Sumber pencemaran dikota-kota besar 75 dihasilkan oleh kegiatan transportasi, sementara yang 25 dihasilkan oleh aktifitas pemanfaatan
lahan terutama komponen pencemaran CO karbon monoksida dan HC hidro karbon. Rumus sebagai berikut Setyowati, 2014.
Keterangan: SCUB : sumber pencemaran udara dan bising
TEC : total emisi cemaran
PC : peredam cemaran
LHR : kepadatan lalu lintas harian rerata PL
: kategori pemanfaatan lahan
c. RTH Optimal untuk Meredam Cemaran Udara
Pada tahap ini dilakukan kombinasi RTH optimal untuk pengendalian kualitas udara, mengetahui kawasan yang memerlukan RTH
karena kualitas udara rendah, agihan dan luas RTH aktual dan lahan potensial daerah tersebut masih memungkinkan untuk ditanami atau dibuat
RTH agar dapat meningkatkan kualitas lingkungan. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka parameter penentu untuk menghasilkan RTH
optimal untuk pengendalian kualitas udara berupa overlay join spasial Setyowati, 2014. Formula dirumuskan sebagai berikut.
SCUB = TEC + PC + LHR + PL
ORTH = Join Spasial KRTH + SCUB + POT + RTHa Keterangan :
ORTH : Optimal RTH KRTH : Kebutuhan RTH
SCUB : Sumber cemaran udara dan bising POT
: Lahan potensial bagi RTH RTHa : Kawasan RTH aktual
Optimal RTH ORTH merupakan formula yang dibentuk berdasarkan korelasi join spasial beberapa formula yakni KRTH, SCUB, POT, dan
RTHa yang dapan dihubungkan seperti Gambar 2.3 berikut.
Gambar 2.3. Optimal RTH untuk Meredam Cemaran Udara Dalam memperhitungkan ORTH tentu tidak terlepas dari berbagai
elemen yang terdiri atas Ruang Terbuka Hijau Aktual RTHa, Lahan Potensial RTH POT, Kebutuhan RTH KRTH dan Cemaran Udara. Dari
ketiga sub model diatas dapat disederhanakan sebagai berikut Setyowati, 2014 :
KRTH SCUB
POT RTHa
ORTH
Keterangan : : Proses Keterkaitan Alogaritma
ORTH : Optimal RTH
KRTH : Kebutuhan RTH
RTHa : Ruang Terbuka Hijau Aktual
SCUB : Sumber Cemaran Udara dan Bising dalam penelitian ini
dibatasi hanya mempertimbangkan C Fungsi KRTH untuk mempertimbangkan keberadaan lahan
potensial untuk RTH yang diakumulasi dengan jumlah RTHa yang berada pada wilayah penelitian, kemudian hasil ORTH akan dikorelasikan dengan
adanya SCUB yang dalam penelitian ini dibatasi hanya mempertimbangan kadar C yang tersebar di beberapa wilayah penelitian yaitu Semarang
Timur, Semaramg Tengah, Semarang Selatan dan Semarang Utara. Korelasi antara ORTH dan SCUB dapat dimanfaatkan untuk mengetahui
fungsi keberadaan vegetasi khususnya pada RTHa. Ketika fungsi keberadaan vegetasi kurang memadai maka dapat dimungkinkan terdapat
beberapa arahan hingga fungsi keberadaan vegertasi dibeberapa kawasan RTHa mampu bermanfaat secara optimal.
ORTH = Joinspasial KRTH + SCUB + POT + RTHa
ORTH = KRTH POT – RTHa SCUB
Perhitungan cemaran udara berdasarkan moda transportasi dapat digunakan alogaritma sebagai berikut Setyowati, 2014:
Berdasarkan alogaritma diatas maka dapat disimpulkan bahwa, untuk mengetahui CO
2
transportasi yang dihasilkan oleh setiap moda transportasi dihitung dengan jumlah kendaraan dikali konsumsi bbm dan
waktu pengamatan. Untuk mengetahui CO
2
harian dihitung dengan CO
2
transportasi dikali 24 jam. Sedangkan untuk mengetahui CO
2
wilayah dihitung dengan CO
2
harian dikali luas wilayah. Vegetasi mempunyai peranan yang besar dalam ekosistem, apalagi
jika diamati, pembangunan yang meningkat di perkotaan yang sering kali tidak menghiraukan kehadiran lahan untuk vegetasi. Djamal 1992,
vegetasi ini sangat berguna dalam produksi oksigen yang diperlukan manusia untuk proses respirasi pernafasan, serta untuk mengurangi
keberadaan gas karbon dioksida yang semakin banyak di udara akibat kendaraan bermotor dan industri Djamal, 2005: 51.
Vegetasi berfungsi sebagai filter hidup menurunkan tingkat polusi dengan mengabsorbsi, akumulasi dan atau mengatur metabolisme di udara
sehingga kualitas udara meningkat dengan pelepasan oksigen di udara Shannigrahi et al. 2003. Robinatte 1972 dalam Grey dan Deneke 1978
CO
2
transp. = Jumlah Kendaraan x Asumsi Konsumsi bbm x Waktu Pengamatan
CO
2
harian = CO
2
transp. x 24 jam CO
2
wilayah = CO
2
harian x luas wilayah
mengemukakan, berbagai sifat tumbuhan yang khas dan pengaruhnya yang dapat memecahkan masalah teknik yang berhubungan dengan lingkungan,
yaitu daging daun yang mengurangi bunyi; ranting-ranting yang bergerak dan bergetar untuk menyerap dan menutupi bunyi-bunyian; pubesen atau
bulu-bulu daun yang dapat menahan partikel-partikel air; stomata untuk mengganti gas Djamal, 2005: 51.
Menurut Peraturan
Menteri Pekerjaan
Umum Nomor:
05PRTM2012, Pohon adalah tumbuhan dengan batang dan cabang yang berkayu. Pohon memiliki batang utama yang tumbuh tegak, menopang
tajuk pohon. Pohon dibedakan dari semak melalui penampilannya. Semak juga memiliki batang berkayu, tetapi tidak tumbuh tegak. Dengan
demikian, pisang bukanlah pohon sejati karena tidak memiliki batang sejati yang berkayu. Jenis-jenis mawar hias lebih tepat disebut semak dari
pada pohon karena batangnya walaupun berkayu tidak berdiri tegak dan habitusnya cenderung menyebar menutup permukaan tanah.
Tanaman yang digunakan sebagai elemen RTH efektif menyerap pencemaran udara, mampu meyesuaikan diri, dan toleran dengan kondisi
pencemaran udara
disekitanya. Kemampuan
tanaman menyerap
pencemaran udara bervariasi, dipengaruhi oleh jenis dan konsentrasi pencemar, sensitivitas tanaman terhadap pencemar, dan faktor
pertumbuhan tanaman Wilmer, 1986; Mc Kersie Leshem, 1994; Larcher, 1995 dalam Sulistijorini, 2009: 24. Tanaman hijau juga
berperan dalam penyerapan kandungan logam dan zat pencemar udara dari
hasil aktivitas manusia, sebagian dapat kita ambil dari hasil aktivitas kendaraan bermotor, baik mengenal timbal Pb dan karbon C sebagai
zat berbahaya yang belum bisa dihilangkan dari hasil penguraian bahan bakar minyak.
G. Cemaran Udara