Pengaruh Situasi Audit Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

4.6 Pembahasan

Hasil pengujian hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini secara ringkas disajikan dalam Tabel 4.30 berikut ini. Tabel 4.30 Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis Hipotesis Pernyataan Hasil H1 Situasi audit tidak berpengaruh terhadap skeptisisme profesional auditor. Hipotesis Ditolak H2 Etika berpengaruh terhadap skeptisisme profesional auditor. Hipotesis Diterima H3 Pengalaman kerja berpengaruh terhadap skeptisisme profesional auditor. Hipotesis Diterima H4 Kompetensi berpengaruh terhadap skeptisisme profesional auditor. Hipotesis Diterima H5 Independensi tidak berpengaruh terhadap skeptisisme profesional auditor. Hipotesis Ditolak H6 Profesionalisme berpengaruh terhadap skeptisisme profesional auditor. Hipotesis Diterima Sumber: Data Primer yang diolah, 2015

4.6.1 Pengaruh Situasi Audit Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Hasil pengujian hipotesis H 1 menunjukkan bahwa situasi audit tidak berpengaruh signifikan terhadap sikap skeptisisme profesional auditor. Hal ini dibuktikan dengan besarnya t hitung 0,724 t tabel sebesar 2,0096, yang berarti bahwa hipotesis pertama ditolak sehingga berapapun skor atau nilai situasi audit tidak mempengaruhi sikap skeptisisme profesional auditor. Situasi audit merupakan keadaan yang terjadi saat audit dilaksanakan. Menurut Suraida 2005 auditor harus memiliki skeptisisme profesional agar prosedur audit yang dilakukan baik sehingga opini yang diberikan auditor tepat. Skeptisisme profesional auditor dipengaruhi oleh situasi audit karena berbagai macam situasi audit yang dihadapi auditor akan mempengaruhi tingkat skeptisisme profesionalnya dan akan berpengaruh terhadap pemberian opini auditor. Jika auditor menghadapi situasi audit dengan resiko yang tinggi maka skeptisisme profesional auditor yang dimiliki juga akan tinggi. Hasil ini tidak sesuai dengan teori disonansi kognitif yang mengemukakan bahwa adanya disonansi ketidaksesuaian akan menimbulkan ketidaknyamanan psikologis yang dapat berupa tekanan situasi ataupun keadaan tertentu dapat memaksa seseorang untuk melakukan tindakan atau perbuatan tertentu dalam menyelesaikan pekerjaannya. Hasil penelitian ini juga tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anisma dkk 2011, Nizaruddin 2013 dan Silalahi 2013 dimana hasil penelitian mereka menjelaskan situasi audit berpengaruh signifikan terhadap sikap skeptisisime profesional auditor. Alasan penolakan hipotesis ini diduga dalam melaksanakan tugas audit, auditor yang seringkali dihadapkan berbagai macam situasi yang diakibatkan oleh kecurangan maupun kekeliruan dimana belum sepenuhnya sikap skeptisisme diterapkan oleh auditor. Merujuk pada responden yang disebar ke beberapa KAP kota Semarang, kondisi ini terjadi dikarenakan sebagian besar responden dalam penelitian ini merupakan auditor junior dengan rata-rata pendidikan D3 dan S1 sehingga sikap lebih kritis dalam menjumpai berbagai situasi masih kurang apabila dibandingkan dengan auditor senior. Selain itu jika terjadi situasi dengan resiko rendah maupun resiko tinggi pada saat audit dilaksanakan, hampir setiap keputusan audit melibatkan ketua team auditor. Seorang auditor mengalami situasi dilematis pada posisi dimana satu sisi auditor harus dapat bersikap independen sesuai standar auditing dalam menilai kewajaran laporan keuangan dan disisi lain auditor dituntut untuk memenuhi tuntutan atas fee dari klien agar klien puas terhadap pekerjaannya, sehingga peran untuk mempertahankan sikap independensi sangat diuji agar kewajaran dari hasil audit laporan keuangan bersifat netral yang tidak memihak salah satu pihak.

4.6.2 Pengaruh Etika Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor