mesin baru atau melakukan inovasi-inovasi dalam produk maupun proses produksi. Dalam hasil survei BPS terhadap IK dan IRT menunjukkan bahwa
masalah yang paling sering disebut adalah keterbatasan modal dan kesulitan dalam pemasaran. Sedangkan keterbatasan SDM dan teknologi modern ternyata
bukan merupakan masalah yang serius bagi banyak pengusaha di IK dan IRT Tulus, 2002.
2.7. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini dan sebagai rujukan yaitu :
1. Achmad Sani Alhusain 2009 meneliti tentang analisis kebijakan permodalan dalam mendukung pengembangan usaha mikro kecil dan menengah di Propinsi
Bali dan Sulawesi Utara. Hasil penelitian menunjukan perkembangan Usaha Miro Kecil Menengah UMKM di kedua daerah meskipun masih relatif rendah tapi
cenderung untuk selalu meningkat. Kendala yang dihadapi UMKM di kedua daerah dalam memperoleh permodalan adalah tidak memiliki aset yang dapat
dijaminkan, faktor manajerial dan konsistensi usaha. 2. Harsono 2010 meneliti tentang analisis bantuan kredit dari Dinas Kelautan
dan Perikanan Kabupaten Pati Terhadap Perkembangan UMK Binaan di Kecamatan Juwana. Berdasarkan hasil pada variabel modal usaha didapatkan
nilai -p sebesar 0,000 0,000 0,05 . Hal tersebut berarti ada peningkatan secara signifikan pada variabel modal usaha yaitu sebesar 13. Pada variabel
tenaga kerja didapatkan nilai -p sebesar 0,000 0,000 0,05. Hal tersebut berarti ada peningkatan secara signifikan pada variabel tenaga kerja yaitu
Universitas Sumatera Utara
sebesar 15. Pada variabel jumlah pembeli didapatkan nilai -p sebesar 0,000 0,000 0,05. Hal tersebut berarti ada peningkatan secara signifikan pada
variabel jumlah pembeli yaitu sebesar 27. Pada variabel total penjualan didapatkan nilai -p sebesar 0,000 0,000 0,05. Hal tersebut berarti ada
peningkatan secara signifikan pada variabel total penjualan yaitu sebesar 30. Pada variabel keuntungan didapatkan nilai -p sebesar 0,000 0,000 0,05.
Hal tersebut berarti ada peningkatan secara signifikan pada variabel keuntungan yaitu sebesar 32.
3. Zulkarnain Lubis 2007 Dampak Penyaluran Kredit oleh Credit Union Terhadap Kinerja Usaha Petani dan Pemberdayaan Ekonomi Petani. Pengaruh
Kredit Signifikan Terhadap Kinerja Usaha Tani dan Keadaan Ekonomi Petani Anggota CU, Terkait Keberadaan CU Sebagai Koperasi yang
Memprogramkan Pendidikan Guna Meningkatkan Kemampuan Anggotanya Dalam Mengelola Usaha Tani.
4. Dewi Nur Asih 2008. Meneliti tentang analisis kebijakan kredit terhadap pengembangan usaha perikanan nelayan tradisional di Kabupaten Tojo Una-
Una. Hasil pendugaan model rumahtangga nelayan menunjukan bahwa nilai kredit yang diterima oleh nelayan tradisional dipengaruhi oleh pendapatan
rumahtangga dari kegiatan perikanan, produksi nelayan, umur perahu dan konsumsi total rumahtangga. Kredit mengakibatkan peningkatan alokasi
curahan waktu kerja rumahtangga dalam kegiatan perikanan. Kondisi ini mengakibatkan peningkatan produksi hasil tangkapan nelayan, yang
berdampak pada peningkatan pendapatan dan kemampuan nelayan untuk
Universitas Sumatera Utara
mengakumulasi modal yang diterima bagi perkembangan usaha di masa yang
akan datang, yang ditunjukan dengan peningkatan tabungan nelayan.
5. Jumhur 2006 meneliti tentang analisis permintaan kredit modal kerja usaha kecil di Kota Semarang. Hasil penelitian menunjukan variabel total asset dan
tingkat bunga dilembaga keuangan lainnya berpengaruh signifikan terhadap probabilita permintaan kredit modal kerja usaha kecil dari BMT, sedangkan
faktor keuntungan perbulan dan rasio bagi hasil tidak signifikan terhadap probablilita usaha kecil meminjam modal kerja dari BMT Y pada level
signifikansi 5. Tidak singnifikannya pengaruh keuntungan terhadap Y karena pada umumnya usaha kecil jarang menghitung dan memisahkan
keuntungan yang diperoleh dari usahanya, karena biasanya tidak ada pemisahan antara aset dagang dengan aset peribadi, akibatnya tidak ada
pengaruh yang kuat antara peningkatan keuntungan dengan pemintaan modal kerja. Kemudian rasio bagi hasil tidak signifikan ini lebih disebabkan terutama
oleh masih kurangnya pemahaman dari usaha kecil tentang sistem bagi hasil tersebut merupakan biaya dari penggunaan dana yang dipinjam, yang penting
bagi pengusaha kecil pelayanan cepat dan tidak bertele-tele. 6. Haryanto 2009 Efektivitas Program Bantuan Kredit Usaha Rakyat KUR
Terhadap Pendapatan dan Kesempatan Kerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program
bantuan Kredit Usaha Rakyat di Kelurahan Penatih Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur dikatakan cukup efektif yaitu sebesar 78,5 persen dan
berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan dan kesempatan kerja UMKM sehingga disarankan kepada pemerintah tetap menjalankan program
Universitas Sumatera Utara
bantuan KUR tersebut, akan tetapi dilakukan pendataan ulang untuk UMKM yang akan menerima ataupun yang sudah menerima KUR agar tidak terjadi
penyalahgunaan manfaat dan tujuan diberikannya KUR. 7. Hardiningsih dan Simatupang 2008 meneliti Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kinerja Usaha Pedagang Eceran Studi Kasus: Pedagang Kaki Lima di Kota Yogyakarta. Berdasarkan uji hipotesis diperoleh hasil terdapat
hubungan simultan antara usia, status perkawinan, jumlah tanggungan, tingkat pendidikan, jam kerja, pengalaman pengeceran sebelum mandiri, pengalaman
pada posisi sekarang, tingkat persediaan, ukuran tempat, dan jumlah pegawai dengan tingkat pendapatan bersih pedagang kaki lima. Sedangkan secara
parsial, variabel yang signifikan berpengaruh terhadap tingkat pendapatan bersih pedagang kaki lima yaitu: tingkat pendidikan, jam kerja, pengalaman
pengeceran sebelum mandiri, pengalaman pada posisi sekarang, tingkat persediaan, dan ukuran tempat.
2.8. Kerangka Konseptual