hasil  aktivitas  manusia,  sebagian  dapat  kita  ambil  dari  hasil  aktivitas kendaraan  bermotor,  baik  mengenal  timbal  Pb  dan  karbon  C  sebagai
zat  berbahaya  yang  belum  bisa  dihilangkan  dari  hasil  penguraian  bahan bakar minyak.
G. Cemaran Udara
Cemaran udara adalah bahan yang mengakibatkan polusi udara. Adapun istilah  lain  dari  cemaran  udara  adalah  polutan  udara  seperti  CO,  NO
x
,  SO
x
, H
2
S  Alwi,  2005:  46.  Dalam  penelitian  ini  parameter  cemaran  udara  yang dibahas  adalah  karbondioksida  atau  CO
2
.  Perubahan  lingkungan  udara  pada umumnya  disebabkan  pencemaran  udara,  yaitu  masuknya  zat  pencemar
berbentuk gas-gas dan partikel kecilaerosol ke dalam udara. Masuknya zat pencemar  ke  dalam  udara  dapat  secara  alamiah,  misalnya  asap  kebakaran
hutan,  akibat  gunung  merapi,  dan  debu  meteorit;  juga  sebagian  besar disebabkan  oleh  kegiatan  manusia,  misalnya  akibat  aktivitas  transportasi,
industri,  pembuangan  sampah  dengan  pembakaran  dan  kegiatan  rumah tangga Soedomo 1999: 3.
Menurut  Peraturan  Pemerintah  Nomor  41  Tahun  1999  tentang Pengendalian  Pencemaran  Udara  Pasal  1,  pencemaran  udara  adalah  masuk
atau  dimasukkannya  zat,  energi  danatau  komponen  lain  ke  dalam  udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara ambien turun sampai ke
tingkat  tertentu  yang  menyebabkan  udara  ambien  tidak  dapat  memenuhi fungsinya. Whardana 2001 dalam Tyas 2011: 5, pencemaran udara dapat
diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan  susunan  atau  komposisi  udara  dari  keadaan  normalnya.
Menurut Soedomo, sumber pencemaran udara terbagi berdasarkan: 1.
Kegiatan  yang  bersifat  alami,  contohnya:  letusan  gunung  berapi, kebakaran hutan, dekomposisi biotik, debu, dan spora tumbuhan.
2. Kegiatan  antropogenik  akibat  aktivitas  manusia  terbagi  dalam
pencemaran  akibat  aktivitas  transportasi,  industri,  persampahan,  baik akibat proses dekomposisi ataupun pembajakan dan rumah tangga.
Sumber polusi yang utama berasal dari transportasi, dimana hampir 60 dari  polutan  yang  dihasilkan  terdiri  dari  karbon  monoksida  dan  sekitar  15
terdiri dari hidrokarbon. Sumber-sumber polusi lainnya misalnya pembakaran, proses industri, pembuangan limbah, dan lain-lain. Polutan yang utama adalah
karbon monoksida yang hampir setengahnya dari seluruh udara yang ada.
1. Udara Terpolusi
Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan.
Komponen yang konsentrasinya paling bervariasi adalah air dalam bentuk uap
O dan karbon dioksida CO
2
. Jumlah uap air yang terdapat di udara bervariasi  tergantung  dari  cuaca  dan  suhu  Fardiaz,  1992:  91.  Udara
merupakan  campuran  beberapa  macam  gas  yang  perbandingannya  tidak tetap, tergantung pada keadaan suhu udara, tekanan udara dan lingkungan
sekitarnya.  Udara  adalah  juga  atmosfir  yang  berada  di  sekeliling  bumi
yang  fungsinya  sangat  penting  bagi  kehidupan  di  dunia  ini.  Dalam  udara terdapat
untuk  bernafas,  karbon  dioksida  untuk  proses  fotosintensis oleh khlorofil daun dan ozon
untuk menahan sinar ultra violet. Konsentrasi  CO
2
di  udara  selalu  rendah,  yaitu  sekitar  0,03. Konsentrasi  CO
2
mungkin  naik,  tetapi  masih  dalam  kisaran  beberapa  per seratus  persen,  misalnya  di  sekitar  proses-proses  yang  menghasilkan  CO
2
seperti  pembusukan  sampah  tanaman,  pembakaran,  atau  di  sekitar kumpulan  massa  manusia  di  dalam  ruangan  terbatas  yaitu  karena
pernafasan.  Konsentrasi  CO
2
yang  relatif  rendah  dijumpai  di  atas  kebun atau ladang tanaman yang sedang tumbuh atau di udara yang baru melalui
lautan.  Konsentrasi  yang  relatif  rendah  ini  disebabkan  oleh  absorbsi  CO
2
oleh  tanaman  selama  fotosintesis  dan  karena  kelarutan  CO
2
di  dalam  air. Tetapi  pengaruh  proses-proses  tersebut  terhadap  konsentrasi  total  CO
2
di udara sangat kecil karena rendahnya konsentrasi CO
2
. Komposisi  udara  kering  dimana  semua  uap  air  telah  dihilangkan
relatif konstan. Komposisi udara kering yang bersih yang dikumpulkan di sekitar laut dapat dilihat pada Tabel 2.1. Konsentrasi gas dinyatakan dalam
persen  atau  per  sejuta  ppm=  part  per  million,  tetapi  untuk  gas  yang konsentrasinya  sangat  kecil  biasanya  dinyatakan  dalam  ppm.  Selain  gas-
gas yang tercantum dalam tabel, masih ada lagi gas-gas lain yang mungkin terdapat di udara tetapi jumlahnya sangat kecil, yaitu kurang dari 1 ppm.
Tabel 2.3 Komposisi Udara Kering dan Bersih
Komponen Formula
Persen volume Ppm
Nitrogen N
2
78,08 780.800
Oksigen O
2
20,95 209.500
Argon Ar
0,934 9.340
Karbon dioksida CO
2
0,0314 314
Neon Ne
0,00182 18
Helium He
0,000524 5
Metana CH
4
0,0002 2
Kripton Kr
0,000114 1
Sumber: Stoker dan Seager 1972 dalam Fardiaz 1992: 92. Apabila susunan udara mengalami perubahan dari susunan keadaan
normal  seperti  tersebut  diatas  dan  kemudian  mengganggu  kehidupan manusia, hewan, dan binatang maka berarti udara telah tercemar. Udara di
alam  tidak  pernah  ditemukan  bersih  tanpa  pencemaran  sama  sekali. Beberapa  gas  seperti  sulfur  dioksida  SO
2
,  hidrogen  sulfida  H
2
S,  dan karbon  monoksida  CO  selalu  dibebaskan  ke  udara  sebagai  produk
sampingan  dari  proses-proses  alami  seperti  aktivitas  vulkanik, pembusukan sampah tanaman, kebakaran hutan, dan sebagainya. Selain itu
partikel-partikel  padatan  atau  cairan  berukuran  kecil  dapat  tersebar  di udara  oleh  angin,  letusan  vulkanik  atau  gangguan  alam  lainnya.  Selain
disebabkan  polutan  alami  tersebut,  polusi  udara  juga  dapat  disebabkan oleh aktivitas manusia.
Pencemaran  udara  dapat  dipantau  berdasarkan  nilai  baku  mutu udara  ambien.  Menurut  Peraturan  Pemerintah  Nomor  41  Tahun  1999
tentang  pengendalian  pencemaran  udara  pasal  1,  mutu  udara  ambien adalah  kadar  zat,  energi,  danatau  komponen  lainnya  yang  ada  di  udara
bebas.  Menurut  Peraturan  Pemerintah  Nomor  41 Tahun  1999,  baku  mutu
udara ambien adalah ukuran batas atau zat, energi dan komponen yang ada atau  yang  seharusnya  ada  atau  unsur  pencemar  yang  ditenggang
keberadaannya dalam udara ambien.  Adapun parameter baku mutu udara ambien nasional ditampilkan pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4 Baku Mutu Udara Ambien Nasional
No Parameter
Waktu Pengukuran
Baku Mutu
1 SO
2
Sulfur dioksida 1 Jam
900 ugNm
3
2 CO Karbon
monoksida 1 Jam
30.000 ugNm
3
3 NO
2
Nitrogen dioksida 1 Jam
400 ugNm
3
4 O
3
Oksidan 1 Jam
235 ugNm
3
6 HC Hidro karbon
3 Jam 160 ugNm
3
7 PM
10
Partikel 10 um 24 Jam
150 ugNm
3
PM
2,5
Partikel 2,5 um
24 Jam 65 ugNm
3
8 TSP Debu
24 Jam 230 ugNm
3
9 Pb Timah hitam
24 Jam 2 ugNm
3
10 Kebisingan
- 70 dBA
Sumber: Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999.
2. Cemaran Udara
Cemaran  udara  yaitu  bahan  yang  mengakibatkan  pencemaran udara. Adapun istilah lain dari cemaran udara adalah polutan udara Alwi,
2005: 46. Menurut Soedomo  2004 dalam Tyas  2011: 10, berdasarkan asal pembentukannya pencemar udara dapat terbagi menjadi dua yaitu:
a. Pencemar primer
Pencemar primer adalah  pencemar  yang dalam bentuk  asalnya dapat langsung terdispersi ke atmosfer, contohnya partikulat, CO
2
, CO, HC, SO
2
, NO
x
, dan timah hitam.
b. Pencemar sekunder
Pencemar  sekunder  adalah  pencemar  yang  keberadaannya  di atmosfer  adalah  setelah  melalui  reaksi-reaksi  kimia  dengan  polutan
utama, contohnya NO
2
yang terbentuk akibat oksidasi NO.
Gambar 2.3 Asal Pencemar Udara Teknik Lingkungan, 2009: 5.
Kemudian  bila  ditinjau  dari  ciri  fisiknya,  bahan  pencemar  udara  dapat berupa:
1 Partikel debu, aerosol, timah hitam
2 Gas CO, NOx, SOx, H
2
S, hidrokarbon 3
Energi suhu dan kebisingan
Sumber  polusi    yang  utama  berasal  dari  transportasi,  dimana hampir  60  dari  polutan  yang  dihasilkan  terdiri  dari  karbon  monoksida
dan sekitar 15 terdiri dari hidrokarbon lihat Gambar 2.1. Polutan yang utama adalah karbon monoksida  yang mencapai  hampir setengahnya dari
seluruh  polutan  udara  yang  ada.  Jika  kadar dalam  udara  meningkat,
maka  suhu  bumi  akan  semakin  meningkat.  Oleh  karena  itu,  di  wilayah kota  besar  yang  padat  dengan  kendaraan  bermotor  suhunya  selalu  tinggi
alias panas. Cemaran  udara  berupa  materi  padat  dan  cair  bisa  berupa  titik  air
dari  racun  pestisida  atau  titik  air  berupa  kabut  dari  hasil  pembakaran senyawa  kimia  industri.  Kabut  ini  bisa  menyebabkan  sesak  nafas  dan
gatal-gatal  pada  kulit.  Kendaraan  bermotor  juga  bisa  mengeluarkan senyawa  timbal  yang  merugikan  bagi  kesehatan.  Pemakaian  timah  hitam
timbal  pada  bensin  menimbulkan  dampak  negatif  dari  asap  yang dikeluarkan dan timbal yang masuk kedalam tubuh manusia akan bersifat
racun dan akan mengendap dalam tubuh sehingga merusak paru-paru. Sumber  pencemaran  terhadap  pengotoran  udara  di  daerah
perkotaan  adalah  transportasi  dan  industri.  Pencemaran  transportasi  dan industri sebagian besar disebabkan oleh pembakaran energi minyak,  yang
terdiri  dari  atas  gas  Pb,  Co,  No,  dan  SO.  Kondisi  lingkungan  sebagai recipiens  sangat  tergantung  pada  ada  tidaknya  vegetasi,  kekuatan  angin,
kecepatan angin, dan arah angin Fandeli et al, 2004. Sumber polusi dan dampak terhadap manusia dari gas pencemar yaitu:
1 Senyawa Nitrogen Oksida
a Sumber Polusi Nitrogen Oksida
Seluruh jumlah NO
x
yang dibebaskan ke atmosfer, jumlah yang  terbanyak  adalah  dalam  bentuk  NO  yang  diproduksi  oleh
aktivitas  bakteri.  Konsentrasi  NO
x
di  udara  di  daerah  perkotaan
biasanya  10-100  kali  lebih  tinggi  daripada  di  udara  di  daerah perdesaan.  Konsentrasi  NO
x
di  udara  daerah  perkotaan  dapat mencapai  0.5  ppm  500  ppb.  Seperti  halnya  CO,  emisi  nitrogen
oksida  dipengaruhi  oleh  kepadatan  penduduk  karena  sumber utama  NO
x
yang  diproduksi  manusia  adalah  dari  pembakaran disebabkan  oleh  kendaraan,  produksi  energi,  pembuangan
sampah, dan gas alam. b
Pengaruh Nitrogen Oksida terhadap Manusia Penelitian  aktivitas  mortalitas  kedua  komponen  tersebut
menunjukkan bahwa NO
2
empat kali lebih beracun daripada NO. Pada  konsentrasi  yang  normal  ditemukan  di  atmosfer,  NO  tidak
mengakibatkan iritasi dan tidak berbahaya, tetapi pada konsentrasi udara ambien yang normal NO dapat mengalami oksidasi menjadi
NO
2
yang lebih beracun. 2
Senyawa Karbon Monoksida CO
a Sumber Polusi Karbon Monoksida
Karbon  monoksida  adalah  gas  yang  tidak  berwarna  dan tidak  berbau,  diproduksi  oleh  segala  proses  pembakaran  yang
tidak  sempurna  dari  bahan-bahan  yang  mengandung  karbon  atau oleh  pembakaran  di  bawah  tekanan  dan  temperatur  tinggi  seperti
yang  terjadi  di  dalam  mesin  internal  combustion  engine. Transportasi  menghasilkan  CO  paling  banyak  di  antara  sumber-
sumber CO yang lain. Sumber CO yang kedua adalah pembakaran
hasil-hasil  pertanian  seperti  sampah,  sisa-sisa  kayu  di  hutan,  dan sisa-sisa  tanaman  di  perkebunan.  Sumber  CO  yang  ketiga  adalah
proses-proses  industri.  Dua  industri  yang  merupakan  sumber  CO terbesar yaitu industri besi dan baja.
b Pengaruh CO terhadap Manusia
Diketahui  bahwa  kontak  antara  manusia  dengan  CO  pada konsentrasi  tinggi  dapat  menyebabkan  kematian.  Tetapi  ternyata
kontak dengan CO pada konsentrasi yang relatif rendah 100 ppm atau  kurang  juga  dapat  mengganggu  kesehatan.  Pengaruh
beracun  CO  terhadap  tubuh  terutama  disebabkan  oleh  reaksi antara  CO  dengan  hemoglobin  Hb  di  dalam  darah.  Dengan
adanya  CO,  hemoglobin  dapat  membentuk  karboksihemoglobin. Jika  reaksi  demikian  terjadi,  maka  kemampuan  darah  untuk
mentranspor  oksigen  menjadi  berkurang.  Pengaruh  konsentrasi COHb di dalam darah terhadap kesehatan manusia dapat dilihat
pada Tabel 2.5. Tabel  2.5  Pengaruh  Konsentrasi  COHb  di  Dalam  Darah
terhadap Kesehatan Manusia. Konsentrasi COHb
dalam darah Pengaruhnya terhadap kesehatan
1.0 1.0
– 2.0 2.0
– 5.0
5.0 10.0
– 80.0 Tidak ada pengaruh
Penampilan agak tidak normal Pengaruhnya terhadap sistem syaraf sentral,
reaksi panca indra tidak normal, benda terlihat agak kabur
Perubahan fungsi jantung dan pulmonari peredaran darah kecil
Kepala pening, mual, berkunang-kunang, pingsan, kesukaran bernafas, kematian.
Sumber: Stoker dan Seager 1972 dalam Fardiaz 1992:100.
3
Sulfur Oksida
a Sumber Polusi Sulfur Oksida
Hanya  sepertiga  dari  jumlah  sulfur  yang  terdapat  di atmosfer merupakan hasil dari aktivitas manusia, dan kebanyakan
dalam  bentuk  SO
2
.  Sebanyak  dua  pertiga  dari  jumlah  sulfur  di atmosfer  berasal  dari  sumber-sumber  alam  seperti  volkano,  dan
terdapat dalam bentuk H
2
S dan oksida. Transportasi bukan merupakan sumber utama polutan SO
x,
tetapi  pembakaran  bahan  bakar  pada  sumbernya  merupakan sumber  utama  polutan  SO
x
,  misalnya  pembakaran  batu  arang, minyak bakar, gas, kayu, dan sebagainya. Sumber SO
x
yang kedua adalah  dari  proses-proses  industri  seperti  industri  pemurnian
petroleum,  industri  asam  sulfat,  industri  peleburan  baja,  dan sebagainya.
Pabrik  peleburan  baja  merupakan  industri  terbesar  yang menghasilkan  SO
x
.  Hal  ini  disebabkan  berbagai  elemen  yang penting  secara  alami  terdapat  dalam  bentuk  logam  sulfida,
misalnya  lembaga  CuFeS
2
,  zink  ZnS,  meskuri  HgS,  dan timbal PbS.
b Pengaruh Sulfur Oksida terhadap Manusia
Polutan  SO
x
mempunyai  pengaruh  terhadap  manusia  dan hewan  pada  konsentrasi  juah  lebih  tinggi  daripada  yang
diperlukan  untuk  merusak  tanaman.  Kerusakan  pada  tanaman
terjadi  pada  konsentrasi  sebesar  0,5  ppm  sedangkan  konsentrasi yang berpengaruh terhadap manusia dapat dilihat pada Tabel 2.6.
Tabel 2.6 Pengaruh SO
2
terhadap Manusia Konsentrasi
ppm Pengaruh
3-5 Jumlah terkecil yang dapat dideteksi dari baunya
8-12 Jumlah terkecil yang segera mengakibatkan iritasi
tenggorokan. 20
Jumlah terkecil yang segera mengakibatkan iritasi mata
20 Jumlah terkecil yang segera mengakibatkan batuk
20 Maksimum  yang  diperolehkan  untuk  kontak
dalam waktu lama 50-100
Maksimum  yang  diperolehkan  untuk  kontak dalam waktu singkat 30 menit
400-500 Berbahaya meskipun kontak secara singkat.
Sumber: Kirk dan Othmer 1969 dalam Fardiaz 1992:129. 4
Partikulat a
Sumber polusi partikulat Partikulat  adalah  zat  padatair  yang  halus  dan  tersuspensi
di  udara, misalnya  embun,  debu, asap, fumes, dan fog. Partikulat debu  melayang  suspended  particulate  matterSPM  merupakan
campuran  yang  sangat  rumit  dari  berbagai  senyawa  organik  dan anorganik  yang  terbesar  di  udara  dengan  diameter  yang  sangat
kecil, mulai dari 1 mikron sampai dengan maksimal 500 mikron. Sedangkan  fumes  adalah  zat  padat  hasil  kondensasi  gas,  yang
biasanya terjadi setelah proses penguapan logam cair. b
Pengaruh partikulat terhadap manusia Debu  merupakan  problem  yang  serius,  terutama  setelah
disadari  bahwa  beberapa  jenis  debu  yang  mengandung  silikat
dapat  menyebabkan  kanker  paru-paru  selikosis  serta  dapat menurunkan  estetika  kota.  Hal  ini  ditemukan  di  daerah  yang
memiliki  tingkat  pencemaran  debu  cukup  tinggi.  Konsentrasi dapat dikurangi oleh tanaman terutama pohon. Hal ini disebabkan
karena  pohon  memiliki  luas  permukaan  penyerapan  absorption yang lebih luas dibandingkan dengan tanaman semak, perdu, dan
penutup tanah. Permukaan batang, cabang, dan ranting pohon juga menjadi media penyerap yang cukup efektif.
Partikulat debu tersebut akan berada di udara dalam waktu yang  relatif  lama  dalam  keadaan  melayang  layang  di  udara  dan
masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernafasan. Selain dapat  berpengaruh negatif terhadap kesehatan, partikel debu juga
dapat  mengganggu  daya  tembus  pandang  mata  dan  juga mengadakan berbagai reaksi kimia di udara.
3. Faktor yang Mempengaruhi Cemaran Udara
Penentu  utama  kadar  cemaran  udara  tentu  saja  adalah  jumlah pencemar  yang  diemisikan  ke  dalam  udara.  Tetapi  pengalaman
menunjukkan  bahwa  walaupun  sumber  yang  sama  mengeluarkan pencemar  dari  hari  ke  hari,  kadang  kala  udara  bersih  dan  kadang  kala
tercemar. Kadar cemaran juga tergantung pada keadaan cuaca. Disamping itu,  untuk  jumlah  emisi  yang  sama  dan  keadaan  meteorologi  yang  sama,
kadar  cemaran  udara  dipengaruhi  oleh  bentuk  dan  susunan  geometri sumbernya,  termasuk  ketinggian  emisi  di  atas  tanah  dan  luas  daerah
tersebarnya  sumber  itu.  Dengan  demikian,  faktor  yang  mempengaruhi pencemaran udara adalah:
a. Jumlah total cemaran yang dikeluarkan atau diemisikan seperti jumlah
cemaran  yang  dihasilkan  kegiatan  industri,  kendaraan  bermotor, rumah tangga dan pembakaran terbuka.
b. Keadaan  meteorologi  seperti  kemantapan  udara,  arah  dan  kecepatan
angin. c.
Bentuk susunan sumber seperti cerobong asap pabrik, asap kendaraan bermotor, asap hasil pembakaran hutan dan lain-lain.
4. Pengendalian Cemaran Udara
Pengendalian cemaran udara meliputi pengendalian dari usaha dan kegiatan sumber tidak bergerak, sumber bergerak spesifik  yang dilakukan
dengan  upaya  pengendalian  sumber  emisi  dan  sumber  gangguan  yang bertujuan untuk mencegah turunnya mutu udara ambien. Cara  yang nyata
untuk  mengendalikan  pencemaran  udara  adalah  dengan  mencegah pencemar  memasuki  atmosfer,  tidak  ada  cara  untuk  melakukan  hal  ini
dengan  sempurna.  Semua  kegiatan  manusia  menghasilkan  limbah, sebagian  dari  limbah  ini  dengan  sendirinya  akan  memasuki  udara.
Pengadaan  dan  penggunaan  energi,  berbagai  cara  pengangkutan,  dan kegiatan  yang  umum  dilakukan  seperti  pengecatan  rumah  dan  cuci-kimia
semuanya menggunakan udara sebagai sarana untuk menyingkirkan bahan kotoran. Karena meniadakan sama sekali semua  kegiatan ini  tidak masuk
akal,  maka  harus  dicari  cara  penyingkirannya,  yang  menghasilkan pencemar berkadar rendah dan dapat diterima.
Pengendalian pencemaran tidak dapat diharapkan terjadi atas dasar sukarela.  Hal  ini  harus  ditetapkan  berdasarkan  undang-undang  serta
kesadaran setiap komponen masyarakat sehingga semua usaha diharuskan memenuhi  bakuan  yang  sama.  Upaya  pengendalian  pencemaran  udara
sesuai  dengan  Peraturan  Pemerintah  Nomor  41  Tahun  1999  tentang pengendalian  pencemaran  udara  mencakup  kegiatan-kegiatan  sebagai
berikut: a.
Inventarisasi kualitas udara daerah dengan mempertimbangkan berbagai kriteria yang ada dalam pengendalian pencemaran udara.
b. Penetapan  baku  mutu  udara  ambien  dan  baku  mutu  emisi  yang
digunakan sebagai tolak ukur pengendalian pencemaran udara. c.
Penetapan  mutu  kualitas  udara  suatu  daerah  termasuk  perencanaan pengalokasian kegiatan yang berdampak mencemari udara.
d. Pemantauan kualitas udara baik ambien dan emisi yang diikuti dengan
evaluasi dan analisis. e.
Pengawasan  terhadap  penataan  peraturan  pengendalian  pencemaran udara.
f. Peran masyarakat dalam kepedulian terhadap pengendalian pencemaran
udara.
g. Kebijakan  bahan  bakar  yang  diikuti  dengan  serangkaian  kegiatan
terpadu  dengan  mengacu  kepada  bahan  bakar  bersih  dan  ramah lingkungan.
h. Penetapan  kebijakan  dasar  baik  teknis  maupun  non  teknis  dalam
pengendalian pencemaran udara secara nasional. Hampir  semua  kegiatan  manusia  memasukkan  pencemar  kedalam
atmosfer.  Proses  alami  juga  memasukkan  bahan-bahan  lain,  selain  yang dianggap  sebagai  unsur  penyusun  udara  bersih.  Disamping  nitrogen,
oksigen,  argon,  karbondioksida,  air  dalam  berbagai  fasenya,  dan  gas sesepora  yang  membentuk  bagian  tetap  yang  ada  dalam  atmosfer  selalu
mengandung  keluaran  nabatah  yang  sedang  tumbuh  atau  membusuk, garam dari percikan air laut, debu dari tanah yang terbawa angin dan badai
pasir, asap dari kebakaran yang disebabkan oleh petir dan gas serta uap. Semua bahan alami tersebut terdapat dalam kadar yang rendah, dan
tidak membawa akibat yang membahayakan. Namun masuknya pencemar yang  bukan  alami  akibat  kegiatan  manusia  telah  menyebabkan  berbagai
penyakit  dan  kematian  pada  manusia,  penurunan  produktifitas  pertanian dan  kerusakan  tanah.  Diantara  pengaruh  di  atas,  yang  paling
mengkhawatirkan  adalah  yang  berkenaan  dengan  kesehatan  manusia. Contohnya  partikel-partikel  halus  hasil  pembakaran  hutan  yang  terjadi
hampir  setiap  tahunnya  di  Kota  Pekanbaru,  yang  menyebabkan  penyakit asma  dan  bronkhitis  pada  sistem  saluran  pernapasan  manusia.  Sumber
polusi  yang  utama  berasal  dari  transpotasi,  dimana  hampir  60  dari
polutan  yang  dihasilkan  terdiri  dari  karbon  monoksida  dan  sekitar  15 terdiri  dari  hidrokarbon.  Sumber-sumber  polusi  lainnya  misalnya
pembakaran,  proses  industri,  pembuangan  limbah,  dan  lain-lain.  Polutan yang  utama  adalah  karbon  monoksida  yang  hampir  setengahnya  dari
seluruh udara yang ada. Tabel 2.7 Pengaruh Konsentrasi Pencemaran
Tingkat Pengaruh
Konsentrasi Pencemaran
Merugikan Iritasi Indera dan merusak tanaman
, Indeks S, Pengoksid
Serius Membahayakan fungsi tubuh, sakit
kronis CO, SO
2,
H
2
Keadaan Darurat Sakit akut, mati
CC, SO
2
Sumber: Stoker dan Seager 1972 dalam Fardiaz 1992:100. Tabel  2.7  menjelaskan  tentang  pengaruh  konsentrasi  pencemaran
dengan  beberapa  indicator  yang  saling  berkaitan  yaitu  tingkat,  pengaruh dan  konsentrasi  pencemaran.  Cemaran  udara  dapat  dipantau  berdasarkan
nilai mutu udara ambien. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara pasal 1, mutu udara ambien
adalah  kadar  zat,  energi,  danatau  komponen  lainnya  yang  ada  di  udara bebas.  Menurut  Peraturan  Pemerintah  Nomor  41 Tahun  1999,  baku  mutu
udara  ambien  adalah  ukuran  batas  atau  zat,  energi  danatau  komponen yang ada atau yang seharusnya ada atau unsur pencemar yang ditenggang
keberadaannya dalam udara ambien.
5. Keterkaitan Vegetasi dalam Menyerap Cemaran Udara
Vegetasi mempunyai peranan yang besar dalam ekosistem, apalagi jika  kita  mengamati  pembangunan  yang  meningkat  di  perkotaan  yang
seringkali  tidak  menghiraukan  kehadiran  lahan  untuk  vegetasi.  Menurut Djamal 1992 dalam Djamal 2005: 51 vegetasi ini sangat berguna dalam
produksi  oksigen  yang  diperlukan  manusia  untuk  proses  respirasi pernafasan,  serta  untuk  mengurangi  keberadaan  gas  karbon  dioksida
yang semakin banyak di udara akibat kendaraan bermotor dan industri. Vegetasi berfungsi  sebagai filter hidup  menurunkan tingkat polusi
dengan  mengabsorbsi,  detoksifikasi,  akumulasi,  dan  atau  mengatur metabolisme di udara sehingga kualitas udara meningkat dengan pelepasan
oksigen di udara Shannigrahi et al. 2003. Robinatte 1972 dalam Djamal 2005:  51  mengemukakan,  berbagai  sifat  tumbuhan  yang  khas  dan
pengaruhnya  yang  dapat  memecahkan  masalah  teknik  yang  berhubungan dengan  lingkungan,  yaitu  daging  daun  yang  mengurangi  bunyi;  ranting-
ranting  yang bergerak dan bergetar untuk  menyerap dan menutupi bunyi- bunyian;  pubesen  atau  bulu-bulu  daun  yang  dapat  menahan  partikel-
partikel air; stomata untuk mengganti gas. Tanaman secara fisiologis bersifat menetralisir keadaan lingkungan
yang  berada  di  bawah  daya  tampung  lingkungan.  Kemampuan  ini  dapat berasal dari kerja fotosintesis yang dapat menyerap polutan udara melalui
proses evapotranspirasi dapat menyimpan air hujan sebagai imbuhan untuk air  tanah,  sedangkan  aroma  yang  dikeluarkan  tanaman,  maupun  bentuk
fisik  tanaman  bentuk  tajuk  dan  pilotaxy  batang  yang  khas  secara  tidak langsung bermanfaat untuk melindungi lingkungan dari terik matahari atau
mencegah  erosi  dan  sedimentasi.  Adanya  kemampuan  tersebut,  maka
tanaman  dalam  RTH  memiliki  beberapa  fungsi,  seperti:  1  ameliorasi iklim,  2  perlindungan  terhadap  terpaan  angin  kencang  dan  perendam
suara, 3 mengurangi  kebisingan, 4 memberikan perlindungan terhadap terik  sinar  matahari,  5  perlindungan  terhadap  asap  dan  gas  beracun,  6
sebagai  suatu  indikator  pencemaran  lingkungan,  7  mencegah  erosi  8 ruang  terbuka  hijau,  9  membantu  peresapan  air  hujan,  10  membantu
penanggulangan intrusi air laut, 11 pengaman dan pembatas antara jalur lintasan  kereta  api,  dan  12  perlindungan  penduduk  di  sekitar  GITET
Gardu Induk Tegangan Tinggi. Menurut
Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum
Nomor 05PRTM2012,  pohon  atau  juga  pokok  ialah  tumbuhan  dengan  batang
dan  cabang  yang  berkayu.  Pohon  memiliki  batang  utama  yang  tumbuh tegak,  menopang  tajuk  pohon.  Pohon  dibedakan  dari  semak  melalui
penampilannya. Semak juga memiliki batang berkayu, tetapi tidak tumbuh tegak.  Dengan  demikian,  pisang  bukanlah  pohon  sejati  karena  tidak
memiliki  batang  sejati  yang  berkayu.  Jenis-jenis  mawar  hias  lebih  tepat disebut  semak  daripada  pohon  karena  batangnya  walaupun  berkayu  tidak
berdiri  tegak  dan  habitatnya  cenderung  menyebar  menutup  permukaan tanah.
Batang  merupakan  bagian  utama  pohon  dan  menjadi  penghubung utama antara bagian akar, sebagai pengumpul air dan mineral, dan bagian
tajuk  pohon  canopy,  sebagai  pusat  pengelolahan  masukan  energi produksi  gula  dan  bereproduksi.  Cabang  adalah  bagian  batang,  tetapi
berukuran lebih kecil dari berfungsi memperluas ruang bagi pertumbuhan daun  sehingga  mendapatkan  lebih  banyak  cahaya  matahari  dan  juga
menekan  tumbuhan  pesaing  di  sekitarnya.  Batang  diliputi  dengan  kulit yang  melindungi  batang  dari  kerusakan.  Adapun  nama-nama  ilmiah  dan
famili tanaman yang termasuk dalam kategori pohon dapat dilihat di Tabel 2.8.
Tanaman  yang  digunakan  sebagai  elemen  RTH  efektif  menyerap pencemaran udara, mampu menyesuaikan diri, dan toleran dengan kondisi
pencemaran  udara  di  sekitanya.  Kemampuan  tanaman  menyerap pencemaran  udara  bervariasi,  dipengaruhi  oleh  jenis  dan  konsentrasi
pencemar,  sensitivitas  tanaman  terhadap  pencemar,  dan  faktor pertumbuhan  tanaman  Wilmer,  1986;  Mc  Kersie    Leshem,  1994;
Larcher,  1995  dalam  Sulistijorini  2009:  24.  Tanaman  hijau  juga berperan dalam penyerapan kandungan logam dan zat pencemar udara dari
hasil  aktivitas  manusia,  sebagian  dapat  kita  ambil  dari  hasil  aktivitas kendaraan  bermotor,  baik  timbal  Pb  dan  karbon  C  sebagai  zat
berbahaya yang belum bisa dihilangkan dari hasil penguraian bahan bakar minyak.
Tabel 2.8 Nama-Nama Ilmiah dan Famili Pohon.
No Nama UmumLokal
Nama Ilmiah Daya Serap
1 Trembesi
Samanea saman 28.488,39 kgtahun
2 Cassia
Cassia sp 5.295,47 kgtahun
3 Kenanga
Canangium odoratum 756,59 kgtahun
4 Pingku
Dyxoxylum excelsum 720,49 kgtahun
5 Beringin
Ficus benyamina 535,90 kgtahun
6 Krey payung
Fellicium decipiens 404,83 kgtahun
7 Matoa
Pometia pinnata 329,76 kgtahun
8 Mahoni
Swettiana mahagoni 295,73 kgtahun
9 Saga
Adenanthera pavoniana 221,18 kgtahun
10 .Bungur
Lagerstroemia speciosa 160,14 kgtahun
11 Jati
Tectona grandis 135,27 kgtahun
12 Nangka
Arthocarpus heterophyllus 126,51 kgtahun
13 Johar
Cassia grandis 116,25 kgtahun
14 Sirsak
Annona muricata 75,29 kgtahun
15 Puspa
Schima wallichii 63,31 kgtahun
16 Akasia
Acacia auriculiformis 48,68 kgtahun
17 Flamboyan
Delonix regia 42,20 kgtahun
18 Sawo kecik
Maniilkara kauki, 36,19 kgtahun
19 Tanjung
Mimusops elengi 34,29 kgtahun
20 Bunga merak
Caesalpinia pulcherrima 30,95 kgtahun
21 .Sempur
Dilenia retusa, 24,24 kgtahun
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05PRTM2012. Timbal merupakan logam berat bobot molekul 207, partikel tersebut
mengendap di permukaan tanah dan tidak dapat diencerkan. Adanya tanaman, timbal dapat masuk ke dalam tanaman melalui penyerapan dari
akar dan daun melalui proses pertukaran gas pada stomata daun. Menurut Prayoto et.all 1993, kadar umum timbal yang normal pada tanaman
adalah sebesar 0,5-3 ppm, sebagai contoh kita mengenal Pterocarpus indicus dapat mereduksi timbal di udara sebesar 3,9 µgm
3
, Switenia macrophyllia sebesar 0,8 µgm
3
, Axonopus compresus sebesar 0,55 µgm
3
, serta tanaman-tanaman lainnya yang masih belum diketahui pengaruhnya
terhadap timbal http:bebasbanjir2025.wordpress.com. Melihat  konsentrasi  cemaran  udara  seperti  NO
x
di  udara  pada daerah  perkotaan  biasanya  10-100  kali  lebih  tinggi  daripada  di  udara  di
daerah perdesaan, maka perlu keberadaan vegetasi yang mampu menyerap konsentrasi  NO
x
yang  berlebih.  Pada  penelitian  Sulistijorini  2009:20 tanaman  yang  mampu  menyerap  NO
2
tertinggi  adalah  D.  regia  6,03  µg 15N dm
-2
daun, diikuti M. elengi 4,11 µg
15
N dm
-2
, P. indicus 2,92 µg
15
N  dm
-2
,  C.  burmanii  2,49  µg
15
N  dm
-2
,  S.  macrophylla  2,26  µg
15
N
dm
-2
, L. spaciosa 2,13 µg
15
N dm
-2
, G. arborea 1,95 µg
15
N dm
-2
, dan C. sumatrana 1,12 µg
15
N dm
-2
. Manusia  sebagai  penghasil  CO
2
sebesar  0,5  dari  jumlah  CO
2
di atmosfer  setiap  tahun  sehingga  kandungan  gas  ini  meningkat  sebanyak
0,25. Akibatnya laut tidak mampu lagi sebagai penyangga. Jika produksi CO
2
dapat  diperlambat,  diharapkan  lautan  dapat  mengimbangi  kembali. Disinilah  peranan  vegetasi  karena  setiap  tumbuhan  hijau  akan  menyerap
CO
2
dan  menghasilkan  O
2
.  Setiap  tahun  tambahan  CO
2
dari  pembakaran fosil  sebesar  3,64x10
9
ton.  Hutan  yang  ada  dapat  menyangga  rata-rata  1 tonacretahun sehingga dunia memerlukan tambahan 1.820 juta acre hutan
Rich, 1970 dalam Djamal 2005: 54. Fungsi menyegarkan udara pada tumbuhan dengan mengambil CO
2
dalam  fotosintesis  dan  menghasilkan  O
2
yang  sangat  diperlukan  bagi makhluk  hidup  untuk  pernapasan.  Kemampuan  melepas  O
2
tergantung kepada  tumbuhan  hijau  yang  mempunyai  klorofil  tinggi  dan  laju
fotosintesis  tinggi  dengan  titik  kompensasi  cahaya  rendah.  Monteith 1990 dalam  Djamal 2005:  68 mengemukakan bahwa fotosintesis pada
tanaman  yang  tumbuh  normal  menggunakan  semua  CO
2
pada  lapisan  30 meter di atas tanaman dalam seharinya. Penghijauan kota yang mempunyai
kemampuan  tinggi  dalam  menyerap  dan  menjerap  polutan  makan konsentrasi pencemar akan semakin kecil. Dengan demikian manusia yang
tinggal  di  kota  hidup  dengan  baik  dan  sehat.  Penghijauan  kota  baik seharusnya  disertai  upaya  penurunan  konsentrasi  pencemar,  yang
diharapkan  dapat  meningkatkan  daya  dukung  lingkungan  kota  Dahlan, 1992  dalam  Permana  2006:  17.  Lebih  lanjut  bahwa  cemaran  udara  di
daerah perkotaan dan daerah industri yang terserap dan terakumulasi oleh badan  tanaman,  jika  polusi  tersebut  beracun  dapat  mempengaruhi
kesehatan tanaman tersebut.
54
H. PENELITIAN TERDAHULU