Model Pembelajaran Quantum Model-Model Pembelajaran Inovatif

xxxix k. Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama dan orientasi tugas Sugiyanto, 2010: 44 Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan kemampuannya dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran kooperatif, siswa dituntut untuk aktif dalam belajar melalui kegiatan kerjasama kelompok.

3. Model Pembelajaran Quantum

Menurut De Potter dalam Quantum Learning 2000: 16 quantum learning menggabungkan Sugestologi, teknik pemercepatan belajar [proses belajar yang memungkinkan siswa belajar dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal, dan dibarengi kegembiraan. Suasana belajar yang efektif diciptakan melalui campuran antara lain unsur-unsur hiburan, permainan, cara berpikir positif, dan emosi yang sehat], NLP neurolinguistik programme [suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur informasi] dengan teori, keyakinan dan metode kami sendiri. Termasuk diantaranya konsep-konsep kunci dari berbagai teori dan strategi belajar yang lain, seperti: teori otak kanankiri, teori otak Triune 3 in 1, pilihan modalitas Visual, auditorial, dan kinestetik, teori kecerdasan ganda, pendidikan holistik, belajar berdasarkan pengalaman, belajar dengan simbol, serta belajar dengan permainan. 27 xl Menurut Sugiyanto 2010: 7 Quantum learning mengonsep tentang “menata pentas: lingkungan belajar yang tepat.” Penataan lingkungan ditujukan kepada upaya membangun dan mempertahankan sikap positif. Sikap positif merupakan aset penting untuk belajar. Peserta didik quantum dikondisikan ke dalam lingkungan belajar yang optimal baik secara fisik maupun mental. Penataan lingkungan belajar ini dibagi dua yaitu: lingkungan mikro dan lingkungan makro. Lingkungan mikro ialah tempat peserta didik melakukan proses belajar bekerja dan berkreasi. Dalam pengajaran umumnya di ruang-ruang pendidikan di Indonesia, lebih baik memfokuskan perhatian kepada penataan lingkungan formal dan terstruktur seperti: meja, kursi, tempat khusus, dan tempat belajar yang teratur. Target penataannya ialah menciptakan suasana yang menimbulkan kenyamanan dan rasa santai. Lingkungan makro ialah “dunia yang luas.” Peserta didik diminta untuk menciptakan ruang belajar di masyarakat. Mereka diminta untuk memperluas lingkup pengaruh dan kekuatan pribadi, berinteraksi sosial ke lingkungan masyarakat yang diminatinya. Dengan demikian, quantum learning berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas-interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar. Quantum learning merupakan penerapan cara 28 xli belajar baru yang lebih melihat kemampuan siswa berdasarkan kelebihan atau kecerdasan yang dimilikinya. Dalam quantum learning guru sebagai pengajar tidak hanya memberikan bahan ajar, tetapi juga memberikan motivasi kepada siswanya, sehingga siswa merasa bersemangat dan timbul kepercayaan dirinya untuk belajar lebih giat dan dapat melakukan hal-hal positif sesuai dengan tipe kecerdasan yang dimilikinya. Cara belajar yang diberikan kepada siswa pun harus menarik dan bervariasi, sehingga siswa tidak merasa jenuh untuk menerima materi pelajaran. Disamping itu, lingkungan belajar yang nyaman juga dapat membuat suasana kelas menjadi kondusif. Siswa dapat menangkap materi yang diajarkan dengan mudah karena lebih mudah untuk fokus kepada penyampaian guru. TANDUR Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan merupakan kerangka perencanaan pembelajaran model Quantum Sugiyanto, 2010: 83. a. Tumbuhkan: sertakan diri mereka, pikat mereka, puaskan keingintahuan mereka. Buatlah mereka tertarik atau penasaran tentang materi yang akan kita ajarkan. b. Alami: berikan mereka pengalaman belajar, tumbuhkan “kebutuhan untuk mengetahui” c. Namai: berikan “data” tepat saat minat memuncak mengenalkan konsep-konsep pokok dari materi pelajaran xlii d. Demonstrasikan: berikan kesempatan bagi mereka untuk mengaitkan pengalaman dengan data baru, sehingga mereka menghayati dan membuatnya sebagai pengalaman pribadi e. Ulangi: rekatkan gambaran keseluruhannya. Ini dapat dilakukan melalui pertanyaan posttest ataupun penugasan, atau membuat ikhtisar hasil belajar f. Rayakan: ingat, jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan. Perayaan menambahkan belajar dengan asosiasi positif Sugiyanto, 2010: 84. Dalam pendekatan pembelajaran quantum, pendidik mampu menyatu dan membaur pada dunia peserta didik sehingga pendidik bisa lebih memahami peserta didik dan ini menjadi modal utama yang luar biasa untuk mewujudkan metode yang lebih efektif yaitu metode belajar- mengajar yang lebih menyenangkan. Pada pembelajaran quantum, objek yang menjadi tujuan utama adalah siswa. Maka dari itu guru mengupayakan berbagai interaksi dan menyingkirkan hambatan belajar dengan cara yang tepat agar siswa dapat belajar secara mudah dan alami.

4. Model Pembelajaran Terpadu