besar selaput lendir laring adalah selaput lendir berkelenjar dengan epitel silindris banyak baris bersilia, kecuali daeah vestibulum pada tepi plika vokalis,
permukaan epiglotis dan plika ariepiglotis dilapisi epitel pipih banyak lapis. Putik pengecap sering terdapat pada epitelium mukosa epiglotis pada laring ruminansia,
babi dan karnivora Frandson, 1992.
II. 2. b.Trakhea
Trakhea adalah suatu saluran yang fleksibel yang terdiri dari suatu tabung yang tidak dapat mengempis, tersusun atas tulang-tulang rawan dan diselaputi
oleh selaput lendir Hare, 1975; Frandson, 1992. Trakhea dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu pars cervicalis dan pars thoracalis. Trakhea pars cervicalis
adalah bagian dari trakhea yang terletak di sepanjang leher. Pada pangkal leher, esofagus terletak di dorsal trakhea, kemudian pada pertengahan sampai ujung
leher, esofagus terletak di sebelah kiri trakhea. Trakhea pars thoracalis adalah trakea yang terletak di dalam rongga dada. Pada daerah ini, esofagus kembali
terletak di dorsal trakhea dan trakhea bercabang membentuk bronkhi prinsipalis kiri dan kanan. Tempat percabangan itu disebut bifurkasio trakhea. Pada
pemamah biak dan babi terdapat pula bronkhus trakhealis eparterialis, untuk lobus apikalis kanan Hare, 1975.
Gambaran histologi dinding trakhea tersusun atas empat lapisan utama yaitu lapis mukosa, submukosa, musculo-cartilogenous dan adventisia Hare,
1975; Carola et al., 1976; Plopper dan Adams, 1993; Ross et al., 1995; Bergman et al., 1996; Junqueira et al., 1997.
Mukosa dari trakheobronkhi terdiri dari epitel silindris banyak baris bersilia, dengan sel goblet diantaranya dan dibawahnya terdapat lamina propria
yang relatif tipis Hare, 1975; Carola et al., 1976; Plopper dan Adams, 1993; Ross et al., 1995; Bergman et al., 1996; Junqueira et al., 1997. Sel goblet merupakan
tipe sel sekretori utama pada mamalia domestik Plopper dan Adams, 1993. Lapis submukosa kaya akan kelenjar mukus dengan jaringan ikat elastik
yang padat Hare, 1975; Carola et al., 1976; Plopper dan Adams, 1993; Ross et al., 1995; Bergman et al., 1996; Junqueira et al., 1997. Kelenjar dan sel goblet ini
berfungsi menghaslkan mukus yang berperan dalam melembabkan dan
membersihkan udara dengan mengikat partikel-partikel asing yang kemudian didorong menuju faring dengan aktivitas silia Hare, 1975; Spence dan Mason,
1987. Selanjutnya mukus bersama partikel-partikel asing dikeluarkan melalui suatu gerak refleks yang disebut refleks batuk Guyton, 1994.
Lapisan musculo-cartilogenous tersusun atas tulang rawan dan muskulus trakhealis Hare, 1975; Carola et al., 1976; Ploper dan Adams, 1993; Ross et al.,
1995; Bergman et al., 1996; Junqueira et al., 1997. Tulang rawan hialin merupakan komponen utama trakhea. Pada sebagian besar mamalia, tulang rawan
berbentuk cincin utuh atau tersusun dalam spiral Montagna, 1963. Bentuk cincin tulang rawan yang utuh ditemukan juga pada unggas Plopper dan Adams,
1993. Susunan tulang rawan ini adalah untuk menunjang fungsi trakhea agar tidak kolaps pada saat paru-paru mengembang dan menjamin hubungan langsung
udara ke paru-paru Breazile, 1971; Spence dan Mason, 1987; Guyton, 1994; Junqueira et al., 1997. Sedang untuk mengakomodasi peningkatan jumlah udara
ke paru-paru pada saat diperlukan, maka selain memiliki struktur tulang rawan berbentuk cincin terbuka, juga memiliki selaput mukosa yang membentuk lipatan-
lipatan longitudinal dan jaringan ikat elastik pada submukosa Hare, 1975. Muskulus trakhealis merupakan sekelompok otot polos dengan arah
serabut memanjang secara transversal diantara ujung bebas tulang rawan bagian dorsal. Pada sebagian besar mamalia, otot polos ini menempel pada jaringan ikat
perikhondrium di bagian dalam cincin Hare, 1975; Plopper dan Adams, 1993. Lapis adventisia merupakan jaringan ikat yang menyatu dengan lapis musculo-
cartilogenous dan jaringan ikat yang mengelilingi bagian luar trakhea Hare, 1975.
II. 2. c. Paru-paru pulmonum