Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN
KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Meningkatkan wawasan kemampuan diri sendiri, Mengembangkan program pembelajaran lebih lanjut.
Berdasarkan pendapat tersebut, guru yang memilki kopetensi pedagogik dalam mengelola proses pembelajaran yang baik seharusnya memenuhi aspek
tersebut diatas. Hal tersebut merupakan dapat dilakukan dan diterapkan mulai dari pendahuluan sampai dengan penutup.
a. Kegiatan Pendahuluan
Berdasarkan data yang peneliti dapatkan dari wawancara serta observasi secara langsung, peneliti menemukan temuan bahwa pada tahap pendahuluan guru
melakukan hal-hal yang sama pada setiap kelas dan pertemuan. Kegiatan pendahuluan merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dengan
komponen-komponen pembelajaran lainnya. Kegiatan pendahuluan pada dasarnya merupakan kegiatan yang harus ditempuh guru dan pesrta didik pada setiap kali
pelaksanaan sebuah pembelajaran. Guru masuk ke kelas setelah bel berbunyi dengan mengucapkan salam. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa
sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing. Setelah itu, guru mengabsen dan menanyakan alasan peserta didik yang tidak hadir kepada peserta didik yang
lainnya. Melalui kegiatan ini, peserta didik akan termotivasi untuk aktif berbicara dan mengeluarkan pendapatnya sehingga pada akhirnya akan muncul rasa ingin
tahu dari setiap anak. Dengan demikian, melalui kegiatan pendahuluan siswa akan tergiring pada kegiatan inti baik yang berkaitan dengan tugas belajar yang harus
dilakukannya maupun berkaitan dengan materi ajar yang harus dipahaminya. Sesungguhnya tindakan yang telah dilakukan guru pada kegiatan pendahuluan ini
telah termasuk dalam upaya yang dilakukan untuk pencapaian kompetensi sikap peserta didik serta menanamkan sikap spiritual dan sosial.
Setelah menyiapkan keadaan siswa dan juga keadaan kelas guru memulai dengan menyampaikan materi yang akan dipelajari sesuai dengan SK dan KD.
Kemudian dilanjutkan dengan menyebutkan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai setelah proses pembelajaran. Langkah-langkah yang dilakukan guru pada
tahap perencanaan dari awal sesungguhnya juga telah sesuai dengan standar proses serti yang dikutip oleh Gunawan 2012, hlm. 230, yaitu:
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN
KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
1. Guru harus menyiapkan peserta didik secara psikis maupun fisik untuk
mengikuti proses pembelajaran. Persiapan psikis yang dilakukan oleh guru dapat dimulai dengan berdoa kemudian menanyakan kabar siswa, kesiapan
siswa untuk memulai pelajaran, dan lain-lain. Sedangkan persiapan fisik dapat dilakukan dengan mengkondisikan situasi kelas.
2. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari atau sering disebut dengan apersepsi.
3. Menjelaskan kepada siswa mengenai tujuan pembelajaran atau kompetensi
dasar yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran. 4.
Menyampaikan kepada siswa mengenai cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
Langkah pada tahapan pendahuluan yang telah disesuaikan dengan standar proses untuk pencapaian kompetensi sikap peserta didik dapat jadikan upaya
untuk menanamkan sikap spiritual dan juga sikap sosial diantaranya: toleransi, gotong royong, jujur, disiplin, sopan santun, bertanggung jawab dan juga percaya
diri. Disamping sebagai pengelola proses pembelajaran, guru juga mempunyai
tugas profesional lain, yaitu mendidik. Chatarina 2006, hlm. 34 memberikan makna mendidik sebagai mendorong dan membimbing peserta didik agar maju
menuju kedewasaan secara utuh, sehingga menjadikan peserta didik baik dan benar. Kedewasaan yang dimaksud meliputi kedewasaan intelektual, emosi,
sosial, fisik, seni, spiritual, dan moral. Hal ini berarti bahwa siswa perlu dibantu untuk berkembang secara holistik, sehingga perkembangannya tidak hanya pada
aspek intelektualnya saja. Peserta didik dibantu agar emosinya seimbang dan tertata, sehingga tidak menjadi emosional tatkala bersikap. Sebagai makhluk
sosial, peserta didik juga dibantu mengembangkan kepekaan dan rela hidup dengan orang lain. Secara fisikpun peserta didik perlu dibantu agar menjadi
manusia yang sehat jasmaninya.
b. Kegiatan Inti