Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2015

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kab. Lingga 2015 III-3 ¿ ÀÁ Â Ã Ä . Å Æ Â Ç È Â É ÁÀ ÊË À Ê ÌÊÍÎ È À ÏÐÇ Ñ À È Ç Ð Â È ÐÊ Ð É Î Ò ÀÁ Ó Ô À Ï Â Ê Õ Î Ê ËË À No Indikator Makro Pembangunan Tahun Ö × Ø × Ö × Ø Ø Ö × Ø Ö Ø Laju Pertumbuhan Ekonomi 6,60 6,64 6,66 Ù PDRB Juta Rp Menurut harga berlaku Menurut harga konstan 1.022.166,86 601.075,69 1.135.940,37 640.979,28 1.263.079,80 683.665 Ú PDRB per kapita Rp Menurut harga konstan Menurut harga berlaku 6.371.497,08 10.852.034,49 6.464.880,81 11.457.030,30 7.508.347,63 12.532.301,79 Û Jumlah Penduduk Jiwa 86.244 90.641 91.054 6 Jumlah Penduduk KK 22.625 23.778 23.887 7 Persentase penduduk dibawah garis kemiskinan 15,83 12,98 14,17 14 Tingkat pengangguran terbuka 3,55 3,52 Sumber : Ü Ý Þ ß àá âã àä å æ ç è æ ééà , ê ëì í

3.2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2015

Terkait dengan semakin terbukanya perdagangan internasional dan masih tergantungnya Indonesia pada dukungan bahan baku dan barang modal dari luar negeri serta masih dominannya pembiayaan pusat dalam mendukung pembangunan Kabupaten Lingga, dapat dinyatakan bahwa tantangan kedepan dalam pembangunan Kabupaten Lingga sangat besar. Jika dikaitkan dengan kondisi perekonomian nasional, maka tantangan dan prospek perekonomian Kabupaten Lingga tahun 2015 sebagai berikut: Tantangan : 1. Makin ketatnya persaingan global dan membanjirnya produk impor sebagai pesaing produk lokal yang dapat menghambat pertumbuhan produksi dalam negeri dan melemahkan pasar lokal. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kab. Lingga 2015 III-4 2. Infrastruktur yang belum memadai bagi perkembangan investasi, pariwisata, dan kelancaran arus barang dan orang dari pedesaan khusus jalan desa masih kurang; 3. Produk SDM yang dihasilkan dunia pendidikan sangat kurang; 4. Pertumbuhan ekonomi masih lamban sesuai dengan karakter perekonomian berbasis pertanian, lebih-lebih masih bertumpu pada komoditas primer. 5. Rumah tangga miskin dan pengangguran; penduduk miskin meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai 14,17, Tingkat pengangguran terbuka terus menurun, namun kategori pengangguran tersembunyi dan pekerja informal masih relatif tinggi. 6. Pemanfaatan sumberdaya alam belum optimal terutama pertanian, perikanan dan pariwisata. 7. Pelayanan publik dirasakan belum memuaskan dan sumber pembiayaan masih sangat terbatas. Selama ini hanya mengandalkan Dana Perimbangan dari Pusat, sementara PAD belum optimal. 8. Pembangunan gedung dan fasilitas perkantoran terutama terkait dengan pusat pemerintahan Kabupaten di Bukit Kanti belum sepenuhnya terealisasi. î ï ð ñ òóô õ 1. Posisi geografis Kabupaten Lingga terletak pada kawasan segitiga emas perdagangan 3 negara Indonesia, Malasia, Singapura serta lintas transportasi laut Selat Malaka merupakan peluang yang strategis bagi pengembangan investasi dan Kabupaten Lingga merupakan salah satu warisan sejarah dimana dijuluki Bunda Tanah Melayu , wisata sejarah yang sangat banyak warisan Kerajaan Riau-Lingga merupakan ö ÷øùú û ü ÷ yang tidak ternilai harganya. 2. Kebijakan Otonomi Daerah; Diterapkannya Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-Undang No. 17 tahun 2003 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah dan Undang- Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kab. Lingga 2015 III-5 Undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan pembangunan Nasional memberikan kewenangan yang luas kepada daerah dalam mengurus daerahnya. Luasnya wewenang ini membuka peluang bagi daerah untuk menetapkan kebijakan-kebijakan dalam segala aspek kehidupan yang disesuaikan dengan kondisi riil daerah. Dengan demikian kebijakan-kebijakan tersebut akan dapat diimplementasikan secara nyata. Diberlakukannya Undang-Undang No. 32 dan 17 tahun 2004 memberi kesempatan yang lebih luas kepada Kabupaten Lingga untuk melakukan ekstensifikasi dan intensifikasi pendapatan sebagai sumber pembiayaan. 3. Meningkatkan kualitas good governance secara nasional. Globalisasi berdampak sangat luas terhadap semua aspek kehidupan masyarakat termasuk diantaranya meningkatnya tuntutan terhadap Good Governance. Meningkatnya tuntutan terhadap Good Governance ini merupakan peluang bagi semua komponen kota untuk membenahi diri dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang transparan, profesional, responsif dan akuntabel sehingga visi pemerintah kota dapat diwujudkan. 4. Ditetapkannya Kabupaten Lingga sebagai wilayah Hinterland bagi Provinsi Kepulauan Riau untuk lumbung pangan Provinsi Kepulauan Riau. Hal ini membuat prospek Kabupaten Lingga ke depannya semakin cerah sehingga diperlukan rencana aksi untuk menyukseskan program tersebut. ý þ ÿ . þ þ þ þ þ þ ÿ þ þ +, , - . 1. Letak geografis dan tata wilayah yang strategis; 2. Tersedia sarana perhubungan darat, laut,udara; 3. Tersedia sumber daya alam pertanian, 1. Produktifitas hasil pertanian pangan, perkebunan, peternakan dan perikanan sebagai andalan masih belum optimal dan potensi wisata belum terkelola 1. Adanya 12 3 4 54 6 7 3 84 3 3 secara nasional untuk memajukan kualitas sumberdaya manusia indonesia melalui prioritas pembangunan pendidikan dan kesehatan; 2. Adanya program nasional 1. Globalisasi dan perdagangan bebas merupakan tantangan untuk terus kreatif, inofatif dalam memproduksi barang dan jasa yang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kab. Lingga 2015 III-6 perkebunan, peternakan dan perikanan yang cukup besar; 4. Tersedia objek wisata alam dan sejarah; 5. Tersedianya lembagatokohpakar keagamaan yang cukup banyak; 6. Tersedianya sumberdaya manusia angkatan kerja yang memadai; 7. Tersimpan peninggalan sejarah dan budaya luhur bukti kejayaan masa lalu. secara optimal. 2. Kondisi jalanjembatan untuk menjamin kelancaran arus barang dan jasa sebagian belum mantap dan masih kurang serta keterbatasan akses jalan di beberapa kawasan dan didaerah kondisi medan yang sulit. 3. Penduduk miskin dan pengangguran masih cukup banyak. 4. Kebanyakan usaha ekonomi rakyat merupakan usaha non formal, sehingga seringkali mengalami kesulitan untuk mengakses permodalan dari lembaga perbankan maupun program- program penguatan ekonomi rakyat lainnya yang membutuhkan aspek legal formal. Padahal sektor usaha ekonomi rakyat tersebut merupakan salah satu pilar ekonomi Kabupaten Lingga. 5. Terdapat kawasan rawan bencana tanah longsor dan banjir. 6. Tingkat kesadaran masyrakat dalam menjaga lingkungan masih rendah sehingga daya dukung lingkungannya menjadi rendah. Disamping itu kondisi kesehatan lingkungan perlu banyak pembenahan, terutama dalam hal penanganan sampah, air bersih, dan sanitasi. 7. Terbatasnya peluang investasi karena keterbatasan sarana dan prasarana. percepatan pembangunan infrastruktur wilayah dibidang kebinamargaan, pengairan,ciptakaryaperu mahan rakyat dan energi; 3. Adanya program nasional pengentasan kemiskinan dan percepatan pembangunan daerah tertinggaldesa tertinggal; 4. Ditetapkannya Kabupaten Lingga sebagai wilayah Hinterland bagi Provinsi Kepulauan Riau untuk lumbung pangan Provinsi Kepulauan Riau. 5. Kapasitas APBD yang masih rendah berpeluang menggali PAD dan mendapatkan bantuan program, dana dekosentrasitugas pembantuan dan bantuan dari lembaga lainnya; 6. Terbukanya peluang kerjasama kemitraan dengan berbagai lembaga pemerintah dan non pemerintah baik antar daerah didalam maupun di luar negeri. 7. Adanya kebijakan otonomi daerah yang memberi peluang untuk mengapresiasi kebutuhan masyarakat dan merencanakan pembangunan sesuai dengan kebutuhan daerah. memiliki daya saing. 2. Fluktuasi harga minyak dan perekonomian dunia yang seringkali berdampak negatif bagi perekonomian daerah perlu disikapi dengan penguatan struktur perekonomian yang berbasis lokal dan penguatan ketahanan pangan masyarakat. 3. Angka pertumbuhan penduduk yang sangat rendah. 4. Lingkungan hidup yang rusak dan perubahan iklim yang tidak harmonis perlu terus ditangani dan dikelola secara berkelanjutan. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kab. Lingga 2015 III-7

3.3. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Tahun 2015