Lingkungan yang berdisiplin baik, sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Apalagi seorang siswa yang
sedang tumbuh kepribadiannya, tentu lingkungan sekolah yang tertib, teratur, tenang, tentram, sangat berperan dalam
membangun kepribadian yang baik.
3. Melatih Kepribadian Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin
tidak terbentuk serta merta dalam waktu singkat. Namun, terbentuk melalui satu proses yang membutuhkan waktu
panjang. Salah satu proses untuk membentuk kepribadian tersebut dilakukan melalui latihan.
4. Pemaksaan Disiplin dapat terjadi karena dorongan kesadaran diri. Disiplin
dengan motif kesadaran diri ini lebih baik dan kuat. Dengan melakukan kepatuhan dan ketaatan atas kesadaran diri,
bermanfaat bagi kebaikan dan kemajuan diri. Sebaliknya, disiplin dapat pula terjadi karena pemaksaan dan tekanan dari
luar.
5. Hukuman Tata tertib sekolah biasanya berisi hal-hal positif yang harus
dilakukan oleh siswa. Sisi lainnya berisi sanksi atau hukuman bagi yang melanggar tata tertib tersebut. Ancaman
sanksihukuman sangat penting karena dapat memberi dorongan dan kekuatan bagi siswa untuk menaati dan
mematuhinya. Tanpa ancaman hukumansanksi, dorongan ketaatan dan kepatuhan dapat diperlemah.
2.3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi dan membentuk disiplin
Perilaku disiplin tidak akan tumbuh dengan sendirinya, melainkan perlu kesadaran diri, latihan, kebiasaan, dan juga adanya hukuman. Siswa
akan berdisiplin dalam belajar apabila siswa sadar akan pentingnya belajar dalam kehidupannya. Siswa yang memiliki disiplin yang tinggi akan
belajar dengan baik, teratur sehingga akan memperoleh hasil belajar yang baik.
George G 2009 dalam jurnal How Can We Improve School Discipline mengemukan :
School discipline entails more than punishment. It is complex and includes developing student self-discipline. Discipline and its opposite,
indiscipline, are transactional phenomena nested in classroom, school, and community ecologies. The interactions that produce disciplined
behavior or indiscipline are mediated andor moderated by the developmental needs of students;teacher, student, and school culture;
student socioeconomic status;school and classroom composition and structure; pedagogical demands; student and teacher role expectations
and capacity to meet the institutionally established expectations for their roles; and school climate. Yang artinya disiplin sekolah memerlukan lebih
dari hukuman ini adalah kompleks dan termasuk pengembangan diri siswa disiplin. Disiplin dan kebalikannya, ketidak disiplinan, adalah fenomena
transaksional bersarang di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat ekologi. Interaksi yang menghasilkan perilaku disiplin atau ketidak disiplinan
dimediasi dan dikelola oleh perkembangan kebutuhan siswa, guru, siswa, dan sekolah budaya; mahasiswa status sosial ekonomi, sekolah dan
komposisi kelas dan struktur, tuntutan pedagogis, siswa dan harapan peran guru dan kapasitas untuk memenuhi harapan secara kelembagaan dibentuk
untuk peran mereka, dan iklim sekolah. Menurut Tu’u 2004:48-49 ada empat faktor dominan yang
mempengaruhi dan membentuk disiplin yaitu : 1. Kesadaran diri
Sebagai pemahaman diri bahwa disiplin penting bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Selain itu kesadaran diri menjadi
motif sangat kuat bagi terwujudnya disiplin. Disiplin yang terbentuk atas kesadaran diri akan kuat pengaruhnya dan akan
lebih tahan lama dibandingkan dengan disiplin yang terbentuk karena terpaksa
2. Pengikutan dan ketaatan Sebagai langkah penerapan dan praktik peraturan-peraturan
yang mengatur perilaku individunya. Hal ini sebagai kelanjutan dari adanya kesadaran diri yang dihasilkan oleh
kemampuan dan kemauan diri yang kuat.
3. Alat pendidikan Untuk mempengaruhi, mengubah, membina dan membentuk
perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau yang diajarkan.
4. Hukuman Seseorang yang taat pada aturan cenderung disebabkan karena
dua hal, yang pertama karena adanya kesadaran diri, kemudian yang kedua karena adanya hukuman. Hukuman akan
menyadarkan mengoreksi, dan meluruskan yang salah, sehingga orang kembali pada perilaku yang sesuai dengan
harapan.
Lebih lanjut Tu’u, 2004:49-50 menambahkan masih ada faktor- faktor yang berpengaruh dalam pembentukan disiplin yaitu :
1. Teladan Teladan adalah contoh yang baik yang seharusnya ditiru oleh
orang lain. Dalam hal ini siswa lebih mudah meniru apa yang mereka lihat sebagai teladan orang yang dianggap baik dan
patut untuk ditiru daripada dengan apa yang mereka dengar. Karena itu contoh dan teladan dari atasan, kepala sekolah, dan
guru-guru serta penata usaha sangat berpengaruh terhadap disiplin siswa.
2. Lingkunngan berdisiplin Lingkungan berdisiplin kuat pengaruhnya dalam pembentukan
disiplin dibandingkan dengan lingkungan yang belum menerapkan disiplin. Bila berada pada lingkungan yang
berdisiplin, seseorang akan terbawa oleh lingkungan tersebut.
3. Latihan berdisiplin Disiplin dapat tercapai dan dibentuk melalui latihan dan
kebiasaan. Artinya melakukan disiplin secara berulang-ulang dan membiasakannya dalam praktik-praktik disiplin sehari-
hari.
Guru juga ikut berperan penting dalam pembentukan disiplin peserta didik, guru harus mampu menumbuhkan disiplin dalam diri peserta
didik terutama disiplin diri Self Discipline. Menurut Mulyasa 2002:109, untuk kepentingan tersebut guru harus mampu melakukan hal-hal sebagai
berikut : 1. Membantu peserta didik mengembangkan pola perilaku untuk
dirinya. 2. Membantu peserta didik meningkatkan standar perilakunya.
3. Menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat untuk menegakkan disiplin.
2.3.4 Indikator Disiplin