Pengeluaran Pembiayaan Isu Strategis dan Masalah Mendesak RKPD 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LINGGA TAHUN 2015 rovinsi up t n ot n m rint n s

5.1.6. nj

k u

5.2. Belanja Langsung

559.854.533.558,90 484.224.818.086 86,49 5.2.1. Belanja Pegawai 64.109.858.800 58.184.325.643 90,75

5.2.2. Belanja Barang dan Jasa

213.750.286.802 187.570.991.023 87,75 5.2.3. Belanja Modal 281.994.387.956,90 238.469.501.420 84,56 6 PEMBIAYAAN 97.142.581.704,03 100.117.584.327,23 103,06 6.1. Penerimaan Pembiayaan 105.336.567.924,03 108.311.570.577,23 102,82

6.1.1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran

Daerah Tahun sebelumnya 105.336.567.924,03 105.337.744.828,23 100,001 6.1.12 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya 2.973.825.749.000

6.2. Pengeluaran Pembiayaan

8.193.986.220 8.193.986.220 100

6.2.2.1. Penyertaan Modal Investasi

Daerah 6.000.000.000 6.000.000.000 100

6.2.2.2 Pembayaran Pokok Utang

2.193.986.220 2.193.986.220 100

6.2.2.23 Pemberian Dana Bergulir

Sumber : DP2KA Kab. Lingga, LRA 2013 unaudited Berdasarkan hasil perhitungan akhir anggaran, secara umum kinerja anggaran masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD dinilai baik dengan capaian nilai kinerja anggaran sebesar 86,49 bila didasarkan pada perbandingan realisasi belanja langsung dengan anggaran yang tersedia. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja kegiatan dan pengukuran pencapaian sasaran maka pencapaian kinerja kegiatan Pemerintah Kabupaten Lingga dinyatakan sangat berhasil dalam pengelolaan keuangan daerah. Dari tabel diatas juga dapat dilihat bahwa persentase realisasi belanja tidak langsung lebih rendah 30,58 dibanding belanja langsung dengan perbandingan 65,29 Belanja Langsung dan 37,71 Belanja Tidak Langsung. RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LINGGA TAHUN 2015 8

2.4. Isu Strategis dan Masalah Mendesak RKPD 2015

Berdasarkan RPJMD Kabupaten Lingga 2010-2015, isu-isu strategis pembangunan daerah tahun 2015 sebagai berikut: 1 Target Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium MDG s Konsep MDGs muncul dengan pemikiran bahwa ada beberapa hal yang menjadikan masyarakat menjadi tetap rentan dan tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya. Sehingga ditetapkan delapan tujuan beserta target- target-nya yang diharapkan mampu membantu masyarakat keluar dari persoalan-persoalan yang sangat mendasar. Konsep MDGs pada intinya bertujuan untuk membawa pembangunan ke arah yang lebih adil bagi semua pihak, baik untuk manusia dan lingkungan hidup, bagi laki-laki dan perempuan, bagi orangtua dan anak-anak, serta bagi generasi sekarang dan generasi mendatang. Pencapaian target Millenium Development Goals yang akan berakhir pada tahun 2015, diharapkan Pemerintah Kabupaten Lingga dapat mencapai 8 delapan tujuan bersama pembangunan manusia yaitu: menghilangkan angka kemikinan absolut dan kelaparan, memberlakukan pendidikan dasar yang universal, mengembangkan kesetaraan dan pembardayaan perempuan, menurunkan angka kematian anak, memperbaiki kesehatan maternal, memerangi HIVAIDS, malaria dan penyakit lainnya serta menjamin kesinambungan lingkungan hidup. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam isu MDG s Kabupaten Lingga adalah : - Tingkat kemiskinan makro yang meningkat pada tahun 2012 sebesar 14,17, sementara target tahun 2015 adalah 6. Hal ini menjadi perhatian khusus bagi semua pemangku kepentingan. - Isu kesetaraan gender masih menjadi catatan penting mengingat pembangunan masih belum mencerminkan isu pro gender. RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LINGGA TAHUN 2015 - ny it m nu + r s p rti m + , - . 012 34 5 6 up t n 7 -88 . n 8 n 9 ur : : u ; tin 8 8 - m ny 6 6 k n 8 k ; . - n k s it m + , i . n . m 6 r . , : m = i : tin 88 - ny it 12 3 ju 8 m rup isu n = ion + o + : k , n itu m skipun n 8 pr v + nsi 12 3 m = i : t r 8 ? lon 8 r n . : 4 : , us ju 8 . i 6 rik p m : . n p nyulu : n k s ko + : s ko +: . n m = y , A m n 8 n - 6 : B p ny kit t rs 6 ut - C um : t 88 y 8 m m iliki s s s it = i . = , . n - , m inum y n 8 + B ju 8 m rup s + : s A u D tor p nun ; 8 r n . : ny 8 E2 FG = 5 6 up A n 7- n 88 H + : k , n itu p rlu . y k r ; = t , . in = t rk - A untuk s + - 8 6 k r ; = . + m m n 8 A = i m = + : in - 2 Globalisasi dan Perdagangan Bebas 3 su - . n 8 n k s p A p . p rt m u n Asia Pacific EconomicCooperation I J KL 4 p + s n p r . 8 8 6 6 = I free trade L s 9 , m ny luru : . il uk p . M : un N O N O 5 : usus untuk k P = 03 J 0Q k P = p r . 8 8 n 6 6 = I FTA tersebut akan mulai dilaksanakan Tahun 2010. Dimana, mobilitas barang dan orang antar negara maju dan negara berkembang sudah akan bebas dari hambatan bea masuk dan hambatan lainnya sehingga persaingan dalam bidang perdagangan, investasi, dan pasar kerja akan meningkat. Dalam situasi yang demikian, hanya kegiatan yang efisien dan mempunyai daya saing tinggi yang akan dapat bertahan. Kesepakatan perdagangan bebas ini juga menyangkut dengan mobilitas tenaga kerja akan bebas masuk ke Indonesia. Kondisi persaingan ini menjadi semakin tajam dan serius karena mulai Tahun 2010, telah disepakati pula bahwa ke dalam kesepakatan AFTA tersebut dimasukkan pula China sebagai negara anggota mitra dagang baru. Dengan demikian kawasan perdagangan bebas ini berkembang menjadi CAFTA yaitu China Asian Free Trade Area. Akibat masuknya China ini, maka persaingan menjadi ketat dan bersaing karena barang-barang produk China umumnya jauh lebih murah dibandingkan RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LINGGA TAHUN 2015 R R S 60 dengan dari produk negara ASEAN lainnya, termasuk Indonesia. 3 Pencapaian IPM Yang Masih Rendah Kabupaten Lingga pada tahun 2011 memiliki IPM sebesar 71,68. Dengan angka tersebut mengantarkan Kabupaten Lingga berada pada peringkat lima diantara tujuh kabupatenkota di level provinsi sedangkan untuk peringkat nasional berada pada peringkat 251 diantara 497 kabupatenkota di Indonesia. Nilai IPM Kabupaten Lingga pada saat itu jauh berada dibawah IPM Provinsi Kepulauan Riau 75,78 dan IPM Indonesia 72,77. Fakta tersebut menunjukkan bahwa kualitas pembangunan manusia di Kabupaten Lingga saat itu masih berada dibawah standar kualitas pembangunan manusia provinsi dan nasional secara umum. Kondisi ini dapat dimaklumi karena sebagai kabupaten yang masih terbilang baru berdiri dan sedang berada dalam tahap memulai pembangunan diberbagai bidang. Meskipun demikan, bila dilihat dari nilai per komponen, indikator IPM Kabupaten Lingga 2011 masih ada yang nilainya berada diatas rata-rata nilai Provinsi Kepri dan Indonesia, yakni komponen angka harapan hidup. Pada tahun 2012, IPM Kabupaten Lingga meningkat menjadi 72,09; meningkat sebesar 0,41 poin jika dibandingkan dengan satu tahun sebelumnya. Posisi Kabupaten Lingga tetap berada di peringkat lima dari tujuh daerah tingkat dua di provinsi kepulauan ini. Hal ini terlihat dari masih adanya kesenjangan tingkat pendidikan antar-kelompok masyarakat, sarana dan prasarana pendidikan belum sepenuhnya memadai dan kualitas pendidikan masih relatif rendah. Selain bidang pendidikan, bidang kesehatan terkendala dengan perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat serta fasilitas pelayanan dan tenaga kesehatan yang terbatas dan tidak terdistribusi sampai ke wilayah terpencil. RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LINGGA TAHUN 2015 T T U 61 4 Reformasi Birokrasi Keberhasilan proses pembangunan ekonomi tergantung pada kualitas birokrasi. Pada saat ini kualitas birokrasi pemerintah daerah Kabupaten Lingga perlu ditingkatkan terus menerus untuk menghadapi persaingan di era globalisasi. Ekonomi biaya tinggi yang terjadi hingga dewasa ini tidak terlepas dari rendahnya kualitas birokrasi. Oleh karena itu, keberhasilan penatakelolaan birokrasi daerah yang disinkronkan dengan dengan kebijakan reformasi birokrasi oleh pemerintah merupakan kunci utama yang harus dilakukan. Penegakan hukum secara konsisten, termasuk pemberantasan korupsi, dapat memberikan rasa aman, adil, dan kepastian berusaha. Banyak upaya perbaikan sistem hukum yang sudah dibenahi. Namun kesadaran masyarakat Kabupaten Lingga untuk mentaati fungsi hukum dalam menuntun perilaku berkehidupan masyarakat sehari-hari masih harus ditingkatkan seiring jalan untuk menciptakan tatanan kehidupan masyarakat yang lebih demokratis. 5 Kondisi Perekonomian Makro Yang Masih Rendah Pada tahun 2012, secara global pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lingga mengalami pertumbuhan yang positif atau meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, meskipun peningkatannya tidak terlalu besar, yaitu dari 6,64 persen pada tahun 2011 menjadi 6,66 persen pada tahun 2012, atau hanya mengalami peningkatan sebesar 0,02 poin. Capaian laju pertumbuhan ekonomi selama periode ini belum cukup untuk mewujudkan tujuan masyarakat Kabupaten Lingga yang sejahtera. Masih relatif banyak masyarakat Lingga yang tertinggal dan tidak dapat menikmati buah dari pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, harus terus menerus dilakukan percepatan pertumbuhan ekonomi. Percepatan pertumbuhan ekonomi yang diinginkan adalah pertumbuhan ekonomi yang mengikutsertakan sebanyak mungkin masyarakat Lingga inclusive growth. RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LINGGA TAHUN 2015 V V W 62 6 Pembangunan Yang Belum Memperhatikan Keberlanjutan Lingkungan Pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam yang tidak tepat akan mengakibatkan sumber daya alam menyusut lebih. Kerusakan lingkungan hidup mengakibatkan biaya hidup meningkat yang pada gilirannya menurunkan kualitas hidup. Kerusakan lingkungan hidup juga diduga menjadi salah satu penyebab utama munculnya epidemik dan penyakit saluran pernapasan. Dimensi lingkungan hidup pun makin luas berkaitan dengan perubahan iklim yang mempunyai keterkaitan kuat dengan kerusakan lingkungan hidup dan pembangunan yang tidak ramah lingkungan. 7 Peningkatan Infastuktur Pembangunan infrastruktur makin penting jika dilihat dari berbagai dimensi. Percepatan pertumbuhan ekonomi jelas membutuhkan tambahan kuantitas dan perbaikan kualitas infrastruktur. Revilitalisasi pertanian tidak mungkin berhasil tanpa infrastruktur yang memadai, mengingat biaya pemasaran makin dominan dalam struktur biaya akhir suatu komoditas pertanian. Keluarga miskin tidak akan mampu ikut dalam gelombang pertumbuhan ekonomi jika terisolasi akibat ketiadaan infrastruktur. Dalam kebijakan program pembangunan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Kabupaten Lingga 2010-2015 disebutkan bahwa sejalan dengan Visi Kabupaten Lingga yaitu TERWUJUDNYA KABUPATEN LINGGA SEBAGAI BUNDA TANAH MELAYU YANG AGAMIS, BERBUDAYA, DEMOKRATIS DAN MAMPU BERSAING UNTUK MENUJU MASYARAKAT SEJAHTERA . Maka oleh daripada itu RKPD Kabupaten Lingga Tahun 2015 sebagai pelaksanaan terakhir dari RPJMD 2010-2015 tetap mengedepankan dan mempedomani strategi dan arah kebijakan yang tertuang didalam RPJMD . RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LINGGA TAHUN 2015 X X Y 63 Selain daripada itu, RKPD Kabupaten Lingga Tahun 2015 disusun dengan mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh Kabupaten Lingga, Beberapa permasalahan mendasar pembangunan sebagai berikut: • Indeks Pembangunan Manusia terutama bidang pendidikan relatif rendah, terlihat dari masih adanya kesenjangan tingkat pendidikan antar-kelompok masyarakat, sarana dan prasarana pendidikan belum sepenuhnya memadai dan kualitas pendidikan masih relatif rendah. Selain bidang pendidikan, bidang kesehatan terkendala dengan perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat serta fasilitas pelayanan dan tenaga kesehatan yang terbatas dan tidak terdistribusi sampai ke wilayah terpencil. • Kondisi infrastruktur yang kurang memadai terutama untuk wilayah Agrominawisata, pelayanan dasar listrik dan air, pelayanan sosial masyarakat Rumah sakit, sekolah, kawasan pemukiman dan daerah terisolir dan pelayanan publik. • APBD masih rendah dibandingkan dengan permasalahan-permasalahan yang ada. • Eksploitasi sumberdaya alam yang kurang terkendali dan kesadaran masyarakat tentang pelestarian lingkungan masih rendah, sehingga mendorong kerusakan lingkungan semakin cepat. • Belum optimalnya peran perempuan dalam pembangunan lebih disebabkan karena minimnya keterampilan dalam meningkatkan tambahan ekonomi keluarga. • Belum optimalnya pembinaan terhadap masyarakat miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial. • Masih rendahnya tingkat perluasan kesempatan kerja berimplikasi pada meningkatnya angka pengangguran. RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LINGGA TAHUN 2015 Z Z [ 64 • Modal usaha koperasi relatif kecil, sehingga perlu bantuan perbankan dan lembaga keuangan non perbankan serta rendahnya kesadaran pelaku usaha untuk bergabung dalam koperasi. • Belum optimalnya pengawasan dan upaya penggalian sumber pendapatan daerah cenderung mengakibatkan laju pertumbuhan PAD relatif rendah. • Lokasi pemukiman warga masyarakat yang tersebar di pulau-pulau merupakan kendala bagi pembinaan untuk meningkatkan produktivitas. • Belum tersedianya akses teknologi informasi yang handal sehingga menghambat masyarakat untuk menyebarkan informasi potensi dan produk kepada pasar potensial. • Keterbatasan sarana prasarana pertanian dan peternakan serta belum diberdayakan secara optimal kelompok-kelompok tani yang ada mengakibatkan pemanfaatan lahan pertanian belum optimal • Masih terjadi penebangan liar dan pelanggaran terhadap perizinan penambangan. • Sarana pendukung pengembangan obyek dan daya tarik wisata masih minim. • Produktivitas perikanan dan pertanian relatif rendah. RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LINGGA TAHUN 2015 \ \ ] 65 _` a b`b c _de b f _ g _dh ` t b i j b _d b i cb k l mh `nn b op q r s s s t q

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH

BESERTA KERANGKA PENDANAAN u . v . wxyz{ | { } ~ xyx { € ~ ‚x wƒ„…†‡ y ˆ { y ‰‰  Š  ‹ „y Œ v u Š  ‹ „ y ˆ  Ž „ zy Š  ‹ „y Œ  v  Š ‹ „y ‡ ‚‘  Ž y ’ “” • “– “ — ˜ ™š— š” › — “œ› š— “ p “ ž “ Ÿ ¡ ¢ ” “œ›£ “ ™ “— ž“ t “— ¤ ž“¥ › ˜ ™ st ˜ r — “¦ § “£ u — ›— › ™˜ ” u — ¤ ™› — “ — › ¨ u › ž › – “œ “ ™ “— s ˜ ” “ ™› — ™˜ t “ – ™ “¥ ˜ — “ ” “œ › £ “ ž“ — y “ ›œ u p ˜ — ¤ ur “ — ¤“ — ©ª « ¬­®¯ ° st ›” u ± s ” š — ˜ t ˜ r ž “¥ › ²“—™ ³˜ — tr “ ´” ˜ r › ™ “ ³˜ r ›™ “–¦ µ ± — “ ” ˜ — ¶ “ p “›  “ · ± p ˜ rtu ” • u £ “ — y “ — ¤  ˜ • ›£ • “ › ™ ž“ ¥ › t “£ u — ž˜ p “ — ¸ ” “ œ› £ • “— y “™ ¹ º y “— ¤ • “— y “ ™ ž › œ ˜ ˜ s “ › ™ “ — p ˜ ” ˜ r › — t “ £ ¸ ž › “ — t “ ¥ “— y “ t ˜ r ™ “›– ” “œ“ “ £ ›— » r “œ tru ™ tur ¸ p ˜— y ˜ ž› “ “ — ˜ —˜ r ¤› • “ ru t ˜ r • “ ¥ u ™ “ — £›— ¤¤“ ” “ s › £ ” “¥ “™— y “ ™ “œ us ™š rups › ¦ ¼ š — ž›œ› p ˜ r ˜ ™š — š ” › “ — ½ — ž š—˜ s › “ p “ž “ t “ £ u — › —› “ ™ “—  ˜•› £ • “› ™ ž › • “ — ž›— ¤ ™ “— t “ £ u — Ÿ ¡ ¾ ¦ Optimisme tersebut cukup beralasan jika melihat sejumlah situasi yang akan turut memberi dampak pada tahun 2014. Sentimen positif terhadap perekonomian nasional datang dari faktor eksternal dan domestik. Dalam APBN 2014 yang telah disepakati DPR, pemerintah menganggarkan belanja negara sebesar Rp. 1.842,4 trilyun dan pendapatan negara 1.667,1 trilyun. Sedangkan asumsi-asumsi makro yang disepakati yakni pertumbuhan ekonomi rata-rata 6, inflasi 5,5, nilai tukar rupiah 10.500 per dollar AS, surat perbehendaraan negara SPN tiga bulan 5,5, harga minyak mentah indonesia CPI sebesar US106 per barel, dan lifting minyak dan gas bumi migas 2,1 juta barel per hari bph. Mengejar pertumbuhan 6 memang dibutuhkan untuk mendorong penciptaan lapangan kerja serta menurunkan angka pengangguran dan kemiskinan. Jumlah penganggur pada agustus 2013 dibanding Agustus 2012 bertambah 150 ribu orang dari 7,24 juta orang 6,14