Ketidakjujuran anak Pendidikan Karakter

tidak menipu diri, serta sikap jujur terhadap motivasi pribadi maupun kenyataan batin dalam diri seorang individu. Kejujuran honesty menurut Zubaedi 2011: 79 adalah kemampuan menyampaikan kebenaran, mengakui kesalahan, dapat dipercaya dan bertindak secara hormat. Kejujuran adalah suatu kemampuan untuk mengakui perasaan atau pemikiran atau juga tindakan seseorang pada orang lain Ibung, 2009: 69. Kejujuran menjadi penting karena dengan mengakui apa yang ia pikirkan, ia rasakan, dan ia lakukan sebagaimana adanya, seseorang dapat terhindar dari rasa bersalah yang timbul akibat kebohongan yang ia lakukan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kejujuran adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan diri sebagai orang yang selalu dapat dipercaya, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain.

2.5.5 Ketidakjujuran anak

Ketidakjujuran anak merupakan pelanggaran atau kebohongan yang dilakukan oleh anak-anak. Menurut Hurlock 1978, 104 ketidakjujuran dalam berbagai bentuk merupakan pelanggaran. Ketidakjujuran kadang-kadang tidak disengaja tetapi lebih sering disengaja. Ketidakjujuran timbul pada tahun prasekolah tetapi lebih menonjol pada akhir masa kanak-kanak. Anak laki-laki dan perempuan belajar dari pengalaman mereka sendiri atau dari teman-teman mereka, jalan dan cara menipu orang lain terutama orang tua dan guru. Menurut Ibung 2009: 73 alasan anak untuk tidak jujur atau berbohong adalah sebagai berikut : 1 Ingin menguji kemampuan diri Pada usia 3-4 tahun, ketika berbohong mungkin sekali anak sedang menguji kemampuannya dalam berbohong dan apakah ia cukup mampu membohongi orangtuanya. Sayangnya, kebohongan di usia ini umumnya disertai dengan imajinasi yang tinggi. Hal ini sering kali justru menyebabkan kebohongan mereka terbongkar karena terlalu tidak masuk akal. 2 Keinginan untuk memiliki kekuasaan atas dirinya sendiri Dengan berbohong, anak akan menjadi memiliki kesempatan untuk berkuasa atas dirinya sendiri dan memiliki kesempatan menghindar dari hukuman orang tuanya. 3 Menutupi ketidaktahuannya bahwa ia telah berbuat sesuatu yang “buruk” atau tidak baik. Bentuk ini juga dapat disamakan dengan bentuk perlindungan diri untuk menghindar dari tanggung jawab atas perbuatan “buruk” yang telah dilakukannya, namun tidak disengaja. 4 Bentuk perlindungan diri Cara ini digunakan untuk meluapkan sesuatu yang tidak menyenangkan yang pernah ia alami. 5 Kurang percaya diri Biasanya anak yang tidak percaya diri cenderung akan mencari perhatian dan pujian melalui cara-cara yang tidak wajar. Menurut Ibung 2009: 71 berbohong bisa dilakukan dalam beberapa bentuk yaitu : 1 Memutarbalikkan keadaan 2 Melebih-lebihkan, anak menceritakan sesuatu dengan mengombinasikan antara kebenaran dan khayalannya 3 Membual, anak menderitakan sesuatu yang tidak ia lakukan atau tidak ia alami, dengan seolah-olah ia sendiri yang mengalami atau merasakannya 4 Melepas tanggung jawab dengan melemparkan kesalahan diri sendiri pada orang lain. termasuk di dalamnya adalam fitnah. Ketidakjujuran atau kehobongan yang dilakukan anak karena mereka punya alasan seperti yang telah dipaparkan di atas yaitu ingin menguji kemampuan diri, keinginan untuk memiliki kekuasaan atas dirinya sendiri, menutupi ketidaktahuannya bahwa ia telah berbuat sesuatu yang “buruk” atau tidak baik. Bentuk perlindungan diri, kurang percaya diri. Kebohongan juga dilakukan dalam berbagai bentuk yaitu memutarbalikkan keadaan, melebih-lebihkan, membual, melepas tanggung jawab.

2.5.6 Kurikulum kejujuran