HASIL PENELITIAN Kajian Morfologi Saluran Pernafasan Trenggiling (Manis javanica) dengan Tinjauan Khusus pada Trakea dan Paru-paru

IV. HASIL PENELITIAN

Trakhea Pada pengamatan secara makroskopis terlihat trakhea bercabang menjadi dua yaitu bronkhi prinsipalis kiri dan bronkhi prinsipalis kanan, dan untuk selanjutnya masuk ke paru-paru Gambar 2. Gambar 2. Trakhea dan paru-paru M. javanica setelah difiksasi dalam larutan bouin. a. trakhea; b. bronkhi prinsipalis kiri dan kanan Bar = 1 cm Tabel 1. Data ukuran panjang, diameter dan jumlah cincin trakhea M. javanica No Jenis Kelamin Berat badan gr Trakhea Panjang cm Diameter cm Jumlah cincin buah 1 ? 3200 4,5 0,6 24 2 ? 3730 4,1 0,5 24 3 ? 2900 3,5 0,4 24 4 ? 2200 4,3 0,6 24 Rata-rata 3146 4,1 0,53 24 Catatan : - Diameter trakhea diukur pada pertengahan panjang trakhea - Panjang trakhea diukur dari pangkal sampai bifurcatio trakhealis percabangan trakhea Dari Tabel 1 dapat diketahui trakhea M. javanica memiliki panjang berkisar antara 3,5-4,5 cm rata-rata 4,1 cm yang tersusun atas cincin tulang rawan terbuka yang berjumlah 24 buah dan diameter berkisar antara 0,4-0,6 cm rata-rata 0,53 cm. a b b Gambaran histologi trakhea M. javanica terdiri dari lapis mukosa, submukosa, musculo-cartilagenous dan adventisia. Lapis mukosa terdiri dari epitel silindris semi banyak baris pseudostratified bersilia dengan sel goblet diantaranya dan dibawahnya terdapat lamina propria yang tipis. Lapis submukosa terdiri dari jaringan ikat longgar dan kelenjar submukosa yang hanya ditemukan pada pars cervicalis bagian proksimal. Lapis musculo-cartilagenous tersusun atas tulang rawan hialin yang berbentuk cincin terbuka, ujung-ujungnya yang bebas dihubungkan satu sama lain oleh muskulus trakhealis. Pada bagian proksimal otot ini menempel pada permukaan luar dari ujung cincin tulang rawan sebaliknya pada bagian distal trakhea menempel pada permukaan dalam dari uj ung tulang rawan. Lapis adventisia mengelilingi keseluruhan bagian luar trakhea Gambar 3. Gambar 3. Struktur umum trakhea M. javanica yang berbentuk cincin terbuka A dengan cincin tulang rawan a dan muskulus trakhealis yang melekat pada permukaan dalam b, dinding trakhea B dan C disusun oleh lapis mukosa c yang terdiri dari epitel silindris semi banyak baris bersilia c’, silia tanda panah dan sel-sel goblet c” diantaranya; lapis submukosa d yang terdiri dari jaringan ikat longgar dan beberapa kelenjar submukosa e terutama pada pangkal trakhea; lapis musculo cartilagenous a dan b; serta lapis adventisia f Pewarnaan HE, bar A= 500 µ m, bar B= 50 µ m, bar C= 20 µ m Paru-Paru Hasil pengamatan makroskopis menunjukan bahwa paru-paru M. javanica terdiri dari sepasang paru-paru, kanan dan kiri. Lobulasi dari masing-masing bagian paru-paru terlihat sangat jelas. Paru-paru M. javanica bagian kiri oleh fissura interlobaris terbagi menjadi tiga lobus, yaitu lobus apicalis, lobus cardiaca dan lobus diaphragmatica. Sedangkan bagian kanan terbagi menjadi A B C a b d c’ c e f c’’ empat lobus yaitu lobus apicalis, lobus cardiaca, lobus accessorius dan lobus diaphragmatica. Pada lobus apicalis kanan terbagi lagi menjadi lobus apicalis cranialis dan caudalis, serta lobus accessorius kanan juga terbagi menjadi lobus accessorius cranialis dan caudalis Gambar 4. Gambar 4. Morfologi paru-paru M. javanica. A. tampak dorsal; B. tampak ventral; a. trakhea; b. bifurkasio trakhealis; c. bronkhi prinsipalis kiri dan kanan; d. lobus apikalis kiri; e. lobus medialis kiri; f. lobus diaphragmatika kiri; g. lobus apikalis kanan; h. lobus medialis kanan; i. lobus accessorius kanan; j. lobus diaphragmatika kanan Bar = 1 cm. Panjang paru-paru kiri dan kanan hampir sama, tetapi paru-paru kanan terlihat lebih tebal dan lebar karena adanya lobus accessorius dan pembagian lobus yang lebih banyak serta paru-paru kiri tampak lebih tipis karena adanya impressio cardiaca Tabel 2. Hasil pengamatan mikroskopis menunjuka n bahwa gambaran bronkhus prinsipalis mirip dengan trakhea dengan tulang rawan berbentuk tapal kuda, sedangkan pada bronkhus primer, bronkhus sekunder dan bronkhus tersier bentuk tulang rawan berupa lempengan-lempengan dan ukuran dari masing-masing bronkhus berbeda-beda Gambar 5. f A a g j d b c d e f c h i j a g B D C B A Gambar 5. Bentuk dan penyebaran tulang rawan pada bronkhi M. javanica. A. bronkhi prinsipalis; B. bronkhus primer; C. bronkhus sekunder; D. bronkhus tersier; tulang rawan tanda panah. Pewarnaan HE, bar A=100 µ m, bar B= 50 µ m, bar C= 50 µ m, bar D= 50 µ m Bronkhi M. javanica tersusun atas lapis mukosa, lapis submukosa dan lapis musculo-cartilagenous. Lapis mukosa terdiri dari epitel kubus semi banyak baris bersilia dan adanya sedikit sel goblet Gambar 6. Gambar 6. Struktur umum bronkhi M. javanica. a. Lapis mukosa yang terdiri dari epitel kubus semi banyak baris bersilia a’ dengan sel goblet diantaranya a”, silia tanda panah; lapis submukosa b’; lapis musculo-cartilagenous yang terdiri dari tulang rawan c’, otot polos c” dan kelenjar c”’; d. pembuluh darah. Pewarnaan HE, bar A= 100 µm, B= 50 µ m, bar C= 20 µ m a’’ B C a’ b’ c’ c”’ c” A d Bronkhioli M. javanica disusun oleh lapis mukosa, lapis muskularis dan sedikit jaringan ikat. Epitel yang melapisinya adalah kubus semi banyak baris dengan jumlah silia dan sel goblet yang semakin berkurang pada bagian distal dengan penyebaran yang tidak merata. Lapis muskularis terdiri dari beberapa lapis otot polos yang mengelilingi lumen bronkhioli Gambar 7. Cabang akhir dari bagian penyalur udara pernapasan adalah bronkhioli terminalis. Gambar 7. Struktur umum bronkioli M. javanica. a. lapis mukosa yang terdiri dari epitel kubus bersilia a’ dengan sel goblet diantaranya a”, silia tanda panah; b. lapis muskularis yan terdiri dari beberapa lapis otot polos; c. alveolus. Pewarnaan HE, bar A= 50 µ m, B= 20 µ m Secara umum gambaran histologis bronkhioli terminalis mirip dengan bronkhioli. Pada bronkhioli terminalis silia masih ditemukan, tetapi jumlah sel goblet lebih sedikit dibandingkan pada bronkhioli dengan penyebaran yang juga tidak merata. Selain itu, otot polos yang mengelilingi lumen bronkhioli terminalis lebih tipis Gambar 8. Bronkhioli terminalis kemudian bercabang menjadi bronkhioli respiratorius. Dinding bronkhioli respiratorius trenggiling mempunyai banyak lubang yang langsung berhub ungan dengan duktus alveolaris dan berakhir di alveoli. Dua atau lebih alveoli bergabung membentuk sakus alveolaris Gambar 8. A B a’ a” b c c Gambar 8. Struktur umum bronkhioli terminalis dan percabangannya pada M. javanica. A. percabangan bronkhioli terminalis; B. struktur umum bronkhioli terminalis; a. bronkhiolus terminalis; b. bronkhiolus respiratorius; c. duktus alveolaris; d.sakus alveolaris; e. alveolus; f. lapis mukosa yang terdiri dari epitel kubus bersilia f’ dengan sel goblet diantaranya f’’; silia tanda panah; g. lapis muskularis. Pewarnaan HE, bar A= 100 µ m, bar B= 20 µ m Hasil pengamatan sel goblet pada saluran pernapasan trenggiling khususnya trakhea dan paru-paru menunjukan bahwa sel goblet berdistribusi sampai bronkhioli terminalis Gambar 9. Gambar 9. Distribusi sel-sel goblet tanda panah pada saluran pernapasan khususnya trakhea dan paru-paru M. javanica. A. trakhea; B. bronkhus; C. bronkhiolus; D. bronkhiolus terminalis. Pewarnaan PAS, bar A=B=C=D= 30 µ m D B A C A b a c d e e B f’ f” g Pada pewarnaan AB pH 2,5, mukosa pada trakhea trenggiling memberikan hasil yang positif Gambar 10. Sedangkan pada paru-paru, mukosa tidak memberikan hasil yang positif. Gambar 10. Hasil pewarnaan AB pH 2,5 pada substansi mukus trakhea M. javanica. Warna biru menunjukan hasil yang positif pada pewarnaan AB tanda panah bar= 30 µm Hal menarik yang ditemukan pada parenkhim paru-paru yaitu alveoli pada M. javanica berukuran kecil dan rapat. Selain itu disekitar alveoli M. javanica cabang-cabang pembuluh darah ditemukan dalam jumlah lebih banyak Gambar 11. Gambar 11. Bentuk dan struktur dari alveoli M. javanica. a. alveolus; b. pembuluh darah; c. bronkhiolus; kerapatan dan bentuk alveolus tanda panah. Pewarnaan HE, bar A= 100 µ m b c b b a Seperti pada umumnya mamalia, pada dinding alveoli M. javanica ditemukan adanya sel pneumosit tipe I sel tipe I, sel pneumosit tipe II sel tipe II, sel makrofag, pembuluh darah kapiler dan jaringan ikat. Sel tipe I berbentuk pipih dengan inti besar dan sitoplasma sangat sedikit. Sel tipe II lebih besar dari pada sel tipe I, dengan inti dan sitoplasma yang jelas. Sel makrofag berbentuk bulat dan besar dengan inti yang jelas, terletak pada permukaan septum interalveolar atau bebas didalam alveolus Gambar 12. Gambar 12. Dinding alveoli M. javanica terdiri atas sel-sel: a. sel tipe I; b. sel tipe II; c. sel makrofag; d. alveolus. Pewarnaan HE, bar= 20 µm c b a d

V. PEMBAHASAN

Trakhea Hasil Pengamatan memperlihatkan bahwa trakhea trenggiling bercabang menjadi bronkhi prinsipalis kiri dan bronkhi prinsipalis kanan seperti pada umumnya mamalia Hare, 1975. Trakhea trenggiling memiliki panjang rata-rata 4,1 cm yang tersusun atas cincin tulang rawan terbuka yang berjumlah 24 buah dan diameter rata-rata 0,53 cm. Menurut Hare 1975 panjang dan jumlah cincin trakhea bervariasi menurut spesiesnya. Pada kuda dan ruminansia 48-60 buah, anjing 42-46 buah, kucing 38-43 buah dan babi 32-36 buah. Jadi trenggiling ini memiliki jumlah cincin yang relatif sedikit dibandingkan mamalia lainnya. Hal ini disebabkan karena M. javanica memiliki leher yang pendek. Gambaran mikroskopis trakhea trenggiling berbeda dengan mamalia lain pada umumnya, tetapi ada kemiripan dengan karnivora. Pada trakhea M. javanica lapis mukosa dilapisi oleh epitel silindris semi banyak baris bersilia, sedangkan pada karnivora dan mamalia pada umumnya dilapisi oleh epitel silindris banyak baris bersilia Hare, 1975; Carola et al., 1976; Plopper dan Adams, 1993; Ross et al., 1995; Bergman et al., 1996; Junqueira et al., 1997. Gambaran yang sama adalah ditemukan adanya sel-sel goblet yang tersebar diantara sel-sel epitel bersilia. Selain itu kelenjar submukosa pada trakhea M. javanica hanya ditemukan pada pars cervicalis bagian proksimal, sedangkan pada kebanyakan mamalia kelenjar ini ditemukan di sepanjang trakhea Hare, 1975; Carola et al., 1976; Plopper dan Adams, 1993; Ross et al., 1995; Bergman et al., 1996; Junqueira et al., 1997. Ditemukannya kelenjar submukosa yang terbatas pada pangkal trakhea diduga bahwa mukus hanya dihasilkan oleh sel goblet saja. Mukus yang dihasilkan pada trakhea mengandung karbohidrat yang bersifat netral maupun asam. Ditemukannya sel-sel goblet yang menghasilkan karbohidrat asam terbatas pada trakhea, menunjukan bahwa fungsi karbohidrat ini sangat penting di daerah trakhea. Meskipun peranan karbohidrat asam pada saluran pernapasan belum diketahui secara pasti, akan tetapi pada saluran pencernaan karbohidrat asam ini diduga berperan penting dalam proteksi, seperti mengeliminir infeksi parasit maupun mikroba Suprasert et al., 1999. Lapis musculo-cartilagenous tersusun atas tulang rawan hialin yang berbentuk cincin terbuka, ujung-ujungnya yang bebas dihubungkan satu sama lain oleh muskulus trakhealis. Pada bagian proksimal otot ini melekat pada permukaan luar dari ujung cincin tulang rawan, sebaliknya pada bagian distal trakhea melekat pada permukaan dalam dari ujung tulang rawan. Gambaran ini mirip dengan karnivora. Sedang pada kuda, babi dan domba ujung-ujung cincin tulang rawan yang bebas saling tumpang tindih dan dihubungkan satu sama lain oleh muskulus trakhealis yang menempel pada permukaan bagian dalam dari tulang rawan Hare, 1975 Gambar 13. Dengan melekatnya muskulus trakhealis pada permukaan bagian luar dari cincin tulang rawan diduga menyebabkan udara yang dihisap akan lebih lancar. Sebaliknya perlekatan muskulus trakhealis pada permukaan bagian dalam dari cincin tulang rawan pada ujung trakhea, diduga berperan untuk menahan persediaan udara pada saat menggulung, menggali atau bersembunyi disarang di bawah tanah. Gambar 13. Gambaran skematis morfologi berbagai cincin trakhea. A. M. javanica; B. karnivora; C. domba; D. babi; E. kuda; a. cincin trakhea; b. muskulus trakhealis A merupakan modifikasi dari hasil penelitian; B, C, D dan E modifikasi dari sumber : Hare, 1975, perbandingan ukuran diabaikan Paru-paru Hasil pengamatan secara makroskopis memperlihatkan bahwa paru-paru trenggiling dipisahkan oleh fissura interlobaris menjadi tiga lobus di kiri dan empat lobus di kanan. Akan tetapi pada setiap lobus kanan, terbagi lagi menjadi A a a b a b b b b