demikian, setiap siswa memiliki kesempatan untuk memerankan berbagai tantangan peran. Siswa tidak bisa memilih-milih peran yang sesuai dengan
karakternya saja. Ketidakpercayaan diri siswa dapat dilatih selama permainan firing line di
dalam kelompok. Mereka merespons berbagai tipe tantangan sebelum tampil ke depan kelas memerankan peran secara utuh sehingga saat mereka tampil ke depan
kelas bisa lebih percaya diri membawakan tantangan peran yang didapat. Dengan metode firing line dalam pembelajaran bermain peran, siswa dapat
berpartisipasi secara menyeluruh dan mempunyai kesempatan untuk memajukan keterampilannya dalam bekerja sama dan dapat berekspresi secara utuh. Peneliti
juga dapat mengevaluasi penghayatan tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan dengan metode firing line.
Berdasarkan rangkaian uraian di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dan memilih judul
“Peningkatan Keterampilan Bermain Peran dengan Metode Firing Line pada Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 1
Pringapus Tahun Ajaran 20102011 ”.
1.2 Identifikasi Masalah
Bermain peran perlu diajarkan pada siswa kelas VIII C SMP Negeri 1 Pringapus. Pembelajaran ini bermanfaat untuk memperluas pengetahuan dalam
memerankan tokoh dan memperkuat budi pekerti. Sampai saat ini pembelajaran guketerampilan bermain peran siswa kelas VIII C SMP Negeri 1 Pringapus belum
menunjukkan hasil yang maksimal.
Kondisi pembelajaran keterampilan bermain peran dewasa ini bisa dikatakan sangat memprihatinkan. Hal ini disebabkan keterampilan siswa dalam
bermain peran masih jauh dari harapan. Selain itu guru juga kurang kreatif dalam menentukan metode dan teknik dalam membelajarkan keterampilan bermain
peran pada siswa. Penyebab rendahnya keterampilan bermain peran siswa disebabkan oleh faktor internal dan eksternal.
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor-faktor tersebut meliputi : 1 siswa kurang terampil dalam bermain peran,
2 siswa kurang percaya diri dalam memerankan tokoh yang dibawakan, 3 siswa kurang tertarik dengan pembelajaran bermain peran.
Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa yaitu faktor guru. Faktor tersebut meliputi: 1 guru kurang memberikan pelatihan bermain
peran, seperti berlatih vokal, ekspresi, dan penampilan, 2 guru kurang kreatif dalam memilih metode dan teknik yang tepat dalam membelajarkan keterampilan
bermain peran sehingga siswa kurang tertarik terhadap pembelajaran bermain peran.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi
masalah tersebut,
peneliti membatasi
permasalahan yang akan menjadi bahan penelitian yaitu rendahnya keterampilan bermain peran yang disebabkan kurangnya rasa percaya diri siswa dalam
membawakan peran sehingga sering memilih peran yang sesuai dengan
karakternya saja. Untuk meningkatkan keterampilan bermain peran, peneliti menggunakan metode firing line.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah tersebut, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut.
1. Seberapa besar peningkatan keterampilan bermain peran siswa kelas VIII C
SMP Negeri 1 Pringapus tahun ajaran 20102011 setelah mengikuti pembelajaran dengan metode firing line?
2. Bagaimanakah perubahan perilaku siswa kelas VIII C SMP Negeri 1
Pringapus tahun ajaran 20102011 setelah mengikuti pembelajaran dengan metode firing line?
1.5 Tujuan Penelitian