Pengertian Pendidikan Karakter Pendidikan Karakter

opo” kepada anak yang lain, kemudian anak tersebut menjawab dan harus mempraktekkan gerakan jamur yang dia sebutkan sendiri. Anak harus bisa mempraktekkan gerakan yang disebutkannya, karena apabila tidak bisa berarti anak tersebut telah berbohong kepada dirinya sendiri serta teman- temannya yang lain. Pada permainan petak umpet, anak yang jaga harus menutup mata mereka ketika anak-anak yang lain pergi untuk bersembunyi, dalam permainan ini juga anak-anak yang bersembunyi tidak boleh melewati tempat persembunyian yang telah ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan paparan di atas tentang macam-macam permainan tradisional serta pendapat dari professional judgment, dapat disimpulkan bahwa permainan yang akan digunakan untuk membangun karakter kejujuran adalah dhakon, gobak sodor, cublak-cublak suweng, jamuran dan petak umpet.

2.5 Pendidikan Karakter

2.5.1 Pengertian Pendidikan Karakter

Akar kata “karakter” dapat dilacak dari kata Latin “kharakter”, “kharassein”, dan “kharax”, yang maknanya “tools for marking”, “to engrave”, dan “pointed stake”. Kata ini mulai banyak digunakan kembali dalam bahasa Prancis “caractere” pada abad ke-14 dan kemudian masuk dalam bahasa Inggris menjadi “character”, sebelum akhirnya menjadi bahasa Indonesia “karakter”. Dalam Kamus Poerwadarminta, karakter diartikan sebagai tabiat; watak; sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang daripada yang lain. Menurut Elkind Sweet 2004 dalam Zubaedi 2011: 15 “character education is the deliberate effort to help people understand, care about, and act upon core ethical value pendidikan karakter adalah usaha sengaja sadar untuk membantu manusia memahami, peduli tentang dan melaksanakan nilai- nilai etika inti”. Menurut Khan dalam Asmani 2011: 30, pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara berfikir dan perilaku yang membantu individu untuk hidup dan bekerja sama sebagai keluarga, masyarakat, dan bangsa. Serta membantu orang lain untuk membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan kata lain, pendidikan karakter mengajarkan anak didik berpikir cerdas, mengaktivasi otak tengah secara alami. Menurut T. Ramli 2003 dalam Narwati 2011: 15 pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat dan warga negara yang baik. Adapun kriteria manusia yang baik, dan warga negara yang baik bagi suatu masyarakat atau bangsa, secara umum adalah nilai- nilai sosial tertentu, yang banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya. Pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk mendidik anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya Megawangi, 2004: 93. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengajarkan nilai-nilai kebaikan kepada individu. Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku manusia.

2.5.2 Nilai-nilai dalam Pendidikan Karakter