2.1.1.6 Keracunan Pestisida
Semua pestisida mempunyai efek dari keracunan pestisida atau bahaya potensial bagi kesehatan antara lain:
2.1.1.6.1 Karsinogenisitas
1. Insektisida organofosfat umumnya tidak bersifat karsinogenik, kecuali senyawa
yang mengandung halogen misalnya tertaklorvinfos. Zat kimia ini dengan jelas memiliki sifat insektisida organiklorin.
2. Insektisida karbamat sendiri juga tidak bersifat karsinogenik. Tetapi bila ada
asam nitrit, karbaril telah terbukti membentuk nitrosokarbaril yang bersifat karsinogenik. Beberapa pestisida lain dapat juga mengalami penitroan di bawah
keadaan ekstrim, dan produknya bersifat karsinogenik dan mutagenik. 3.
Insektisida organoklorin yang diuji semuanya telah terbukti menginduksi hepatoma pada mencit. Pestisida yang telah menimbulkan banyak perdebatan
adalah DDT. Zat ini tidak bersifat karsinogenik pada tikus, hamster, maupun spesies hewan lainnya, penggunaan DDT telah dibatasi atau dihentikan pada
beberapa negara, sebagian didasarkan pada bahaya kesehatan pontensialnya dan sebagian pada dampak ekologinya. Satu satunya pestisida yang mempunyai
bukti epidemiologi mengenai karsinogenesitas adalah heksaklorosikloheksan. 4.
Fumigen EDB Etilen Dibromid dan DBCP 1,2-dibromo-3-kloropopan terbukti menimbulkan karsinoma sel skuamosa yang sangat ganas dalam
lambung tikus dan mencit. Sejak itu penggunaan telah dibatasi atau dihentikan.
5. Amitrol aminotriazol, suatu herbisid menyebabkan tumor tiroid tampaknya
melalui mekanisme tak langsung. Tetapi, untuk berhati-hati zat ini hanya diijinkan digunakan untuk tanaman bukan pangan.
6. Etilenbisditiokar telah dilaporkan menyebabkan tumor tiroid. Cara kerjanya
diperantarai oleh pecahan utama dan hasil metabolismenya. FAOWHO yang membahas residu pestisida menganjurkan agar penggunaan fungisid ini dibatasi
agar tidak ditemukan etilentiourea dalam makanan Frank C.Lu,1995:334-335.
2.1.1.6.2 Teratogenisitas
Pestisida yang dilaporkan mempunyai efek teratogen ialah fungisid ditiokarbamat. Efek tersebut disebabkan paling tidak sebagian oleh produk
pecahannya ETU. Selain itu kaptan, folpet, parakuat, benomil, dan tiabendazol dilaporkan memiliki efek semacam itu Frank C.Lu, 1995:336.
2.1.1.6.3 Efek Buruk Lain