Kerangka Konsep Variabel Penelitian Hipotesis Penelitian Definisi Operasional

42

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Keterangan : Dikendalikan pada petani jenis kelamin laki-laki, umur petani 20-45 tahun, pendidikan lulusan SD, masa kerja 35 tahun Gambar 3.1 Kerangka Konsep

3.2 Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau yang menjadi titik perhatian suatu penelitian Suharsimi Arikunto, 2006:118. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Variabel Terikat Peningkatan pengetahuan Variabel Bebas Pemutaran Media Audio Visual Video Variabel Penggangu 2. Umur 3. Jenis kelamin 4. Pendidikan 5. Masa kerja 1. Variabel bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemutaran media audio visual video tentang keracunan pestisida. 2. Variabel terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah peningkatan pengetahuan. 3. Variabel penggangu Variabel penggangu dalam penelitian ini adalah umur, jenis kelamin dan pendidikan dikendalikan menggunakan sampel yang berusia 20-45 tahun dengan jenis kelamin laki-laki, pendidikan terakhir lulusan SD, masa kerja 35 tahun.

3.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh pemutaran media audio visual video terhadap peningkatan pengetahuan tentang keracunan pestisida pada petani bawang merah di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes.

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen atau alat ukur Soekidjo Notoatmodjo, 2005:46. Tabel 3.2 Definisi Operasional No Variabel Definisi Opersional Alat Ukur Cara Pengukuran Kategori Skala 1 2 3 4 5 6 7 1. Pemutaran media audio visual video tentang keracunan pestisida Penyuluhan dengan metode pemutaran media audio visual video kepada petani mengenai keracunan pestisida Kuesioner Pretest dan post test Wawancara - Mendapat perlakuan pemutaran media audio visual video - Tidak mendapat perlakuan pemutaran media audio visual video Ordinal 2. Peningkatan pengetahuan pestisida Kemampuan responden menjawab dengan benar pertanyaan tentang kegiatan atau aktifitas yang telah dilakukan dalam kegiatan penggunaan pestisida tentang keracunan pestisida Kuesioner Wawancara - Nilai pengetahuan responden baik - Nilai pengetahuan responden kurang 1 = benar 0 = salah Rasio 3.5 Jenis dan Rancangan Penelitian Rancangan penelitian adalah rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap jawaban pertanyaan penelitiannya Sudigdo Sastroatmodjo, 1995:52. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu quasi experiment karena tidak memenuhi syarat untuk menjadi penelitian eksperimen. Pada penelitian ekperimen semu terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi salah satunya adalah randomisasi Soekidjo Notoatmodjo, 2005:162. Rancangan penelitian Non-Equivalent Control yang terdiri dari 1 kelompok intervensi dan 1 kelompok kontrol. Pada rancangan ini sebelum dilakukan intervensi akan dilakukan pretest dan setelah intervensi akan dilakukan posttest untuk dapat mengetahui perbedaan pencapaian. Rancangan penelitian ini dapat digunakan sebagai berikut: Kelompok pretest intervensi posttest Kelompok eksperimen metode pemutaran media audio visual video Oi X1 Oii Kelompok kontrol Oi Oii Tabel 3.3 Rancangan Penelitian Sumber: Soekidjo Notoatmodjo 2005:169 Keterangan: Oi : Pretest yang dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Oii : Posttest yang dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. X1 : Perlakuan atau intervensi metode pemutaran media audio visual video tentang keracunan pestisida. Kuesioner yang sama diujikan kepada kelompok responden yang sama sebanyak dua kali pre-test dan post-test. Waktu antara tes pertama dan kedua tidak terlalu jauh ataupun dekat. Selang waktu 15-30 hari adalah cukup memenuhi syarat Soekidjo Notoatmodjo, 2005:134. Apabila selang waktu terlalu pendek kemungkinan responden masih ingat pertanyaan pada tes yang pertama. Sebaliknya, selang waktu yang terlalu lama, kemungkinan responden sudah terjadi perubahan dalam variabel yang akan diukur. Pada penelitian ini rentan waktu antara pre-test dan post-test baik pada kelompok eksperimen dan kontrol adalah sama yaitu 15 hari.

3.6 Prosedur Penelitian

Dokumen yang terkait

ANALISA PENDAPATAN USAHA TANI DAN PERSEPSI PETANI PADA BAWANG MERAH ORGANIK (Studi kasus di Desa Sajen, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto)

2 24 2

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI BAWANG MERAH (Study Kasus di Desa Sukomoro, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk)

0 14 15

PERBEDAAN PENGETAHUAN PASIEN TENTANG TUBERKULOSIS PADA PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA CETAK DAN MEDIA AUDIO VISUAL DI PUSKESMAS BOLO KABUPATEN BIMA

0 5 23

ANALISIS SOSIAL EKONOMI USAHATANI BAWANG MERAH (Allium Ascalonicum L.) (Studi Kasus di Desa Tamansari, Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo)

0 2 129

PENGARUH PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP SIKAP PETANI DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI PERTANIAN (Studi pada Petani di Desa Poncowarno Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah)

4 25 113

EFEKTIVITAS PEER EDUCATIONDALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN PETANI HORTIKULTURA TENTANG KERACUNAN PESTISIDA DI KELURAHAN RAJABASA JAYA KOTA BANDAR LAMPUNG

4 34 67

PENGARUH PENYULUHAN DENGAN METODE CERAMAH MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET DAN FILM TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN PETANI HORTIKULTURA TENTANG KERACUNAN PESTISIDA DI KELURAHAN RAJABASA JAYA KOTA BANDAR LAMPUNG

3 49 65

PERBEDAAN EFEK PENYULUHAN KESEHATAN MENGGUNAKAN MEDIA CETAK DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN PASIEN TUBERKULOSIS

0 1 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DI SMAN 1 ANJONGAN

0 1 14

EFEKTIFITAS CERAMAH DAN AUDIO VISUAL DALAM PENINGKATAN PENGETAHUAN Iffatun Rosyidah, Winarni Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Surakarta bunda.aya06gmail.com ABSTRAK - EFEKTIFITAS CERAMAH DAN AUDIO VISUAL DALAM PENINGKATAN PENGETAHUAN DISMENOREA PAD

0 1 10