Latar Belakang PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN PERAN DENGAN METODE FIRING LINE PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 1 PRINGAPUS TAHUN AJARAN 2010 2011

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia sebagai individu mempunyai kebutuhan berkomunikasi dan berekspresi. Secara naluriah, ia didesak oleh suatu kebutuhan mengungkapkan berbagai perasaan, tanggapan, pendapat dan sikap, serta pengalaman batinnya. Kebutuhan berekspresi dan komunikasi itu terutama dipenuhi dengan bahasa. Salah satu media komunikasi ekspresi itu diantaranya adalah bermain peran. Bermain peran adalah media komunikasi dan pengungkap ekspresi estetis, yang berhubungan dengan pengaturan rasa, seperti rasa senang, kagum, rasa rindu, rasa kasih sayang, rasa sedih, murung, atau rasa resah dan gelisah. Bermain peran melahirkan suatu aktivitas yang dilakukan dalam mengungkap rasa, cipta, dan karsa yang ada dalam diri setiap manusia sehingga mampu menggugah perasaan batin orang yang menikmatinya. Cerita yang diperankan umumnya bersumber dari kehidupan manusia. Pelaku dalam cerita tersebut mungkin diperankan oleh orang yang sama, tetapi pada umumnya diperankan oleh orang lain Elizar 2006:31. Pembelajaran bermain peran di sekolah mempunyai arti penting bagi pemupukan hidup bergotong royong dan belajar tanggung jawab akan kewajiban yang diserahkan kepadanya. Dengan memilih lakon tertentu, bermain peran dapat menimbulkan rasa cinta tanah air dan bangsa Brahim 1968:156. Rahmanto 1988:90 mengemukakan tujuan utama bermain peran adalah untuk memahami bagaimana suatu tokoh diperankan dengan sebaik-baiknya dalam suatu pementasan. Dengan menghayati berbagai macam peran, siswa akan memiliki wawasan yang lebih luas tentang hidup dan kehidupan yang dihadapinya. Melalui bermain peran, peserta didik berinteraksi dengan orang lain yang juga membawakan peran tertentu sesuai dengan tema yang dipilih. Selama pembelajaran berlangsung, setiap pemeranan dapat melatih sikap empati, simpati, rasa benci, marah, senang, dan peran lainnya. Pemeran tenggelam dalam peran yang dimainkannya dan melibatkan dirinya secara emosional Komara 2009. Dalam bermain peran, siswa memahami perasaan takut, kecewa, sedih, marah, cemburu, dan sebagainya. Saat memerankan tokoh tertentu, ia menghayati dan memahami perasaan-perasaan tokoh yang diperankan. Misalnya, ketika ia melakukan pemeranan yang melibatkan perasaan, ia mulai belajar untuk berempati dengan perasaan orang lain. Kegiatan bermain peran sangat penting sehingga materi tersebut secara khusus tertuang dalam kurikulum. Hal tersebut terdapat pada butir standar kompetensi mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan bermain peran. Kompetensi dasarnya adalah bermain peran sesuai dengan naskah yang ditulis siswa. Peneliti memilih untuk melakukan penelitian tentang pembelajaran bermain peran karena bermain peran merupakan kegiatan yang efektif untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menggunakan bahasa Indonesia. Dengan bermain peran, keterampilan berbahasa yang meliputi empat keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dapat ditingkatkan. Misalnya, jika siswa membawakan dialog berarti dia mengembangkan keterampilan berbicara. Lawan bicara dalam berperan berarti menyimak dialog lawan bicaranya, sedangkan penonton berarti melatih keterampilan menyimaknya. Dalam membaca naskah bermain peran berarti melatih keterampilan membaca siswa. Untuk mengembangkan keterampilan menulis, guru bisa mengembangkan teknik sederhana, misalnya menugasi siswa untuk meringkas cerita yang disimak. Fenomena yang terjadi dalam pembelajaran bermain peran di sekolah, khususnya di SMP Negeri 1 Pringapus, dari hasil pengamatan awal yang dilakukan oleh peneliti menunjukan keterampilan bermain peran siswa di kelas VIII C masih rendah. Hal ini disebabkan oleh guru kurang memberikan pelatihan bermain peran, seperti berlatih vokal, ekspresi, dan penampilan. Guru juga kurang kreatif dalam memilih metode dan teknik yang tepat dalam membelajarkan keterampilan bermain peran sehingga siswa kurang tertarik terhadap pembelajaran bermain peran. Selain itu siswa kurang percaya diri ketika bermain peran. Siswa biasanya memilih peran yang sesuai dengan karakter mereka. Ketika siswa dihadapkan pada peran lain, mereka kurang percaya diri dan malu-malu dalam membawakan karakter tokoh yang diperankan. Melalui penelitian ini, peneliti ingin mengatasi rasa kurang percaya diri siswa ketika bermain peran yaitu melalui penggunaan metode firing line. Metode firing line adalah suatu format gerakan cepat digunakan dalam bermain peran dengan menonjolkan secara terus menerus pasangan yang berputar. Peserta didik mendapat kesempatan untuk merespons secara cepat tipe tantangan peran. Dengan demikian, setiap siswa memiliki kesempatan untuk memerankan berbagai tantangan peran. Siswa tidak bisa memilih-milih peran yang sesuai dengan karakternya saja. Ketidakpercayaan diri siswa dapat dilatih selama permainan firing line di dalam kelompok. Mereka merespons berbagai tipe tantangan sebelum tampil ke depan kelas memerankan peran secara utuh sehingga saat mereka tampil ke depan kelas bisa lebih percaya diri membawakan tantangan peran yang didapat. Dengan metode firing line dalam pembelajaran bermain peran, siswa dapat berpartisipasi secara menyeluruh dan mempunyai kesempatan untuk memajukan keterampilannya dalam bekerja sama dan dapat berekspresi secara utuh. Peneliti juga dapat mengevaluasi penghayatan tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan dengan metode firing line. Berdasarkan rangkaian uraian di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dan memilih judul “Peningkatan Keterampilan Bermain Peran dengan Metode Firing Line pada Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 1 Pringapus Tahun Ajaran 20102011 ”.

1.2 Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

Peningkatan Keterampilan Bermain Peran dengan Teknik Kreatif Dramatik dan Sayembara untuk Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Jatibarang Brebes Tahun Ajaran 2010 2011

0 13 226

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS RANGKUMAN BUKU MELALUI IDE POKOK DENGAN MEDIA FLASH CARD PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 1 GEMUH KABUPATEN KENDAL TAHUN AJARAN 2010 2011

0 7 163

Peningkatan Keterampilan Menulis Surat Resmi melalui Model Explicit Instruction dengan Media Animasi pada Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 1 Dukuhwaru Tahun Ajaran 2010 2011

1 20 268

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN PERAN MENGGUNAKAN TEKNIK JIGSAW DAN MEDIA VCD DRAMA PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 01 KANGKUNG KABUPATEN KENDAL TAHUN AJARAN 2010 2011

0 13 148

(ABSTRAK)Peningkatan Keterampilan Bermain Peran dengan Teknik Kreatif Dramatik dan Sayembara untuk Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Jatibarang Brebes Tahun Ajaran 2010/2011.

0 0 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS RANGKUMAN BUKU MELALUI IDE POKOK DENGAN MEDIA FLASH CARD PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 1 GEMUH KABUPATEN KENDAL TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 2

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN PERAN DENGAN METODE FIRING LINE PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 1 PRINGAPUS TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 2

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN PERAN DENGAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 1 MAYONG KABUPATEN JEPARA TAHUN AJARAN 2008/2009.

0 1 3

Peningkatan Keterampilan Bermain Peran dengan Metode Sosiodrama pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Mayong, Jepara Tahun Ajaran 2008/2009.

0 6 143

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN PROFESIONAL PADA SISWA SMP NEGERI 8 PONTIANAK

0 0 13