhan I Kantor Pusat

0 0 8