MATERI DAN METODE 1. Bahan dan Alat Penelitian 2. Metode Penelitian 2. a. Pengamatan Makroskopis 2. b. Pengamatan Mikroskopis

III. MATERI DAN METODE

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Riset Anatomi, Bagian Anatomi, Histologi dan Embriologi, Departemen Anato mi, Fisiologi dan Farmakologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor.

III. 1. Bahan dan Alat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan samp el organ yang berasal dari empat ekor trenggiling M. javanica yang telah digunakan dalam penelitian disertasi Nisa’ 2005 yang telah difiksasi di dalam larutan bouin dan disimpan dalam alkohol 70. Bahan kimia yang digunakan dalam penilitian ini adalah alkohol 70, 80, 90, 95,100, xylol, parafin p.a 56-58 C, zat-zat warna hematoksilin- eosin HE, alcian blue AB pH 2,5, periodic acid Schiff PAS dan larutan resin Entelan ® , Merck. Peralatan yang digunakan ialah peralatan bedah, perlengkapan labolatorium histologi, mikroskop dan peralatan fotografi. III. 2. Metode Penelitian III. 2. a. Pengamatan Makroskopis Organ paru-paru trenggiling yang sudah disimpan dalam alkohol 70 diamati bentuk dan dilakukan pengukuran panjang, lebar dan ketebalan tiap-tiap lobus dari paru-paru kanan dan kiri. Pada organ trakhea, diukur panjang keseluruhan serta dihitung jumlah cincin tulang rawan dan diukur diameternya. Panjang paru-paru diukur berdasarkan sumbu memanjang dari keseluruhan lobus paru-paru. Lebar paru-paru diukur pada bagian yang paling lebar dari masing- masing lobus paru-paru. Tebal paru-paru adalah bagian yang paling tebal dari keseluruhan lobus paru-paru. Setelah pengukuran selesai, maka dilakukan pemotretan secara keseluruhan dari organ paru-paru tersebut.

III. 2. b. Pengamatan Mikroskopis

Untuk melakukan pengamatan mikroskopis potongan organ diproses secara standar histologi sampai menjadi blok jaringan. Organ paru-paru dari masing-masing lobus dipotong sebesar kira-kira 1x0,5 cm, begitu juga organ trakhea. Potongan organ didehidrasi untuk menarik air dari jaringan menggunakan larutan alkohol konsentrasi bertingkat 70 24 jam, 80 24 jam, 90 12 jam, 95 12 jam, absolut I 6 jam, absolut II 6 jam, absolut III 6 jam. Kemudian dilakukan penjernihan clearing dengan menggunakan xylol. Pengulangan sebanyak 3x xylol I, II, dan III masing-masing selama 30 menit sampai 2 jam diharapkan akan menyempurnakan proses penjernihan dan mengisi bagian-bagian jaringan ata u sel. Setelah itu dilakukan proses infiltrasi dengan parafin cair I, II dan III di dalam inkubator parafin yang dimaksudkan untuk penyempurnaan proses infiltrasi. Setelah infiltrasi sempurna, selanjutnya dilakukan penanaman embedding jaringan untuk dijadikan blok parafin. Blok parafin dilekatkan pada potongan kayu dan disayat dengan mikrotom rotary dengan ketebalan 5 µm. Pemotongan awal trimming dilakukan sampai sayatan mencapai jaringan secara utuh. Hasil sayatan kemudian dilekatkan pada gelas obyek bersih yang sudah dipersiapkan dan direndam dalam alkohol 70. Hasil sayatan diberi label, diletakkan dalam slide plate dan diinkubasi di dalam inkubator 37-40 C selama satu malam, dan selanjutnya dilakukan pewarnaan HE untuk mengamati struktur umum trakhea dan paru-paru serta pewarnaan AB pH 2,5 dan PAS untuk mengamati distribusi sel goblet dan kandungan karbohidrat netral dan asam pada mukus yang dihasilkannya. Pengamatan struktur umum trakhea meliputi pengamatan bentuk tulang rawan, otot polos, epitel, kelenjar dan macam-macam sel yang terdapat pada mukosa, lamina propria dan submukosa trakhea dan bronkhus. Sedangkan pengamatan struktur umum paru-paru meliputi pengamatan bentuk tulang rawan pada bronkhus primer, bronkhus sekunder, bronkhus tersier dan bronkhiolus, otot polos, epitel dan kelenjar serta macam-macam sel yang terdapat pada dinding alveolus. Setelah pengamatan selesai, maka dilakukan pemotretan.

IV. HASIL PENELITIAN