yang tinggi. Contoh dari permainan beregu adalah bola basket, sepak bola.
5 Permainan di dalam ruang indoor play, permainan di dalam ruang pada umumnya dimainkan saat anak harus berdiam di
dalam rumah karena sakit, lelah atau cuaca buruk. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa permainan
adalah kegiatan yang dilakukan dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan sebelumnya. Permainan dapat dilaksanakan secara individu
maupun kelompok. Permainan juga dapat dilakukan di dalam atau luar ruangan, tergantung dari jenis permainan yang dimainkan.
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Permainan Anak
Menurut Hurlock 1978: 323 faktor yang mempengaruhi permainan anak adalah sebagai berikut :
1 Kesehatan Kesehatan sangat mempengaruhi aktivitas anak, termasuk bermain.
Anak yang lebih sehat akan cenderung melakukan dan menyenangi kegiatan bermain aktif daripada pasif. Banyaknya energi yang dikeluarkan,
membuatnya lebih aktif dan ingin menyalurkan energinya tersebut. Sementara anak yang kurang bergairah, kurang sehat dan mudah lelah akan
akan lebih menyukai kegiatan bermain pasif, yang memang tidak membutuhkan energi yang banyak.
2 Perkembangan Motorik Kegiatan bermain sedikit banyak bergantung pada perkembangan
motorik anak, baik motorik halus maupun motorik kasar. Kegiatan bermain aktif akan lebih banyak menggunakan keterampilan motorik terutama
motorik kasar. Sedangkan bermain pasif kurang begitu banyak melibatkan koordinasi motorik.
3 Intelegensi Biasanya anak yang lebih pandai lebih aktif dari pada anak yang
kurang pandai. Dan ini berlaku bagi anak pada setiap jenjang usia. Anak yang pandai juga lebih kreatif dan penuh rasa ingin tahu. Sehingga kegiatan
bermain aktif dan pasif sama-sama diminati oleh anak yang pandai. Kegiatan bermain yang menggunakan aktivitas fisik dan intelektual sangat digemari
anak yang pandai. 4 Jenis kelamin
Banyak penelitian yang telah dilakukan terhadap perbedaan yang terjadi antara anak laki-laki dan perempuan dalam memilih kegiatan bermain.
Anak laki-laki cenderung lebih menyukai aktivitas bermain aktif, seperti olahraga dan permainan seperti perang-perangan juga lebih sering dilakukan
oleh anak laki-laki. Sedangkan anak perempuan lebih menyenangi kegiatan bermain konstruktif dan permainan seperti monopoli, ular tangga dan
permainan yang lebih “tenang” sifatnya.
5 Lingkungan dan taraf sosial ekonomi Anak yang berasal dari lingkungan dan tingkat sosial ekonomi rendah
cenderung memiliki kesehatan yang kurang baik, kurang mempunyai waktu luang, alat permainan dan tempat untuk bermain, sehingga mereka cenderung
kurang banyak melakukan kegiatan bermain. Begitu pula anak yang tinggal di desa, lebih jarang bermain dibandingkan anak sebayanya yang tinggal di
kota. Hal ini karena kurangnya teman bermain serta kurangnya peralatan dan waktu bebas. Anak dari sosioekonomi yang lebih tinggi menyukai kegiatan
yang mahal, seperti computer dan video. Sedangkan alat permainan yang digunakan anak di desa dengan tingkat sosial ekonomi rendah lebih murah
dan bahkan seringkali dibuat sendiri. Namun ini bukan berarti bahwa anak dari tingkat sosial menengah ke atas lebih menyukai kegiatan bermainnya
dari pada anak di tingkat yang lebih rendah, karena bermain itu menciptakan rasa senang yang terlibat di dalamnya.
6 Alat permainan Peralatan
permainan yang
dimiliki anak
mempengaruhi permainannya.
Berdasarkan pendapat di atas, beberapa hal yang mempengaruhi permainan anak adalah kesehatan, perkembangan motorik, intelegensi, jenis
kelamin, lingkungan dan taraf sosial ekonomi.
2.4 Permainan Tradisional