e = 1-R e = 1-0,725
2
e = 0,275 x 100 e = 27,5
Angka 27,5 di atas mempunyai makna besarnya faktor lain dalam model di luar kedua variabel independen exogenous di atas. Dengan kata lain variabelitas
tenaga kerja yang dapat di terangkan dengan menggunakan variabel-variabel independen exogenous adalah sebesar 72,5, sedang pengaruh 27,5 disebabkan
oleh variabel-variabel lain di luar riset ini.
2. Pengaruh Variabel independen Exogenous Bantuan Modal Kerja Dan
Nilai Aset Barang Secara Parsial Terhadap Tenaga Kerja.
Hal ini dapat dilihat dari nilai Beta atau Standarized Coefficient di bawah ini, sedangkan untuk pengujian hipotesisnya digunakan nilai t.
Tabel 4.16. Pengaruh Variabel Independen Secara Parsial Terhadap Variabel Dependen Struktur II
Model Stand. Coefficients
t Sig.
Beta Constant
1,821 ,072
Bantuan Modal Kerja ,382
3,215 ,002
Nilai Aset Barang ,493
4,148 ,000
Sumber : Lampiran 3
a. Pengaruh Variabel Bantuan Modal terhadapTenaga Kerja
Kriteria untuk pengambilan keputusan dengan menggunakan nilai t adalah : -
Jika t penelitian t tabel, maka Ho ditolak dan Hi diterima; -
Jika t penelitian t tabel, maka Ho diterima dan Hi ditolak. Untuk menunjukan pengaruh signifikan atau tidak kriterianya sebagai berikut :
- Jika sig penelitian 0,05, maka pengaruh signifikan.
Universitas Sumatera Utara
- Jika sig penelitian 0,05,maka pengaruh tidak signifikan.
Taraf signifikansi penelitian ini sebesar 0,05 dan Degree of Freedom DFDerajat Kebebasan DK adalah DK= 100-2 =98. Dari ketentuan tersebut
diperoleh angka t tabel sebesar 1,980. Hasil penghitungan dengan SPSS pada tabel 4.16. menunjukan t penelitian sebesar 3,215t tabel sebesar 1,980; dengan
demikian keputusannya adalah Ho ditolak dan Hi diterima. Artinya ada hubungan linear antara variabel bantuan modal terhadap tenaga kerja. Adanya hubungan
linear antara kedua variabel tersebut, maka variabel bantuan modal mempengaruhi tenaga kerja.
Besarnya pengaruh variabel bantuan modal terhadap variabel tenaga kerja dapat diketahui dari nilai koefisien Beta pada tabel 4.16. ialah sebesar 0,382 atau
jika dibuat persen menjadi sebesar 38,2. Pengaruh sebesar inisignifikan karena nilai signifikansiprobabilitas hasil penghitungan yang tertera dalam kolom Sig
pada tabel 4.16. sebesar 0,002 0,05. Nilai positif menunjukan hubungan antara kedua variabel tersebut searah, artinya jika bantuan modal meningkat , maka
tenaga kerja akan dinilai tinggi.
b. Pengaruh Variabel Nilai Aset Barang terhadapTenaga Kerja
Kriteria untuk pengambilan keputusan dengan menggunakan nilai t adalah : - Jika t penelitian t tabel, maka Ho ditolak dan Hi diterima;
- Jika t penelitian t tabel, maka Ho diterima dan Hi ditolak. Untuk menunjukan pengaruh signifikan atau tidak kriterianya sebagai berikut :
- Jika sig penelitian 0,05, maka pengaruh signifikan.
- Jika sig penelitian 0,05,maka pengaruh tidak signifikan.
Universitas Sumatera Utara
Taraf signifikansi penelitian ini sebesar 0,05 dan Degree of Freedom DFDerajat Kebebasan DK adalah DK= 100-2 =98. Dari ketentuan tersebut
diperoleh angka t tabel sebesar 1,980. Hasil penghitungan dengan SPSS pada tabel 4.16. menunjukan t penelitian sebesar 4,148 t tabel sebesar 1,980; dengan
demikian keputusannya adalah Ho ditolak dan Hi diterima. Artinya ada hubungan linear antara variabel nilai asset barang terhadap tenaga kerja. Adanya hubungan
linear antara kedua variabel tersebut, maka variabel nilai asset barang mempengaruhi tenaga kerja.
Besarnya pengaruh variabel nilai asset barang terhadap variabel tenaga kerja dapat diketahui dari nilai koefisien Beta pada tabel 4.16. ialah sebesar 0,493 atau
jika dibuat persen menjadi sebesar 49,3 menunjukan bahwa pengaruh sebesar ini signifikan karena nilai signifikansiprobabilitas hasil penghitungan yang tertera
dalam kolom Sig sebesar 0,000 0,05. Nilai positif menunjukan hubungan antara kedua variabel tersebut searah, artinya jika nilai asset barang meningkat , maka
tenaga kerja akan bertambah.
3. Korelasi Antar Variabel Independen Bantuan Modal dan Nilai Aset