6. Dorongan pribadi Keinginan dan kesediaan untuk menjadi pemimpin
pembelajaran itu harus muncul dari hati sanubari sendiri. Dukungan dari luar akan memperkuat hasrat sendiri untuk
memberikan pelayanan dan pengabdian diri kepada sekolah dan Negara.
7. Keterampilan berkomunikasi Pemimpin diharapkan mahir menulis dan berbicara didepan
anggotanya, mudah menangkap esensi pernyataan dari luar, mudah memahami maksud para anggotanya, serta pandai
mengkoordinasikan anggotanya.
8. Kemampuan mengajar Pemimpin yang baik diharapkan menjadi guru yang baik
dan sebaliknya guru yang baik diharapkan dapat memimpin dengan baik. Mengajar adalah membawa siswa secara sistematis
pada sasaran tertentu, guna mengembangkan pengetahuan, keterampilan teknis tertentu agar anggotanya mau memberikan
partisipasinya.
9. Keterampilan sosial Pemimpin juga diharapkan memiliki kemampuan untuk
mengelola anggotanya, agar mereka dapat mengembangkan bakat dan potensinya. Pemimpin dapat mengenali kelemahan
dan kekuatan setiap anggotanya melalui pendekatan-pendekatan bersosial.
10. Kecakapan teknis atau kecakapan manajerial Pemimpin Juga harus memiliki kemahiran manajerial untuk
membuat rencana, mengelola, menganalisa keadaan, membuat keputusan, mengarahkan, mengontrol dan memperbaiki situasi
yang tidak tepat guna tercapainya tujuan tertentu.
2.2.4 Pentingnya Kepemimpinan Guru dalam Proses Pembelajaran
Guru sebagai pemimpin proses pembelajaran menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat. Kewibawaanlah yang
menyebabkan guru dihormati sehingga masyarakat tidak meragukan figur guru. Masyarakat yakin bahwa guru dapat mendidik anak mereka agar
menjadi orang yang berkpribadian mulia. Seorang guru dianggap mampu memberikan ilmu pengetahuan yang pada akhirnya membekali seseorang
sebagai anak didik yang nantinya digunakan dalam perjalanan hidup
seseorang tersebut. “Guru mempunyai tugas pedagogis yaitu tugas memimpin pembelajaran karena proses pembelajaran adalah inti dari
kegiatan sekolah” Ahmad, 2007:65. Guru sebagai pemimpin pembelajaran mempunyai peran yang
sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat
perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswa dan memperbaiki kualitas mengajarnya. Guru dituntut untuk
menggunakan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap yang disesuaikan dengan kondisi kelas dan siswa. Guru berperan sebagai
pemimpin yang berusaha menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif dan adanya interaksi yang harmonis antara pemimpin pembelajaran
dengan anak didik. Dalam penyampaian materi pelajaran dari guru sebagai pemimpin
kepada siswa dilakukan oleh guru melalui proses pembelajaran. Proses pembelajaran terdiri dari proses belajar dan mengajar. “Mengajar adalah
membentuk kebiasaa, mengulang-ulang sesuatu perbuatan sehingga menjadi suatu
kebiasaan” Dimyati dan Mudjijono, 2006:47. Dalam kegiatan pembelajaraan sering kali pemimpin yang aktif sehingga siswa
menjadi kurang aktif, seharusnya seorang pemimpin pembelajaraan harus mampu melibatkan siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswalah
yang menjadi lebih banyak aktif. Guru sebagai pemimpin dalam proses pembelajaraan harus memiliki kemampuan dalam memimpin berupa
membimbing, mengarahkan, mendorong dan menggerakkan siswanya agar mau melaksanakan kegiatan pembelajaran.
“The success of an organization depends largely on the quality of its leadership. It is also considered a slippery concept, as evidenced by the
number of definitions on it ”Yaakub dan Ayob 1993:19. Terjemahan:
Kesuksesan sebuah organisasi tergantung pada kualitas kepemimpinannya. Hal ini juga dianggap sebagai konsep yang licik, seperti yang telah
dibuktikan oleh sejumlah definisinya. Sebagai pemimpin dalam proses pembelajaran, maka guru harus
mempunyai kemampuan-kemampuan yang dapat menunjang dalam memimpin. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan untuk
melaksanakan tugas kepemimpinan yang efektif dan efisien. Menurut Danim, 2004:77, kemampuan tersebut terdiri dari tiga macam yaitu:
a. Kemampuan Teknis technical skill Ini
menunjukkan bahwa
seseorang mempunyai
kemampuan untuk menggunakan pengetahuan, metode dalam menyelesaikan suatu tugas secara spesifik. Di dalam kegiatan
pembelajaran, seorang pemimpin pembelajaran dituntut dapat menggunakan metode dan teknik sesuai dengan kondisi dan
kemampuan belajar siswa yang didukung dengan sarana ataupun komponen-komponen belajar yang lain.
Metode adalah suatu cara kerja yang sistematik dan umum. Ia berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Makin
baik suatu metode makin efektif pula dalam pencapaiannya. Tetapi, tidak ada satupun metode yang dikatakan paling baik,
baik tidaknya suatu metode dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Penerapan suatu metode pengajaran harus memiliki tujuan pengajaran yang jelas dan tepat akan membantu dalam
memilih metode dan teknik belajar mengajar, bahan pelajaran menjadi acuan untuk menerapkan suatu jenis metode. Metode
pengajaran juga harus mempertimbangkan keadaan atau kesediaan peserta didik. Pemimpin pembelajaran dalam
kegiatan pengajaran sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi agar tidak menimbulkan kejenuhan dan keberhentian
motivasi ataupun semangat belajar para peserta didik sehingga diharapkan akan diperoleh prestasi yang memuaskan.
b. Kemampuan Manusiawi Human Skill Kemampuan ini menunjukkan kemampuan seorang
pemimpin dalam bekerja sama dengan orang lain secara efektif, untuk membina kerjasama, dan kemampuan untuk
berkomunikasi dengan siswa.
c. Kemampuan Konseptual Conseptual skill Kemampuan konseptual menunjukkan kemampuan dalam
berfikir, seperti menganalisa suatu persoalan, memutuskan dan memecahkan masalah.
Menurut Sudjana, 2004:17, kepemimpinan guru dapat dilihat dari
kemampuannya melaksanakan
tugas-tugas dalam
proses pembelajaran, yaitu; “1 merencanakan proses belajar mengajar; 2
melaksanakan dan mengelola proses belajar mengajar; 3 menilai kemajuan proses belajar mengajar dan 4 menguasai bahan pelajaran”.
Menurut Kartini Kartono, 1992:37, indikator kepemimpinan guru sebagai berikut:
1. Keterampilan berkomunikasi. 2. Keterampilan mengajar.
3. Kemampuan tentang relasi insane. 4. Obyektifitas.
5. Ketegasan dalam mengambil keputusan. 6. Penguasaan teknis.
7. kecakapan manajerial. Tanpa kepemimpinan guru yang baik sulit kiranya proses
pembelajaran dapat berjalan lancar menuju ke arah pencapaiaan tujuan
pembelajaran. Banyak sekali kejadian atau peristiwa dan kesulitan serta hambatan-hambatan yang mungkin dapat terjadi tanpa adanya dugaan
sebelumnya, dengan kemampuan yang dimiliki seperti yang disampaikan di atas diharapkan pemimpin pembelajaran dapat mengatasi kesulitan
ataupun hambatan yang terjadi dalam memimpin suatu kelas. Seorang guru pada suatu saat dapat menjadi kepala sekolah asal memenuhi syarat yang
ditentukan. Dengan demikian apabila guru tadi menjabat sebagai kepala sekolah, maka ia dapat menerapkan kepemimpina seperti yang
disampaikan di atas.
2.3 Disiplin Belajar