12. Dilihat angka yang menunjukkan pada disk LOVIBOND ORBECCO-HELLIG yang telah sesuai warnanya dengan larutan.
3.3.5. Kompatibelitas dengan larutan Resin Poliamida
1. Disediakan larutan 40 Poliamida dalam pelarut campuran toluenapropanol 7:3.
2. Disediakan larutan 50 dari produk Reaksi pencangkokan cangkok karet alam siklis dengan Anhidrida maleat CNR-g-AM.
3. Larutan poliamida ditambahkan ke dalam larutan CNR-g-AM dengan perbandingan 9:1.
4. Campuran diaduk dengan menggunakan pengaduk stirer. 5. Campuran dituangkan secukupnya keatas permukaan kaca bersih yang sudah
disiapkan. 6. Dibentuk lapisan tipis diatas kaca dengan menggunakan alat pembentuk film
dengan ukuran ketebalan 120 mikrimeter. 7. Lapisan tipis yang terbentuk ditunggu sampai kering.
8. Lapisan tipis difoto dan dikarakterisasi dengan Scanning Electron Microscopy.
Universitas Sumatera Utara
3.4. Bagan Penelitian Pencangkokan Anhidrida Maleat pada CNR 3.4.1. Tanpa kehadiran Inisiator peroksida Benzoil Peroksida BPO
Karet Alam Siklis
Dalam Internal Mixer 80 rpm, 150
o
C 4 menit
Anhidrida Maleat Variasi: 0, 2, 4, 8
dan16 phr
Lelehan Karet Alam Siklis
Diproses selama 8 menit
CNR-c-AM Produk
Toluena
Larutan CNR-c-AM
Ditambahkan tetes demi tetes ke dalam
Aseton excess
CNR-c-AM Murni
Filtrat KARAKTERISASI:
Sifat Fisika, Sifat Kimia FT-IR, DSC, TGA
Campuran CNR dan AM
Diproses selama 8 menit
Universitas Sumatera Utara
3.4.2. Dengan kehadiran Inisiator peroksida Benzoil Peroksida BPO
Karet Alam Siklis
Dalam Internal Mixer 80 rpm, 150
o
C 4 menit
Anhidrida Maleat Variasi: 0, 2, 4, 8 dan 16
phr
Lelehan Karet Alam Siklis
Diproses selama 8 menit
BPO 1 phr
CNR-c-AM Produk
Toluena
Larutan CNR-c-AM
Ditambahkan tetes demi tetes ke dalam
Aseton excess
CNR-c-AM Murni
Filtrat
KARAKTERISASI: Sifat Fisika, Sifat Kimia
FT-IR, DSC, TGA
Campuran CNR, AM dan BPO
Diproses selama 8 menit
Universitas Sumatera Utara
3.4.3. Tanpa kehadiran Inisiator peroksida Benzoil Peroksida BPO dan penambahan komonomer Stirena.
Karet Alam Siklis
Dalam Internal Mixer 80 rpm, 150
o
C 4 menit
Anhidrida Maleat 16 phr
Lelehan Karet Alam Siklis
Diproses selama 8 menit
Stirena Rasio Mol
1:2 1:1 2:1
CNR-c-St-AM Produk
Toluena
Larutan CNR-c-St-AM
Ditambahkan tetes demi tetes ke dalam
Aseton excess
CNR-c-St-AM Murni
Filtrat
KARAKTERISASI: Sifat Fisika, Sifat Kimia
FT-IR, DSC, TGA
Campuran CNR, AM dan St
Diproses selama 8 menit
Universitas Sumatera Utara
3.4.4. Dengan kehadiran Inisiator peroksida Benzoil Peroksida BPO dan penambahan komonomer Stirena.
Karet Alam Siklis
Dalam Internal Mixer 80 rpm, 150
o
C 4 menit
Anhidrida Maleat 16 phr
Lelehan Karet Alam Siklis
Diproses selama 8 menit
BPO 1 phr + Stirena
Rasio Mol 1:2 1:1 2:1
CNR-c-St-AM Produk
Toluena
Larutan CNR-c-St-AM
Ditambahkan tetes demi tetes ke dalam
Aseton excess
CNR-c-St-AM Murni
Filtrat
KARAKTERISASI: Sifat Fisika, Sifat Kimia
FT-IR, DSC, TGA
Campuran CNR, AM dan St
Diproses selama 8 menit
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Proses pencangkokan
Reaksi pencangkokan Anhidrida Maleat AM pada Karet Alam Siklis KAS dilakukan di dalam pencampur internal Internal Mixer dengan kondisi tertentu
sesuai rancangan percobaan, seperti tertera pada Lampiran 1. Pada tahap awal dilakukan proses di dalam pencampur internal menggunakan sampel KAS segar
fresh tanpa penambahan monomer AM dan zatpereaksi lain. Selanjutnya sampel ini
yang dijadikan standar atau blanko sebagai pembanding terhadap sampel-sampel yang diperlakukan sesuai dengan rancangan percobaan.
Selanjutnya sampel standar dan semua sampel produk pencangkokan AM pada KAS KAS-c-AM dipelajari sifat-sifat fisika-kimianya dan dikarakterisasi
dengan Fourir Transformed-Infra Red FT-IR, Thermogravimetric Analysis TGA dan Differential Scanning Calorimetry DSC.
4.2. KAS standar
4.2.1. Sifat-sifat Fisika dan Kimia
Sifat-sifat Fisika dan Kimia KAS segar freshResiprena 35 dan yang diproses di dalam pencampur internal tanpa penambahan monomer AM dan zat pereaksi lain
standar diperlihatkan seperti pada Tabel 4.1. Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa KAS yang telah diproses di dalam
pencampur internal mengalami perubahan suhu transisi gelas Tg, sedangkan warna dan massa jenis tidak berbeda nyata.
Suhu transisi gelas Tg menurun dengan adanya proses di dalam pencampur internal. Hal ini bisa dipahami bahwa dengan mengalami proses di dalam pencampur
internal dengan suhu 150
o
C dengan kecepatan rotor 80 rpm selama 12 menit maka
50
Universitas Sumatera Utara