48 b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat;
d. Mengembangkanketerampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan;
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam;
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan;
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMPMTs.
2.1.6 Pembelajaran IPA di SD
Pembelajaran IPA di SD mulai diajarkan pada kelas III dengan lebih cenderung pada member pengetahuan, mulai pengamatan-pengamatan mengenai
berbagai jenis lingkungan alam serta lingkungan buatan. Winataputra, 2006:1.26.
Para ahli pendidikan dan pembelajaran IPA menyatakan bahwa pembelajaran IPA seyogianya melibatkan siswa dalam berbagai ranah, yaitu ranah
kognitif, psikomotorik, dan afektif atau yang sering dikenal dengan teori Piaget. Dijelaskan dalam Suprijono 2012: 23 bahwa perkembangan kognitif pada Teori
Piaget diklasifikasikan menjadi empat tahap, antara lain yaitu tahap sensomotorik
49 0-2 tahun, tahap praoperasional 2-7 tahun, tahap operasional konkret 7-11
tahun, dan tahap operasi formal 11 sampai dewasa. Sedangkan siswa usia SD memasuki pada tahap konkret yaitu siswa dalam pembelajaran dibutuhkan media
pembelajaran yang sesuai dengan usia tahapan siswa. Hal ini dikuatkan dalam kurikulum IPA yang menganjurkan bahwa
pembelajaran IPA di sekolah melibatkan siswa dalam penyelidikan yang berorientasi inkuiri, dengan interaksi antara siswa dengan guru dan siswa lainnya.
Melalui kegiatan penyelidikan, siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan pengetahuan ilmiah yang ditemukannya pada berbagai
sumber, siswa menerapkan materi IPA untuk mengajukan pertanyaan, siswa menggunakan pengetahuannya dalam pemecahan masalah, perencanaan, membuat
keputusan, diskusi kelompok, dan siswa memperoleh asesmen yang konsisten dengan suatu pendekatan aktif untuk belajar. Dengan demikian, pembelajaran IPA
di sekolah yang berpusat pada siswa dan menekankan pentingnya belajar aktif berarti mengubah persepsi tentang guru yang selalu memberikan informasi dan
menjadi sumber pengetahuan bagi siswa NRC, 1996:20. Proses pembelajaran IPA di sekolah menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Hal ini disebabkan karena IPA diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu
dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SDMI diharapkan pembelajaran IPA ada penekanan pembelajaran
50 Salingtemas Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat yang diarahkan pada
pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana Djojosoediro, tanpa
tahun: 22-23
2.1.7 Teori Belajar yang Mendukung