Sedangkan terlihatnya serapan di daerah 1700 cm
-1
pada spektrum FT-IR KAS yang telah diproses di dalam pencampur internal diduga bahwa telah terjadi
reaksi antara KAS dengan udara di dalam pencampur internal. KAS mengalami oksidasi karena berinteraksi dengan udara selama proses di dalam pencampur internal
yang berada dalam keadaan tidak tertutup.
4.2.4. Analisa ThermogravimetrikThermogravimetric Analysis TGA
Hasil karakterisasi thermal dengan TGA KAS yang segar diperlihatkan seperti Lampiran 25 dan yang sudah diproses di dalam pencampur internal seperti Lampiran
26. Pada Lampiran 25 dapat dilihat bahwa terjadi perubahan massa sampel pada
suhu proses 139-257
o
C, terjadi penurunan massa sampel sebesar 3,8. Pengurangan massa sampel ini diduga karena terjadi penguapan senyawa-senyawa yang mudah
menguap mosture yang terdapat bersama sampel. Terdapatnya mosture dalam sampel dimungkinkan karena sampel disimpan dalam wadah yang dapat kontak
dengan udara pada saat penyimpanan, setelah dikeringkan dalam oven dan sebelum dilakukan karakterisasi thermal TGA.
Kemudian pada suhu 251
o
C sampai dengan 522
o
C terjadi pengurangan massa yang drastis pada kedua sampel. Sampel segar mengalami pengurangan massa
sebesar 93,27, sedangkan sampel yang sudah diproses dalam pencampur internal mengalami pengurangan massa sebesar 98,1. Hal ini diduga bahwa kedua sampel
mengalami dekomposisi. Dan pada suhu 660
O
C ditemukan sisa sampel sebagai abu signal value
untuk sampel segar dan sampel yang sudah diproses di dalam pencampur internal, masing-masing 1,88 dan 2,36.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3. Thermogram TGA gabungan KAS segar 1 dan yang sudah diproses di dalam Pencampur Internal 2
Secara umum dapat dinyatakan bahwa sifat thermal KAS yang segar dan yang sudah diproses di dalam pencampur internal tidak berbeda nyata. Sampel yang segar dan
yang sudah diproses di dalam pencampur internal memiliki sifat thermal yang sama, tidak terjadi perubahan sifat thermal dengan adanya proses di dalam pencampur
internal, seperti juga dapat dilihat pada Gambar 4.3.
4.2.5. Kalorimetri Pemindaian DifferensialDifferential Scanning Calorimetry
DSC
Hasil karakterisasi dalam bentuk thermogram DSC sampel KAS segar dan yang sudah diproses dalam pencampur internal diperlihatkan pada Lampiran 27 dan 28
secara berturut-turut.
Gambar 4.4. Thermogram gabungan KAS segar 1 dan yang sudah diproses di dalam internal mixer 2
100 200
300 400
500 600
700 Serie…
Serie…
50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 105 110 115 120 Ser…
Ser…
Universitas Sumatera Utara
Dari thermogram DSC seperti dalam Lampiran 27 dan 28 dapat dilihat bahwa KAS segar memiliki suhu transisi gelas Tg 93
o
C dan KAS yang sudah diproses di dalam pencampur internal memiliki suhu transisi gelas 69
o
C. Terjadi penurunan Tg setelah KAS diproses di dalam pencampur internal. Hal ini bisa dipahami bahwa dengan
mengalami proses di dalam pencampur internal pada suhu 150
o
C dengan kecepatan rotor 80 rpm selama 12 menit maka struktur KAS mengalami perubahan. Strukturnya
menjadi lebih tidak kaku, yang demikian membutuhkan suhuenergi yang lebih rendah untuk dapat berotasi dan berubah dari kristalin menjadi seperti karetrubbery.
Gabungan overlay thermogram KAS segar dan yang sudah diproses di dalam pencampur internal dapat dilihat seperti pada Gambar 4.4.
4.3. KAS tercangkok Anhidrida Maleat