Cemaran Udara TINJAUAN PUSTAKA

hasil aktivitas manusia, sebagian dapat kita ambil dari hasil aktivitas kendaraan bermotor, baik mengenal timbal Pb dan karbon C sebagai zat berbahaya yang belum bisa dihilangkan dari hasil penguraian bahan bakar minyak.

G. Cemaran Udara

Cemaran udara adalah bahan yang mengakibatkan polusi udara. Adapun istilah lain dari cemaran udara adalah polutan udara seperti CO, NO x , SO x , H 2 S Alwi, 2005: 46. Dalam penelitian ini parameter cemaran udara yang dibahas adalah karbondioksida atau CO 2 . Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan pencemaran udara, yaitu masuknya zat pencemar berbentuk gas-gas dan partikel kecilaerosol ke dalam udara. Masuknya zat pencemar ke dalam udara dapat secara alamiah, misalnya asap kebakaran hutan, akibat gunung merapi, dan debu meteorit; juga sebagian besar disebabkan oleh kegiatan manusia, misalnya akibat aktivitas transportasi, industri, pembuangan sampah dengan pembakaran dan kegiatan rumah tangga Soedomo 1999: 3. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara Pasal 1, pencemaran udara adalah masuk atau dimasukkannya zat, energi danatau komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara ambien turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya. Whardana 2001 dalam Tyas 2011: 5, pencemaran udara dapat diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan susunan atau komposisi udara dari keadaan normalnya. Menurut Soedomo, sumber pencemaran udara terbagi berdasarkan: 1. Kegiatan yang bersifat alami, contohnya: letusan gunung berapi, kebakaran hutan, dekomposisi biotik, debu, dan spora tumbuhan. 2. Kegiatan antropogenik akibat aktivitas manusia terbagi dalam pencemaran akibat aktivitas transportasi, industri, persampahan, baik akibat proses dekomposisi ataupun pembajakan dan rumah tangga. Sumber polusi yang utama berasal dari transportasi, dimana hampir 60 dari polutan yang dihasilkan terdiri dari karbon monoksida dan sekitar 15 terdiri dari hidrokarbon. Sumber-sumber polusi lainnya misalnya pembakaran, proses industri, pembuangan limbah, dan lain-lain. Polutan yang utama adalah karbon monoksida yang hampir setengahnya dari seluruh udara yang ada.

1. Udara Terpolusi

Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan. Komponen yang konsentrasinya paling bervariasi adalah air dalam bentuk uap O dan karbon dioksida CO 2 . Jumlah uap air yang terdapat di udara bervariasi tergantung dari cuaca dan suhu Fardiaz, 1992: 91. Udara merupakan campuran beberapa macam gas yang perbandingannya tidak tetap, tergantung pada keadaan suhu udara, tekanan udara dan lingkungan sekitarnya. Udara adalah juga atmosfir yang berada di sekeliling bumi yang fungsinya sangat penting bagi kehidupan di dunia ini. Dalam udara terdapat untuk bernafas, karbon dioksida untuk proses fotosintensis oleh khlorofil daun dan ozon untuk menahan sinar ultra violet. Konsentrasi CO 2 di udara selalu rendah, yaitu sekitar 0,03. Konsentrasi CO 2 mungkin naik, tetapi masih dalam kisaran beberapa per seratus persen, misalnya di sekitar proses-proses yang menghasilkan CO 2 seperti pembusukan sampah tanaman, pembakaran, atau di sekitar kumpulan massa manusia di dalam ruangan terbatas yaitu karena pernafasan. Konsentrasi CO 2 yang relatif rendah dijumpai di atas kebun atau ladang tanaman yang sedang tumbuh atau di udara yang baru melalui lautan. Konsentrasi yang relatif rendah ini disebabkan oleh absorbsi CO 2 oleh tanaman selama fotosintesis dan karena kelarutan CO 2 di dalam air. Tetapi pengaruh proses-proses tersebut terhadap konsentrasi total CO 2 di udara sangat kecil karena rendahnya konsentrasi CO 2 . Komposisi udara kering dimana semua uap air telah dihilangkan relatif konstan. Komposisi udara kering yang bersih yang dikumpulkan di sekitar laut dapat dilihat pada Tabel 2.1. Konsentrasi gas dinyatakan dalam persen atau per sejuta ppm= part per million, tetapi untuk gas yang konsentrasinya sangat kecil biasanya dinyatakan dalam ppm. Selain gas- gas yang tercantum dalam tabel, masih ada lagi gas-gas lain yang mungkin terdapat di udara tetapi jumlahnya sangat kecil, yaitu kurang dari 1 ppm. Tabel 2.3 Komposisi Udara Kering dan Bersih Komponen Formula Persen volume Ppm Nitrogen N 2 78,08 780.800 Oksigen O 2 20,95 209.500 Argon Ar 0,934 9.340 Karbon dioksida CO 2 0,0314 314 Neon Ne 0,00182 18 Helium He 0,000524 5 Metana CH 4 0,0002 2 Kripton Kr 0,000114 1 Sumber: Stoker dan Seager 1972 dalam Fardiaz 1992: 92. Apabila susunan udara mengalami perubahan dari susunan keadaan normal seperti tersebut diatas dan kemudian mengganggu kehidupan manusia, hewan, dan binatang maka berarti udara telah tercemar. Udara di alam tidak pernah ditemukan bersih tanpa pencemaran sama sekali. Beberapa gas seperti sulfur dioksida SO 2 , hidrogen sulfida H 2 S, dan karbon monoksida CO selalu dibebaskan ke udara sebagai produk sampingan dari proses-proses alami seperti aktivitas vulkanik, pembusukan sampah tanaman, kebakaran hutan, dan sebagainya. Selain itu partikel-partikel padatan atau cairan berukuran kecil dapat tersebar di udara oleh angin, letusan vulkanik atau gangguan alam lainnya. Selain disebabkan polutan alami tersebut, polusi udara juga dapat disebabkan oleh aktivitas manusia. Pencemaran udara dapat dipantau berdasarkan nilai baku mutu udara ambien. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara pasal 1, mutu udara ambien adalah kadar zat, energi, danatau komponen lainnya yang ada di udara bebas. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999, baku mutu udara ambien adalah ukuran batas atau zat, energi dan komponen yang ada atau yang seharusnya ada atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam udara ambien. Adapun parameter baku mutu udara ambien nasional ditampilkan pada Tabel 2.4. Tabel 2.4 Baku Mutu Udara Ambien Nasional No Parameter Waktu Pengukuran Baku Mutu 1 SO 2 Sulfur dioksida 1 Jam 900 ugNm 3 2 CO Karbon monoksida 1 Jam 30.000 ugNm 3 3 NO 2 Nitrogen dioksida 1 Jam 400 ugNm 3 4 O 3 Oksidan 1 Jam 235 ugNm 3 6 HC Hidro karbon 3 Jam 160 ugNm 3 7 PM 10 Partikel 10 um 24 Jam 150 ugNm 3 PM 2,5 Partikel 2,5 um 24 Jam 65 ugNm 3 8 TSP Debu 24 Jam 230 ugNm 3 9 Pb Timah hitam 24 Jam 2 ugNm 3 10 Kebisingan - 70 dBA Sumber: Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999.

2. Cemaran Udara

Cemaran udara yaitu bahan yang mengakibatkan pencemaran udara. Adapun istilah lain dari cemaran udara adalah polutan udara Alwi, 2005: 46. Menurut Soedomo 2004 dalam Tyas 2011: 10, berdasarkan asal pembentukannya pencemar udara dapat terbagi menjadi dua yaitu: a. Pencemar primer Pencemar primer adalah pencemar yang dalam bentuk asalnya dapat langsung terdispersi ke atmosfer, contohnya partikulat, CO 2 , CO, HC, SO 2 , NO x , dan timah hitam. b. Pencemar sekunder Pencemar sekunder adalah pencemar yang keberadaannya di atmosfer adalah setelah melalui reaksi-reaksi kimia dengan polutan utama, contohnya NO 2 yang terbentuk akibat oksidasi NO. Gambar 2.3 Asal Pencemar Udara Teknik Lingkungan, 2009: 5. Kemudian bila ditinjau dari ciri fisiknya, bahan pencemar udara dapat berupa: 1 Partikel debu, aerosol, timah hitam 2 Gas CO, NOx, SOx, H 2 S, hidrokarbon 3 Energi suhu dan kebisingan Sumber polusi yang utama berasal dari transportasi, dimana hampir 60 dari polutan yang dihasilkan terdiri dari karbon monoksida dan sekitar 15 terdiri dari hidrokarbon lihat Gambar 2.1. Polutan yang utama adalah karbon monoksida yang mencapai hampir setengahnya dari seluruh polutan udara yang ada. Jika kadar dalam udara meningkat, maka suhu bumi akan semakin meningkat. Oleh karena itu, di wilayah kota besar yang padat dengan kendaraan bermotor suhunya selalu tinggi alias panas. Cemaran udara berupa materi padat dan cair bisa berupa titik air dari racun pestisida atau titik air berupa kabut dari hasil pembakaran senyawa kimia industri. Kabut ini bisa menyebabkan sesak nafas dan gatal-gatal pada kulit. Kendaraan bermotor juga bisa mengeluarkan senyawa timbal yang merugikan bagi kesehatan. Pemakaian timah hitam timbal pada bensin menimbulkan dampak negatif dari asap yang dikeluarkan dan timbal yang masuk kedalam tubuh manusia akan bersifat racun dan akan mengendap dalam tubuh sehingga merusak paru-paru. Sumber pencemaran terhadap pengotoran udara di daerah perkotaan adalah transportasi dan industri. Pencemaran transportasi dan industri sebagian besar disebabkan oleh pembakaran energi minyak, yang terdiri dari atas gas Pb, Co, No, dan SO. Kondisi lingkungan sebagai recipiens sangat tergantung pada ada tidaknya vegetasi, kekuatan angin, kecepatan angin, dan arah angin Fandeli et al, 2004. Sumber polusi dan dampak terhadap manusia dari gas pencemar yaitu: 1 Senyawa Nitrogen Oksida a Sumber Polusi Nitrogen Oksida Seluruh jumlah NO x yang dibebaskan ke atmosfer, jumlah yang terbanyak adalah dalam bentuk NO yang diproduksi oleh aktivitas bakteri. Konsentrasi NO x di udara di daerah perkotaan biasanya 10-100 kali lebih tinggi daripada di udara di daerah perdesaan. Konsentrasi NO x di udara daerah perkotaan dapat mencapai 0.5 ppm 500 ppb. Seperti halnya CO, emisi nitrogen oksida dipengaruhi oleh kepadatan penduduk karena sumber utama NO x yang diproduksi manusia adalah dari pembakaran disebabkan oleh kendaraan, produksi energi, pembuangan sampah, dan gas alam. b Pengaruh Nitrogen Oksida terhadap Manusia Penelitian aktivitas mortalitas kedua komponen tersebut menunjukkan bahwa NO 2 empat kali lebih beracun daripada NO. Pada konsentrasi yang normal ditemukan di atmosfer, NO tidak mengakibatkan iritasi dan tidak berbahaya, tetapi pada konsentrasi udara ambien yang normal NO dapat mengalami oksidasi menjadi NO 2 yang lebih beracun. 2 Senyawa Karbon Monoksida CO a Sumber Polusi Karbon Monoksida Karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau, diproduksi oleh segala proses pembakaran yang tidak sempurna dari bahan-bahan yang mengandung karbon atau oleh pembakaran di bawah tekanan dan temperatur tinggi seperti yang terjadi di dalam mesin internal combustion engine. Transportasi menghasilkan CO paling banyak di antara sumber- sumber CO yang lain. Sumber CO yang kedua adalah pembakaran hasil-hasil pertanian seperti sampah, sisa-sisa kayu di hutan, dan sisa-sisa tanaman di perkebunan. Sumber CO yang ketiga adalah proses-proses industri. Dua industri yang merupakan sumber CO terbesar yaitu industri besi dan baja. b Pengaruh CO terhadap Manusia Diketahui bahwa kontak antara manusia dengan CO pada konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kematian. Tetapi ternyata kontak dengan CO pada konsentrasi yang relatif rendah 100 ppm atau kurang juga dapat mengganggu kesehatan. Pengaruh beracun CO terhadap tubuh terutama disebabkan oleh reaksi antara CO dengan hemoglobin Hb di dalam darah. Dengan adanya CO, hemoglobin dapat membentuk karboksihemoglobin. Jika reaksi demikian terjadi, maka kemampuan darah untuk mentranspor oksigen menjadi berkurang. Pengaruh konsentrasi COHb di dalam darah terhadap kesehatan manusia dapat dilihat pada Tabel 2.5. Tabel 2.5 Pengaruh Konsentrasi COHb di Dalam Darah terhadap Kesehatan Manusia. Konsentrasi COHb dalam darah Pengaruhnya terhadap kesehatan 1.0 1.0 – 2.0 2.0 – 5.0 5.0 10.0 – 80.0 Tidak ada pengaruh Penampilan agak tidak normal Pengaruhnya terhadap sistem syaraf sentral, reaksi panca indra tidak normal, benda terlihat agak kabur Perubahan fungsi jantung dan pulmonari peredaran darah kecil Kepala pening, mual, berkunang-kunang, pingsan, kesukaran bernafas, kematian. Sumber: Stoker dan Seager 1972 dalam Fardiaz 1992:100. 3 Sulfur Oksida a Sumber Polusi Sulfur Oksida Hanya sepertiga dari jumlah sulfur yang terdapat di atmosfer merupakan hasil dari aktivitas manusia, dan kebanyakan dalam bentuk SO 2 . Sebanyak dua pertiga dari jumlah sulfur di atmosfer berasal dari sumber-sumber alam seperti volkano, dan terdapat dalam bentuk H 2 S dan oksida. Transportasi bukan merupakan sumber utama polutan SO x, tetapi pembakaran bahan bakar pada sumbernya merupakan sumber utama polutan SO x , misalnya pembakaran batu arang, minyak bakar, gas, kayu, dan sebagainya. Sumber SO x yang kedua adalah dari proses-proses industri seperti industri pemurnian petroleum, industri asam sulfat, industri peleburan baja, dan sebagainya. Pabrik peleburan baja merupakan industri terbesar yang menghasilkan SO x . Hal ini disebabkan berbagai elemen yang penting secara alami terdapat dalam bentuk logam sulfida, misalnya lembaga CuFeS 2 , zink ZnS, meskuri HgS, dan timbal PbS. b Pengaruh Sulfur Oksida terhadap Manusia Polutan SO x mempunyai pengaruh terhadap manusia dan hewan pada konsentrasi juah lebih tinggi daripada yang diperlukan untuk merusak tanaman. Kerusakan pada tanaman terjadi pada konsentrasi sebesar 0,5 ppm sedangkan konsentrasi yang berpengaruh terhadap manusia dapat dilihat pada Tabel 2.6. Tabel 2.6 Pengaruh SO 2 terhadap Manusia Konsentrasi ppm Pengaruh 3-5 Jumlah terkecil yang dapat dideteksi dari baunya 8-12 Jumlah terkecil yang segera mengakibatkan iritasi tenggorokan. 20 Jumlah terkecil yang segera mengakibatkan iritasi mata 20 Jumlah terkecil yang segera mengakibatkan batuk 20 Maksimum yang diperolehkan untuk kontak dalam waktu lama 50-100 Maksimum yang diperolehkan untuk kontak dalam waktu singkat 30 menit 400-500 Berbahaya meskipun kontak secara singkat. Sumber: Kirk dan Othmer 1969 dalam Fardiaz 1992:129. 4 Partikulat a Sumber polusi partikulat Partikulat adalah zat padatair yang halus dan tersuspensi di udara, misalnya embun, debu, asap, fumes, dan fog. Partikulat debu melayang suspended particulate matterSPM merupakan campuran yang sangat rumit dari berbagai senyawa organik dan anorganik yang terbesar di udara dengan diameter yang sangat kecil, mulai dari 1 mikron sampai dengan maksimal 500 mikron. Sedangkan fumes adalah zat padat hasil kondensasi gas, yang biasanya terjadi setelah proses penguapan logam cair. b Pengaruh partikulat terhadap manusia Debu merupakan problem yang serius, terutama setelah disadari bahwa beberapa jenis debu yang mengandung silikat dapat menyebabkan kanker paru-paru selikosis serta dapat menurunkan estetika kota. Hal ini ditemukan di daerah yang memiliki tingkat pencemaran debu cukup tinggi. Konsentrasi dapat dikurangi oleh tanaman terutama pohon. Hal ini disebabkan karena pohon memiliki luas permukaan penyerapan absorption yang lebih luas dibandingkan dengan tanaman semak, perdu, dan penutup tanah. Permukaan batang, cabang, dan ranting pohon juga menjadi media penyerap yang cukup efektif. Partikulat debu tersebut akan berada di udara dalam waktu yang relatif lama dalam keadaan melayang layang di udara dan masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernafasan. Selain dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan, partikel debu juga dapat mengganggu daya tembus pandang mata dan juga mengadakan berbagai reaksi kimia di udara.

3. Faktor yang Mempengaruhi Cemaran Udara

Penentu utama kadar cemaran udara tentu saja adalah jumlah pencemar yang diemisikan ke dalam udara. Tetapi pengalaman menunjukkan bahwa walaupun sumber yang sama mengeluarkan pencemar dari hari ke hari, kadang kala udara bersih dan kadang kala tercemar. Kadar cemaran juga tergantung pada keadaan cuaca. Disamping itu, untuk jumlah emisi yang sama dan keadaan meteorologi yang sama, kadar cemaran udara dipengaruhi oleh bentuk dan susunan geometri sumbernya, termasuk ketinggian emisi di atas tanah dan luas daerah tersebarnya sumber itu. Dengan demikian, faktor yang mempengaruhi pencemaran udara adalah: a. Jumlah total cemaran yang dikeluarkan atau diemisikan seperti jumlah cemaran yang dihasilkan kegiatan industri, kendaraan bermotor, rumah tangga dan pembakaran terbuka. b. Keadaan meteorologi seperti kemantapan udara, arah dan kecepatan angin. c. Bentuk susunan sumber seperti cerobong asap pabrik, asap kendaraan bermotor, asap hasil pembakaran hutan dan lain-lain.

4. Pengendalian Cemaran Udara

Pengendalian cemaran udara meliputi pengendalian dari usaha dan kegiatan sumber tidak bergerak, sumber bergerak spesifik yang dilakukan dengan upaya pengendalian sumber emisi dan sumber gangguan yang bertujuan untuk mencegah turunnya mutu udara ambien. Cara yang nyata untuk mengendalikan pencemaran udara adalah dengan mencegah pencemar memasuki atmosfer, tidak ada cara untuk melakukan hal ini dengan sempurna. Semua kegiatan manusia menghasilkan limbah, sebagian dari limbah ini dengan sendirinya akan memasuki udara. Pengadaan dan penggunaan energi, berbagai cara pengangkutan, dan kegiatan yang umum dilakukan seperti pengecatan rumah dan cuci-kimia semuanya menggunakan udara sebagai sarana untuk menyingkirkan bahan kotoran. Karena meniadakan sama sekali semua kegiatan ini tidak masuk akal, maka harus dicari cara penyingkirannya, yang menghasilkan pencemar berkadar rendah dan dapat diterima. Pengendalian pencemaran tidak dapat diharapkan terjadi atas dasar sukarela. Hal ini harus ditetapkan berdasarkan undang-undang serta kesadaran setiap komponen masyarakat sehingga semua usaha diharuskan memenuhi bakuan yang sama. Upaya pengendalian pencemaran udara sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a. Inventarisasi kualitas udara daerah dengan mempertimbangkan berbagai kriteria yang ada dalam pengendalian pencemaran udara. b. Penetapan baku mutu udara ambien dan baku mutu emisi yang digunakan sebagai tolak ukur pengendalian pencemaran udara. c. Penetapan mutu kualitas udara suatu daerah termasuk perencanaan pengalokasian kegiatan yang berdampak mencemari udara. d. Pemantauan kualitas udara baik ambien dan emisi yang diikuti dengan evaluasi dan analisis. e. Pengawasan terhadap penataan peraturan pengendalian pencemaran udara. f. Peran masyarakat dalam kepedulian terhadap pengendalian pencemaran udara. g. Kebijakan bahan bakar yang diikuti dengan serangkaian kegiatan terpadu dengan mengacu kepada bahan bakar bersih dan ramah lingkungan. h. Penetapan kebijakan dasar baik teknis maupun non teknis dalam pengendalian pencemaran udara secara nasional. Hampir semua kegiatan manusia memasukkan pencemar kedalam atmosfer. Proses alami juga memasukkan bahan-bahan lain, selain yang dianggap sebagai unsur penyusun udara bersih. Disamping nitrogen, oksigen, argon, karbondioksida, air dalam berbagai fasenya, dan gas sesepora yang membentuk bagian tetap yang ada dalam atmosfer selalu mengandung keluaran nabatah yang sedang tumbuh atau membusuk, garam dari percikan air laut, debu dari tanah yang terbawa angin dan badai pasir, asap dari kebakaran yang disebabkan oleh petir dan gas serta uap. Semua bahan alami tersebut terdapat dalam kadar yang rendah, dan tidak membawa akibat yang membahayakan. Namun masuknya pencemar yang bukan alami akibat kegiatan manusia telah menyebabkan berbagai penyakit dan kematian pada manusia, penurunan produktifitas pertanian dan kerusakan tanah. Diantara pengaruh di atas, yang paling mengkhawatirkan adalah yang berkenaan dengan kesehatan manusia. Contohnya partikel-partikel halus hasil pembakaran hutan yang terjadi hampir setiap tahunnya di Kota Pekanbaru, yang menyebabkan penyakit asma dan bronkhitis pada sistem saluran pernapasan manusia. Sumber polusi yang utama berasal dari transpotasi, dimana hampir 60 dari polutan yang dihasilkan terdiri dari karbon monoksida dan sekitar 15 terdiri dari hidrokarbon. Sumber-sumber polusi lainnya misalnya pembakaran, proses industri, pembuangan limbah, dan lain-lain. Polutan yang utama adalah karbon monoksida yang hampir setengahnya dari seluruh udara yang ada. Tabel 2.7 Pengaruh Konsentrasi Pencemaran Tingkat Pengaruh Konsentrasi Pencemaran Merugikan Iritasi Indera dan merusak tanaman , Indeks S, Pengoksid Serius Membahayakan fungsi tubuh, sakit kronis CO, SO 2, H 2 Keadaan Darurat Sakit akut, mati CC, SO 2 Sumber: Stoker dan Seager 1972 dalam Fardiaz 1992:100. Tabel 2.7 menjelaskan tentang pengaruh konsentrasi pencemaran dengan beberapa indicator yang saling berkaitan yaitu tingkat, pengaruh dan konsentrasi pencemaran. Cemaran udara dapat dipantau berdasarkan nilai mutu udara ambien. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara pasal 1, mutu udara ambien adalah kadar zat, energi, danatau komponen lainnya yang ada di udara bebas. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999, baku mutu udara ambien adalah ukuran batas atau zat, energi danatau komponen yang ada atau yang seharusnya ada atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam udara ambien.

5. Keterkaitan Vegetasi dalam Menyerap Cemaran Udara

Vegetasi mempunyai peranan yang besar dalam ekosistem, apalagi jika kita mengamati pembangunan yang meningkat di perkotaan yang seringkali tidak menghiraukan kehadiran lahan untuk vegetasi. Menurut Djamal 1992 dalam Djamal 2005: 51 vegetasi ini sangat berguna dalam produksi oksigen yang diperlukan manusia untuk proses respirasi pernafasan, serta untuk mengurangi keberadaan gas karbon dioksida yang semakin banyak di udara akibat kendaraan bermotor dan industri. Vegetasi berfungsi sebagai filter hidup menurunkan tingkat polusi dengan mengabsorbsi, detoksifikasi, akumulasi, dan atau mengatur metabolisme di udara sehingga kualitas udara meningkat dengan pelepasan oksigen di udara Shannigrahi et al. 2003. Robinatte 1972 dalam Djamal 2005: 51 mengemukakan, berbagai sifat tumbuhan yang khas dan pengaruhnya yang dapat memecahkan masalah teknik yang berhubungan dengan lingkungan, yaitu daging daun yang mengurangi bunyi; ranting- ranting yang bergerak dan bergetar untuk menyerap dan menutupi bunyi- bunyian; pubesen atau bulu-bulu daun yang dapat menahan partikel- partikel air; stomata untuk mengganti gas. Tanaman secara fisiologis bersifat menetralisir keadaan lingkungan yang berada di bawah daya tampung lingkungan. Kemampuan ini dapat berasal dari kerja fotosintesis yang dapat menyerap polutan udara melalui proses evapotranspirasi dapat menyimpan air hujan sebagai imbuhan untuk air tanah, sedangkan aroma yang dikeluarkan tanaman, maupun bentuk fisik tanaman bentuk tajuk dan pilotaxy batang yang khas secara tidak langsung bermanfaat untuk melindungi lingkungan dari terik matahari atau mencegah erosi dan sedimentasi. Adanya kemampuan tersebut, maka tanaman dalam RTH memiliki beberapa fungsi, seperti: 1 ameliorasi iklim, 2 perlindungan terhadap terpaan angin kencang dan perendam suara, 3 mengurangi kebisingan, 4 memberikan perlindungan terhadap terik sinar matahari, 5 perlindungan terhadap asap dan gas beracun, 6 sebagai suatu indikator pencemaran lingkungan, 7 mencegah erosi 8 ruang terbuka hijau, 9 membantu peresapan air hujan, 10 membantu penanggulangan intrusi air laut, 11 pengaman dan pembatas antara jalur lintasan kereta api, dan 12 perlindungan penduduk di sekitar GITET Gardu Induk Tegangan Tinggi. Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05PRTM2012, pohon atau juga pokok ialah tumbuhan dengan batang dan cabang yang berkayu. Pohon memiliki batang utama yang tumbuh tegak, menopang tajuk pohon. Pohon dibedakan dari semak melalui penampilannya. Semak juga memiliki batang berkayu, tetapi tidak tumbuh tegak. Dengan demikian, pisang bukanlah pohon sejati karena tidak memiliki batang sejati yang berkayu. Jenis-jenis mawar hias lebih tepat disebut semak daripada pohon karena batangnya walaupun berkayu tidak berdiri tegak dan habitatnya cenderung menyebar menutup permukaan tanah. Batang merupakan bagian utama pohon dan menjadi penghubung utama antara bagian akar, sebagai pengumpul air dan mineral, dan bagian tajuk pohon canopy, sebagai pusat pengelolahan masukan energi produksi gula dan bereproduksi. Cabang adalah bagian batang, tetapi berukuran lebih kecil dari berfungsi memperluas ruang bagi pertumbuhan daun sehingga mendapatkan lebih banyak cahaya matahari dan juga menekan tumbuhan pesaing di sekitarnya. Batang diliputi dengan kulit yang melindungi batang dari kerusakan. Adapun nama-nama ilmiah dan famili tanaman yang termasuk dalam kategori pohon dapat dilihat di Tabel 2.8. Tanaman yang digunakan sebagai elemen RTH efektif menyerap pencemaran udara, mampu menyesuaikan diri, dan toleran dengan kondisi pencemaran udara di sekitanya. Kemampuan tanaman menyerap pencemaran udara bervariasi, dipengaruhi oleh jenis dan konsentrasi pencemar, sensitivitas tanaman terhadap pencemar, dan faktor pertumbuhan tanaman Wilmer, 1986; Mc Kersie Leshem, 1994; Larcher, 1995 dalam Sulistijorini 2009: 24. Tanaman hijau juga berperan dalam penyerapan kandungan logam dan zat pencemar udara dari hasil aktivitas manusia, sebagian dapat kita ambil dari hasil aktivitas kendaraan bermotor, baik timbal Pb dan karbon C sebagai zat berbahaya yang belum bisa dihilangkan dari hasil penguraian bahan bakar minyak. Tabel 2.8 Nama-Nama Ilmiah dan Famili Pohon. No Nama UmumLokal Nama Ilmiah Daya Serap 1 Trembesi Samanea saman 28.488,39 kgtahun 2 Cassia Cassia sp 5.295,47 kgtahun 3 Kenanga Canangium odoratum 756,59 kgtahun 4 Pingku Dyxoxylum excelsum 720,49 kgtahun 5 Beringin Ficus benyamina 535,90 kgtahun 6 Krey payung Fellicium decipiens 404,83 kgtahun 7 Matoa Pometia pinnata 329,76 kgtahun 8 Mahoni Swettiana mahagoni 295,73 kgtahun 9 Saga Adenanthera pavoniana 221,18 kgtahun 10 .Bungur Lagerstroemia speciosa 160,14 kgtahun 11 Jati Tectona grandis 135,27 kgtahun 12 Nangka Arthocarpus heterophyllus 126,51 kgtahun 13 Johar Cassia grandis 116,25 kgtahun 14 Sirsak Annona muricata 75,29 kgtahun 15 Puspa Schima wallichii 63,31 kgtahun 16 Akasia Acacia auriculiformis 48,68 kgtahun 17 Flamboyan Delonix regia 42,20 kgtahun 18 Sawo kecik Maniilkara kauki, 36,19 kgtahun 19 Tanjung Mimusops elengi 34,29 kgtahun 20 Bunga merak Caesalpinia pulcherrima 30,95 kgtahun 21 .Sempur Dilenia retusa, 24,24 kgtahun Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05PRTM2012. Timbal merupakan logam berat bobot molekul 207, partikel tersebut mengendap di permukaan tanah dan tidak dapat diencerkan. Adanya tanaman, timbal dapat masuk ke dalam tanaman melalui penyerapan dari akar dan daun melalui proses pertukaran gas pada stomata daun. Menurut Prayoto et.all 1993, kadar umum timbal yang normal pada tanaman adalah sebesar 0,5-3 ppm, sebagai contoh kita mengenal Pterocarpus indicus dapat mereduksi timbal di udara sebesar 3,9 µgm 3 , Switenia macrophyllia sebesar 0,8 µgm 3 , Axonopus compresus sebesar 0,55 µgm 3 , serta tanaman-tanaman lainnya yang masih belum diketahui pengaruhnya terhadap timbal http:bebasbanjir2025.wordpress.com. Melihat konsentrasi cemaran udara seperti NO x di udara pada daerah perkotaan biasanya 10-100 kali lebih tinggi daripada di udara di daerah perdesaan, maka perlu keberadaan vegetasi yang mampu menyerap konsentrasi NO x yang berlebih. Pada penelitian Sulistijorini 2009:20 tanaman yang mampu menyerap NO 2 tertinggi adalah D. regia 6,03 µg 15N dm -2 daun, diikuti M. elengi 4,11 µg 15 N dm -2 , P. indicus 2,92 µg 15 N dm -2 , C. burmanii 2,49 µg 15 N dm -2 , S. macrophylla 2,26 µg 15 N dm -2 , L. spaciosa 2,13 µg 15 N dm -2 , G. arborea 1,95 µg 15 N dm -2 , dan C. sumatrana 1,12 µg 15 N dm -2 . Manusia sebagai penghasil CO 2 sebesar 0,5 dari jumlah CO 2 di atmosfer setiap tahun sehingga kandungan gas ini meningkat sebanyak 0,25. Akibatnya laut tidak mampu lagi sebagai penyangga. Jika produksi CO 2 dapat diperlambat, diharapkan lautan dapat mengimbangi kembali. Disinilah peranan vegetasi karena setiap tumbuhan hijau akan menyerap CO 2 dan menghasilkan O 2 . Setiap tahun tambahan CO 2 dari pembakaran fosil sebesar 3,64x10 9 ton. Hutan yang ada dapat menyangga rata-rata 1 tonacretahun sehingga dunia memerlukan tambahan 1.820 juta acre hutan Rich, 1970 dalam Djamal 2005: 54. Fungsi menyegarkan udara pada tumbuhan dengan mengambil CO 2 dalam fotosintesis dan menghasilkan O 2 yang sangat diperlukan bagi makhluk hidup untuk pernapasan. Kemampuan melepas O 2 tergantung kepada tumbuhan hijau yang mempunyai klorofil tinggi dan laju fotosintesis tinggi dengan titik kompensasi cahaya rendah. Monteith 1990 dalam Djamal 2005: 68 mengemukakan bahwa fotosintesis pada tanaman yang tumbuh normal menggunakan semua CO 2 pada lapisan 30 meter di atas tanaman dalam seharinya. Penghijauan kota yang mempunyai kemampuan tinggi dalam menyerap dan menjerap polutan makan konsentrasi pencemar akan semakin kecil. Dengan demikian manusia yang tinggal di kota hidup dengan baik dan sehat. Penghijauan kota baik seharusnya disertai upaya penurunan konsentrasi pencemar, yang diharapkan dapat meningkatkan daya dukung lingkungan kota Dahlan, 1992 dalam Permana 2006: 17. Lebih lanjut bahwa cemaran udara di daerah perkotaan dan daerah industri yang terserap dan terakumulasi oleh badan tanaman, jika polusi tersebut beracun dapat mempengaruhi kesehatan tanaman tersebut. 54

H. PENELITIAN TERDAHULU