54
H. PENELITIAN TERDAHULU
No Nama Peneliti
Judul Tujuan
Metode Hasil
1 Dwi Erlina
Pusponingrum Optimalisasi Ruang Terbuka
Hijau Untuk Memenuhi Kebutuhan Oksigen di
Kecamatan Tembalang Kota Semarang.
Mengetahui luasan dan bagaimana persebaran RTH di Kecamatan Tembalang Kota Semarang, kondisi tingkat
kenyamanan udara di Kecamatan Tembalang Kota Semarang dan kebutuhan RTH yang optimal untuk
memenuhi kebutuhan oksigen di Kecamatan Tembalang Kota Semarang.
Observasi, Dokumentasi,
Wawancara, Interpretasi Citra,
1. Kenyamanan udara di Kec. Tembalang berkisar
antara 23,65 sampai 24,55. 2.
Kebutuhan RTH optimal dalam memenuhi oksigen sebesar
4.126,94 Ha
dengan kekurangan
penanaman pohon sebanyak 617.158 batang pohon.
2 Sulistijorini
Keefektifan Dan Toleransi Jenis Tanaman Jalur Hijau
Jalan Dalam Mereduksi Pencemar No2 Akibat
Aktivitas Transportasi. Mengkaji kemampuan tanaman menyerap NO2 pada
kondisi semilapang, mengkaji distribusi nitrogen yang berasal dari NO2 dan mengkaji keefektifan tanaman dalam
mengurangi konsentrasi pencemar NO2; serta engkaji toleransi tanaman terhadap bahan-bahan pencemar udara
akibat aktivitas transportasi. Observasi,
Pengukuran, Uji Laboratorium
1. Konsentrasi pencemar NO
2
tertinggi sebesar 34.05 µg m-
3
tempat terbuka dan 29.15 µg m-
3
tempat bervegetasi.
2. Vegetasi dengan kerapatan tajuk 10m jarak 5-15m
dari bahu jalan mengurangi konsentrasi NO
2
sebesar 10.62. 3
Jun Yang, Joe McBride,
Jinxing, dan Zhcu Zhenyuan Sun
Hutan Kota Di Beijing Dan Perannya Dalam
Pengurangan Polusi Udara. Menggambarkan komposisi saat ini dan struktur hutan
kota Beijing, mengukur polutan udara utama termasuk SO
2
, NO
2
, PM
10
, dan O
3
, mengukur emisi BVOC dari perkotaan hutan dan menghitung penyerapan CO
2
Interpretasi Citra, Observasi.
1. Beijing Bagian tengah, sekitar 29 dari pohon
digolongkan kedalam kondisi yang buruk. 2.
Polutan yang paling berkurang adalah PM
10
, pengurangan sebesar 772 ton.
3. Sekitar 0,2 juta ton CO
2
tersimpan bentuk biomassa oleh hutan kota.
4 Siti Pratiwi Iriani
Kajian Cemaran Udara Pada Taman Kota KB Dan
Simpang Lima di Kecamatan Semarang Selatan.
Mengetahui kondisi taman kota, cemaran udara di sekitar taman kota, mengetahui tingkat kerapatan vegetasi di
Kecamatan Semarang Selatan, serta memberikan arahan kebutuhan RTH dan jenis vegetasi.
Observasi, Dokumentasi,
Pengukuran Lapangan,
Interpretasi Citra. 1. Komposisi vegetasi pada Taman KB dan Simpang
Lima masuk kedalam kategori sangat sedikit 2. Cemaran udara yang terjadi pada Jalan Pahlawan
sudah melewati baku mutu udara ambien nasional 3. Arahan Kebutuhan RTH berdasarkan proporsi
wilayah yaitu 30 perlu penambahan luasan RTH sebesar +124,51 Ha 20,02.
5 Prof. Dewi
Liesnoor Setyowati, S.Si.
M.Si Pengembangan Model Kota
Hijau Untuk Meredam Cemaran Udara Sebagai
Upaya Antisipasi Perubahan Iklim Kota Semarang.
Mengembangkan model kota hijau optimal untuk meredam cemaran udara sebagai upaya antisipasi perubahan iklim,
melakukan ujicoba dan simulasi implementasi model kota hijau untuk meredam cemaran udara, melakukan sosialisasi
dengan membuat buku ajar, brosur, dan publikasi nasional serta internasional, tentang model kota hijau optimal untuk
meredam cemaran udara sebagai upaya antisipasi perubahan iklim.
Pengembangan Model, Pengukuran
Lapangan, Implementasi Model,
Sosialisasi Model. 1. Pengembangan model kota hijau optimal telah
dibuat melalui softwere model, 2. Simulasi
implementasi model
kota hijau
dilaksanakan dengan bantuan softwere model 3. Model kota hijau membantu memberi arahan
terhadap wilayah yang membutuhkan optimalisasi pengelolahan lahan potensial
4. Sosialisasi dilakukan melalui buku ajar, brosur, dan publikasi nasional serta internasional, tentang
model kota hijau optimal.
54
55
I. KERANGKA BERFIKIR
Perkembangan teknologi dan sistem yang semakin maju seiring modernisasi kehidupan tentu berdampak positif terhadap kesejahteraan dan
kemajuan bangsa, ruang yang begitu luas mampu dirangkum dan disajikan lebih sederhana dengan adanya teknologi. Fenomena tersebut memicu permintaan
pembangunan sarana prasarana wilayah perkotaan yang semakin meningkat. Selain itu, tingginya kepadatan masyarakat penduduk wilayah perkotaan
menyebabkan meluasnya kawasan terbangun dalam membangun dan meningkatkan sarana prasarana sehingga kemudahan dalam memenuhi
kebutuhan hidup dapat tercapai. Berbagai hal tersebut membuat masyarakat terlalu sibuk meningkatkan pemenuhan kebutuhan fisik sehingga keberadaan
lingkungan mulai dipandang sebelah mata. Pada akhirnya permasalahan lingkungan mulai bermunculan seiring kesibukan masyarakat yang lebih
mengutamakan pembangunan fisik misalnya pencemaran baik udara, air maupun tanah dan sebagainya.
Kenampakan tersebut yang menjadi latar belakang menurunnya tingkat keseimbangan ekologis wilayah kota. Dengan adanya fenomena tersebut menjadi
alasan dalam mengkaji keberadaan ruang terbuka hijau terhadap cemaran udara di Kota Semarang. Kajian dilakukan dengan penerapan beberapa alogaritma
terkait yaitu rumus kawasan RTH, rumus dispersi cemaran udara, rumus peredaman cemaran udara dan rumus optimal RTH yang dapat disederhanakan
menjadi keterkaitan rumus kebutuhan RTH dengan cemaran udara.
56 Penerapan sistem dengan formula yang telah disederhanakan, mampu
mengetahui keberadaan sebaran RTH aktual, lahan potensial dan cemaran udara di lokasi penelitian. Kebutuhan dan kekurangan RTH dapat dilihat melalui
kondisi RTH aktual dan pemanfaatan lahan potensial yang berada pada wilayah tersebut. Selisih lahan potensial dengan RTH aktual dapat menggambarkan
tingkat optimal RTH di wilayah tersebut. Setelah dihitung tingkat optimal RTH dapat dikorelasikan dengan cemaran udara khususnya dalam penelitian ini
cemaran udara dibatasi yakni cemaran udara yang berupa gas CO
2
hasil aktifitas transportasi yang di konversi dengan pembakaran bahan bakar bensin dan solar.
Cemaran udara tersebut juga dikaitkan dengan hasil pengukuran kualitas udara ambien oleh instansi terkait Badan Lingkungan Hidup Kota Semarang.
Mendesain sistem informasi yang mampu menyederhadakan kenampakan tersebut merupakan salah satu tujuan penelitian ini, sehingga mampu
mempermudah informan atau pihak terkait. Dengan adanya sistem informasi tersebut diharapkan mampu menjadi media dalam memonitoring keberadaan
RTH dan meningkatkan optimalisasi RTH di Kota Semarang khususnya di lokasi penelitian. Sehingga nantinya dalam peningkatan optimalisasi RTH dapat
dipermudah dengan adanya arahan vegetasi yang dilatar belakangi oleh cemaran udara yang telah dikaji dengan sistem tersebut. Selain itu dapat meningkatkan
fungsi estetika RTH dalam merapikan tata ruang wilayah perkotaan. Gambar 2.4 berikut merupakan bagan alir sebagai acuan secara umum dalam pelaksanaan
proses penelitian.
57
Gambar 2.4 Bagan Alir Kerangka Berfikir Penelitian
Ide Keterkaitan RTH dan Cemaran Udara di Kota Semarang
Penerapan Formula 1. Rumus Kawasan RTH
2. Rumus Cemaran Udara 3. Rumus Peredaman Cemaran Udara
4. Rumus RTH Optimal Perkembangan Teknologi
dan Sistem Permasalahan Lingkungan
terkait Pencemaran Udara Keseimbangan Ekologis
Wilayah Kota
Kajian Sebaran RTH dan Cemaran Udara di Kota Semarang
Cemaran Udara Kota Semarang
Lahan Potensial dan RTH Aktual Kota Semarang
1. Pengukuran CO
2
Instansi BLH Kota Semarang
2. Perhitungan CO
2
dari Kendaraan Bermotor
Optimalisasi Fungsi RTH
Monitoring Fungsi RTH
Arahan KebutuhanVegetasi RTH dan Estetika
Sistem Informasi RTH dan Cemaran Udara Terhadap Kualitas Udara Ambien
58
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi Dan Objek Penelitian
Penelitian dilakukan di 4 kecamatan yang dibatasi oleh banjir kanal barat dan banjir kanal timur di Kota Semarang, yaitu Kecamatan Semarang Utara,
Semarang Timur, Semarang Tengah dan Semarang Selatan. Objek penelitian ini adalah lahan potensial, RTH aktual, dan cemaran udara yang berasal dari aktifitas
transportasi.
B. Populasi Dan Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini populasi yang digunakan yaitu RTH di 4 Kecamatan di Kota Semarang meliputi lahan potensial dan RTH aktual. Jenis penelitian ini
adalah penelitian dekriptif-kuantitatif, dengan teknik pengumpulan data adalah observasi, dokumentasi, pengukuran lapangan, dan interpretasi data skunder dari
Instansi terkait untuk dapat mencapai tujuan penelitian. Pada sampel penelitian ini men
ggunakan teknik “Area Sampling”, karena penelitian dilakukan di kawasan RTH yang didasarkan atas adanya pertimbangan sebagai berikut:
1. Keberadaan lahan potensial dan RTH aktual yang berbeda di lokasi penelitian.
2. Terjadi perbedaan cemaran udara yang berbeda di setiap lokasi penelitian.