Seluruh siswa mampu mulai mengerjakan soal sesuai waktu yang di tentukan guru, mengerjakan soal evaluasi dengan tenang, dan mengumpulkan
lembar jawaban dengan tepat waktu. Namun beberapa siswa belum mengerjakan soal secara mandiri.
Hal ini sesuai dengan pemahaman Djamarah 2008:38-45 aktivitas belajar terdiri dari mendengarkan; memandang; meraba, membau, dan
mencicipi; menulis; membaca; membuat ikhtisar dan menggarisbawahi; mengamati tabel, diagram dan bagan; menyusun kertas kerja; mengingat; berpikir;
latihan atau praktek. Dari uraian pembahasan diatas disimpulkan model think pair share dengan
CD pembelajaran mampu meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran ipa. Hal ini karena.
a. Kajian Teoritis
Hubungan model Think-Pair-Share dengan CD Pembelajaran terhadap aktivitas siswa yaitu hal ini bisa dilihat dari ketercapaian indikator yang ingin dicapai. Hal tersebut
sejalan dengan pendapat
Hamalik, 2010:171-172
.
Siswa belajar sambil bekerja, dengan bekerja mereka memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek
tingkah laku lainnya, serta mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat. Kelebihan model pembelajaran Think-Pair-Share dengan
CD Pembelajaran menurut Assyafii 2009, model pembelajaran TPS memberi siswa waktu lebih banyak untuk berfikir, menjawab, dan saling membantu satu
sama lain. Keunggulan model TPS dengan CD pembelajaran adalah lebih banyak kesempatan untuk konstribusi masing-masing anggota kelompok. Dengan metode
klasikal memungkinkan hanya satu siswa maju dan membagikan hasilnya untuk
seluruh kelas, model TPS dengan CD pembelajaran ini siswa akan terlatih menerapkan konsep karena bertukar pendapat dan pemikiran dengan temannya
untuk mendapatkan kesepakatan dalam memecahkan masalah. Selain itu model think pair share dengan CD pembelajaran dapat memperbaiki rasa percaya diri
dan semua siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam kelas.
b. Kajian Praktis
Aktivitas belajar sendiri banyak sekali macamnya, sehingga para ahli mengadakan klarisikasi. Diedrich dalam Hamalik 2004:172-173 membuat suatu
daftar berisi macam-macam kegiatan siswa yang digolongkan ke dalam 8 kelompok. Keterkaitan model ini dengan aktivitas siswa juga didasari dengan data
yang diperoleh pada pelaksanaan penalitian yaitu pada siklus I memperoleh skor 18,29 dengan nilai kategori baik, sedangkan pada siklus II memperoleh skor 20,33
dengan nilai kategori baik dan meningkat pada siklus III dengan memperoleh skor 23,58 dengan nilai kategori sangat baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
aktivitas siswa mengalami peningkatan.
c. Kajian Empiris