Tabel 2.2 Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Jumlah Penduduk
No Unit
Lingkungan Tipe RTH
Luas minimal unit
Luasan minimalkapita
1. 250 jiwa
Taman RT 250
1,0 2.
2500 jiwa Taman RW
1.250 0,5
3. 30.000 jiwa
Taman Kelurahan 9.000
0,3 Taman Kecamatan
24.000 0,2
4. 120.000 jiwa
Pemakaman Disesuaikan
1,2 5.
480.000 jiwa RTH Taman
144.000 0,3
Hutan Kota Disesuaikan
4,0
Untuk fungsi-fungsi tertentu
Disesuaikan 12,5
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05PRTM2008 Taman  dalam  konsep  RTH  merupakan  gabungan  dari  bentuk  interaksi
antara  tanaman  dengan  fasilitas  sosial.  Penempatan  lokasi  RTH  Taman disesuaikan  dengan  bentuk  dan  kebutuhan  yang  ada  di  lingkungan  tersebut,
seperti  jenis  vegetasi  maupun  kebutuhan  fasilitas  yang  dapat  mendukung aktifitas  warga  masyarakat  daerah  tersebut.  Dalam  keterkaitan  antara  sistem
informasi RTH dan cemaran udara maka disusunlah formula yang terdiri atas:
a. Formula Kawasan RTH
Formula  kawasan  RTH  digunakan  untuk  mengetahui  kebutuhan  dan potensi  RTH  diproses  dengan  bantuan  SIG  Sistem  Informasi  Geografis.
Pada awalnya dilakukan pengelompokan RTH berupa RTH kawasan hutan dan  RTH  non  kawasan  hutan  berupa  RTH  pertamanan  dan  RTH  kebun
campuran  serta  area  pemakaman.  Selanjutnya  dilakukan  analisis  RTH yang meliputi:
1 Analisis sebaran dan luas RTH berdasarkan klasifikasi RTH
2 Menghitung  rata-rata  indeks  tahanan  permukaan  berdasarkan  sifat
morfologis setiap agregat komunitas vegetasi RTH
3 Pada setiap komunitas vegetasi di hitung berdasarkan  pendugaan luas
daun  LAI-leaf  area  indeks,  dalam  Sitompul,  S.M  dan  B.  Guritno; 1995
LAI = C
T
[Ls
-0,27
EXP {0.035 Cs
0.15
π  Cs1,252}]
Keterangan: Ls  = koefisien bentuk  daun rata-rata untuk  masing-masing kelompok
tumbuhan  pembentuk RTH, merupakan lebar daun dan panjang daun rata-rata
Cs = koefisien bentuk tajuk rata-rata untuk masing-masing kelompok tumbuhan  pembentuk RTH, merupakan nisbah antara lebar tajuk dan
tinggi tajuk rata-rata Ct = koefisien model arsitektur tumbuhan, nilai diperkirakan berkisar
antara  10-25,  dengan  rata-rata  sebesar  19,27,  nilai  ini  dianalisis berdasarkan model arsitektur pohon yang diperkenalkan oleh Halle
Oldeman 1975. Parameter  yang digunakan untuk  menghitung kawasan RTH meliputi
indeks  luas  daun  LAI,  sumber  pencemaran  udara  dan  kebisingan SCUB,  indeks  kenyamanan  IK,  kebutuhan  oksigen  perkategori
pemanfaaatan  lahan  KO.  Tiga  parameter  pertama  memiliki  peran  yang lebih  besar  dari  pada  parameter  akhir  sehingga  diperlukan  pembobotan
atau  skoring  berjenjang  pada  setiap  kategori  penyusun.  Pendekatan  ini
dikenal  dengan  pendekatan  overlay  berjenjang  tertimbang  Setyowati, 2014. Formula sebagai berikut:
Keterangan : KRTH : skor satuan pemetaan kebutuhan RTH
LAI : skor satuan pemetaan indeks luas daun
IK : skor satuan indeks kenyamanan
SCUB  : skor satuan pemetaan sumber pencemaran  udara dan bising KO
:  skor satuan pemetaan kebutuhan oksigen penduduk kualitatif
b. Formula Cemaran Udara