masyarakat yang berbeda, sehingga masyarakat dapat hidup berdampingan secara damain dan tertib, yang akhirnya menciptakan
suasana sinergi yang sangat produktif bagi kemajuan bangsa Megawangi, 2004: 93.
2.5.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Karakter
Anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter apabila dapat dapat tumbuh pada lingkungan yang berkarakter. Berdasarkan
pendapat Megawangi 2004 ada beberapa faktor yang mempengaruhi karakter anak yaitu:
2.4.3.1 Keluarga Keluarga adalah tempat pertama dan utama dimana seorang anak
dididik dan dibesarkan. Segala perilaku orang tua dan pola asuh yang diterapkan di dalam keluarga pasti berpengaruh dalam pembentukan
kepribadian atau karakter seorang anak. 2.5.3.2 Sekolah
Sekolah adalah tempat yang sangat strategis untuk pendidikan karakter, karena anak-anak dari semua lapisan akan mengenyam
pendidikan di sekolah sehingga apa yang didapatkan di sekolah akan mempengaruhi pembentukan karakternya.
2.5.3.3 Masyarakat Pembentukan karakter perlu dilakukan secara menyeluruh.
Keluarga pada masyarakat yang kompleks seperti ini terkadang kurang
efektif mendidik karakter kepada anak-anaknya sehingga perlu dibantu dengan pendidikan karakter di sekolah. Selain itu perlu adanya usaha
lain di lingkungan masy arakat misalnya “parenting education” baik
melalui institusi yang sudah ada dalam masyarakat ataupun kegiatan pendidikan informal. Institusi sekolah yang berada di lingkungan
masyarakat adalah wahana yang efektif untuk pendidikan karakter. Berhubung sekolah berada dalam sebuah komunitas, maka masyarakat
setempat harus peduli dengan peran sekolah dalam membangun karakter murid-muridnya.
2.5.4 Karakter Kejujuran
Pengertian “jujur” dalam kamus besar bahasa Indonesia memliki arti lurus hati, tidak curang. Maka dapat disimpulkan bahwa siswa yang
memiliki karakter jujur adalah siswa yang batinnya cenderung lurus atau tidak curang sehingga mempengaruhi pikirannya akalnya untuk selalu
mencari cara berbuat jujur yang kemudian diwujudkan dalam sikap dan tingkah lakunya baik terhadap dirinya maupun lingkungannya.
Kecenderungan siswa yang memiliki karakter jujur akan berusaha untuk berbuat jujur, bahkan bisa mencegah orang lain berbuat tidak jujur, atau
cenderung mengkritik atau membenci teman atau lingkungannya yang tidak jujur.
Kejujuran adalah kesadaran apa yang benar dan tepat dalam peran seseorang, perilaku seseorang, dan satu hubungan. Dengan kejujuran,
tidak ada kemunafikan atau kepalsuan yang menciptakan kebingungan
dan ketidakpercayaan dalam pikiran dan kehidupan orang lain. Kejujuran membuat untuk kehidupan integritas karena diri dalam dan
luar adalah bayangan cermin. Kejujuran adalah berbicara bahwa yang diduga dan untuk itu yang diucapkan. Tidak ada kontradiksi atau
perbedaan dalam pikiran, kata, atau tindakan. Integrasi tersebut memberikan kejelasan dan contoh kepada orang lain. Untuk memiliki
satu bentuk internal maupun eksternal bentuk lain menciptakan hambatan dan dapat menyebabkan kerusakan, karena salah satu tidak
akan mampu mendekati orang lain, atau orang lain akan ingin menjadi dekat. Beberapa orang berpikir, Saya jujur, tapi tidak ada yang
memahami saya Itu tidak jujur. Kejujuran adalah sebagai berbeda sebagai berlian tanpa cacat yang tidak dapat tetap tersembunyi. Layak
yang terlihat dalam tindakan seseorang. Menurut Galus 2011 dalam artikelnya dikatakan bahwa kejujuran
merupakan kualitas
manusiawi melalui
mana manusia
mengomunikasikan diri dan bertindak secara benar truthfully. Karena itu, kejujuran sesungguhnya berkaitan erat dengan nilai kebenaran,
termasuk di dalamnya kemampuan mendengarkan, sebagaimana kemampuan berbicara, serta setiap perilaku yang bisa muncul dari
tindakan manusia. Secara sederhana, kejujuran bisa diartikan sebagai sebuah kemampuan untuk mengekpresikan fakta-fakta dan keyakinan
pribadi sebaik mungkin sebagaimana adanya. Sikap ini terwujud dalam perilaku, baik jujur terhadap orang lain maupun terhadap diri sendiri
tidak menipu diri, serta sikap jujur terhadap motivasi pribadi maupun kenyataan batin dalam diri seorang individu.
Kejujuran honesty menurut Zubaedi 2011: 79 adalah kemampuan menyampaikan kebenaran, mengakui kesalahan, dapat
dipercaya dan bertindak secara hormat. Kejujuran adalah suatu kemampuan untuk mengakui perasaan atau pemikiran atau juga tindakan
seseorang pada orang lain Ibung, 2009: 69. Kejujuran menjadi penting karena dengan mengakui apa yang ia pikirkan, ia rasakan, dan ia lakukan
sebagaimana adanya, seseorang dapat terhindar dari rasa bersalah yang timbul akibat kebohongan yang ia lakukan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kejujuran adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan diri sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain.
2.5.5 Ketidakjujuran anak