4.5 Uji Hipotesis
4.5.1 Uji Simultan Uji F
Uji statistik F ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana variabel-variabel independen secara bersama-sama simultan berpengaruh terhadap variabel dependen
Ghozali, 2009. Uji ini dilihat dari Fhitung Ftabel, maka Ha diterima artinya ada pengaruh yang signifikan antara situasi audit, etika, pengalaman kerja, kompetensi,
independensi, dan profesionalisme terhadap skeptisisme profesional auditor di KAP kota Semarang. Berikut disajikan hasil uji statistik F pada Tabel 4.27 :
Tabel 4.27 Hasil Uji Signifikansi Simultan
ANOVA
a
Model Sum of
Squares df
Mean Square F
Sig. Regression
263,045 6
43,841 17,911
,000
b
Residual 107,700
44 2,448
Total 370,745
50 a. Dependent Variable: skeptis
b. Predictors: Constant, profesional, independensi, situasi, kompetensi, pengalaman, etika
Sumber: Data Primer yang diolah, 2015 Hasil Uji statistik F pada Tabel 4.27 memperoleh F
hitung
sebesar 17,911 dengan nilai signifikansi 0,000. Hal ini dapat diinterpretasikan dengan tingkat
signifikansi dibawah 5 α=0,05 dan F
hitung
sebesar 17,911 F
tabel
sebesar 2,42 yang artinya situasi audit, etika, pengalaman kerja, kompetensi, independensi dan
profesionalisme secara bersama-sama atau simultan berpengaruh signifikan terhadap skeptisisme profesional auditor.
4.5.2 Uji Parsial Uji t
Ujit digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel independen situasi
audit, etika,
pengalaman kerja,
kompetensi, independensi
dan profesionalisme terhadap variabel dependen skeptisisme profesional auditor
Ghozali, 2009. Cara menganalisis uji t adalah membandingkan nilai signifikansi 0,05
α=5 dan membandingkan nilai t
hitung
dengan t
tabel
, termasuk nilai koefisiennya untuk menentukan pengaruh variabel independen berpengaruh secara
positif atau negatif terhadap variabel dependen. Hasil pengujian parsial dapat dilihat pada Tabel 4.28.
Tabel 4.28 Hasil Uji Hipotesis Secara Parsial
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
-5,782 3,423
-1,689 ,098
Situasi ,031
,043 ,063
,724 ,473
Etika ,458
,118 ,378
3,881 ,000
pengalaman ,232
,098 ,211
2,372 ,022
kompetensi ,384
,073 ,470
5,294 ,000
independensi ,012
,084 ,012
,139 ,890
profesional ,212
,103 ,194
2,052 ,046
a. Dependent Variable: skeptic
Sumber: Data Primer yang diolah, 2015 Dari Tabel 4.28 dapat dijelaskan:
1. Hasil Uji t untuk H
1
, diperoleh hasil t
hitung
sebesar 0,724 dengan signifikansi sebesar 0,473. Pada hasil ini menunjukkan nilai
signifikansinya yang lebih dari 5 α=0,05 dan nilai t
hitung
0,724 t
tabel
sebesar 2,0096 ini berarti variabel situasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap sikap skeptisisme profesional auditor. Hal ini dapat
dikatakan bahwa persepsi responden terhadap situasi audit dapat berakibat pada skeptisisme profesional auditor. Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa H
1
ditolak , karena situasi tidak mempunyai pengaruh terhadap
sikap skeptisisme profesional auditor. 2. Hasil Uji t untuk H
2
, diperoleh hasil t
hitung
sebesar 3,881 dengan signifikansi sebesar 0,000. Pada hasil ini menunjukkan nilai
signifikansinya yang kurang dari 5 α=0,05 dan nilai t
hitung
3,881 t
tabel
sebesar 2,0096 ini berarti variabel etika berpengaruh secara signifikan terhadap sikap skeptisisme profesional auditor. Hal ini dapat dikatakan
bahwa meningkatnya persepsi responden terhadap etika audit dapat berakibat pada sikap skeptisisme profesional auditor. Oleh karena itu
dapat disimpulkan bahwa H
2
diterima , karena etika yang lebih tinggi
secara signifikan dapat meningkatkan sikap skeptisisme profesional auditor.
3. Hasil Uji t untuk H
3
, diperoleh hasil t
hitung
sebesar 2,372 dengan signifikansi sebesar 0,022. Pada hasil ini menunjukkan nilai
signifikansinya yang kurang dari 5 α=0,05 dan nilai t
hitung
2,372 t
tabel
sebesar 2,0096 ini berarti variabel pengalaman berpengaruh secara
signifikan terhadap sikap skeptisisme profesional auditor. Hal ini dapat dikatakan bahwa meningkatnya persepsi responden terhadap pengalaman
kerja dapat berakibat pada sikap skeptisisme profesional auditor. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa H
3
diterima , karena pengalaman
kerja yang lebih tinggi secara signifikan dapat meningkatkan sikap skeptisisme profesional auditor.
4. Hasil Uji t untuk H
4
, diperoleh hasil t
hitung
sebesar 5,294 dengan signifikansi sebesar 0,000. Pada hasil ini menunjukkan nilai
signifikansinya yang kurang dari 5 α=0,05 dan nilai t
hitung
5,294 t
tabel
sebesar 2,0096 ini berarti variabel kompetensi berpengaruh secara signifikan terhadap sikap skeptisisme profesional auditor. Hal ini dapat
dikatakan bahwa meningkatnya persepsi responden terhadap kompetensi dapat berakibat pada sikap skeptisisme profesional auditor. Oleh karena
itu dapat disimpulkan bahwa H
4
diterima , karena kompetensi yang lebih
tinggi secara signifikan dapat meningkatkan sikap skeptisisme profesional auditor.
5. Hasil Uji t untuk H
5
, diperoleh hasil t
hitung
sebesar 0,139 dengan signifikansi sebesar 0,890. Pada hasil ini menunjukkan nilai
signifikansinya yang kurang dari 5 α=0,05 dan nilai t
hitung
0,139 t
tabel
sebesar 2,0096 ini berarti variabel independensi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap sikap skeptisisme profesional auditor. Hal ini
dapat dikatakan bahwa persepsi responden terhadap independensi dapat berakibat pada skeptisisme profesional auditor. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa H
5
ditolak , karena independensi tidak mempunyai
pengaruh terhadap sikap skeptisisme profesional auditor. 6. Hasil Uji t untuk H
6
, diperoleh hasil t
hitung
sebesar 2,052 dengan signifikansi sebesar 0,046. Pada hasil ini menunjukkan nilai
signifikansinya yang kurang dari 5 α=0,05 dan nilai t
hitung
2,052 t
tabel
sebesar 2,0096 ini berarti variabel profesionalisme berpengaruh secara signifikan terhadap sikap skeptisisme profesional auditor. Hal ini
dapat dikatakan bahwa meningkatnya persepsi responden terhadap profesionalisme dapat berakibat pada sikap skeptisisme profesional
auditor. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa H
6
diterima
, karena profesionalisme yang lebih tinggi secara signifikan dapat meningkatkan
sikap skeptisisme profesional auditor.
4.5.3 Uji Koefisien Determinasi