luas di seluruh Indonesia. Umumnya jenis ini dapat tumbuh baik dari dataran rendah sampai ketinggian 1000 mdpl LIPI, 1980. Menurut Ardianto 1995
bahwa bambu tali memiliki barat jenis antara 0,47 – 0,69 dengan rata – rata 0,60, MOE sebesar 108557,74 kgcm
2
, MOR 1330,44 kgcm
2
, tekan sejajar serat 455,57 kgcm
2
, dan tarik sejajar serat 2059 kgcm
2
. Penyusutan volume dari keadaan basah sampai kekering udara 9,59 – 16,28 dan penyusutan volume dari kering
udara sampai kering tanur 2,56 – 6,59 . Komponen kimia bambu tali meliputi : kadar holoselulosa 52,1 – 54,7 ;
kadar pentosan 19,1 – 19,3 ; kadar lignin 24,8 – 25,8 ; kadar abu 2,7 – 2,9 ; kadar silika 1,8 – 5,2 ; kelarutan dalam air dingin 5,2 , kelarutan dalam air
panas 5,4 – 6,4 ; kelarutan dalam air alkohol benzene 1,4 – 3,2 ; NaOH 1 sebesar 21,2 – 25,1 Dransfield S, Widjaja E. A, 1995.
C. Perekat dan Perekat Likuida
Perekat merupakan suatu bahan atau substansi yang digunakan untuk merekatkan dua lebih benda melalui ikatan permukaan. Perekat dibagi menjadi
dua berdasarkan reaksi terhadap panas antara lain perekat thermosetting yaitu perekat jika terkena panas akan mengeras dan bersifat irreversible dan
thermoplastic yaitu perekat jika terkena panas akan melunak dan akan mengeras
kembali jika dalam suhu yang rendah Pizzi, 1983. Dalam penggunaan perekat harus dipilih dengan tepat agar dapat memberikan kualitas perekatan yang baik
dan dapat tahan dalam waktu yang lama. Persyaratan perekat yang ideal untuk kayu diantaranya murah, masa simpan yang lama, cepat mengeras dan cepat
matang pada suhu yang rendah, tahan terhadap panas, kelembaban, dan mikroorganisme serta dapat digunakan dalam berbagai keperluan Ruhendi,
1988. Perekat yang dipakai akan mempengaruhi ketahanan papan partikel
terhadap pengaruh kelembaban, yang selanjutnya tergantung dalam penggunaannya. Perekat dibedakan berdasarkan sifat perekatnya, yaitu interior
dan eksterior. Sedangkan berdasarkan macam perekatnya maka digolongkan menjadi 3, yaitu Tipe U urea formaldehid atau yang setara, Tipe M melamin
urea formaldehid atau yang setara dan Tipe P phenol formaldehid atau yang setara. Perekat urea formaldehid dalam pembuatan papan partikel mempunyai
dampak terhadap lingkungan, yaitu emisi formaldehid dengan kadar yang bervariasi yaitu rendah, sedang dan tinggi, tergantung dalam banyaknya
formaldehid yang digunakan Sutigno P, 2006 dalam
www.dephut.go.id
. Lignin merupakan salah satu penyusun utama sel kayu yaitu molekul
polifenol dengan struktur tiga dimensi, kompleks, bobot molekul yang tinggi, dan bercabang banyak. Salah satu cara membuat turunan lignin adalah dengan
mereaksikan kayu dengan larutan yang mengandung SO
2
dan ion hydrogen sulfit pada suhu yang tinggi. Reaksi ini dikenal sebagai reaksi lignosulfonat Achmadi,
1990 dalam Widiyanto, 2002. Hasil reaksi antara lignin pada serbuk kayu dan senyawa aromatik alkohol
pada suhu tinggi sehingga dapat diperoleh suatu larutan yang dapat digunakan sebagai perekat sering dikenal dengan perekat likuida kayu Ruhendi dkk, 2000
dalam Widiyanto 2002. Proses pembuatan perekat likuida kayu mengacu pada
metode Pu 1991. Tabel 2. Persyaratan mutu fenol formaldehid cair menurut SNI 06-4567-1998 :
No. Parameter
Satuan Persyaratan
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
Bentuk Kenampakan
pH 25°C Kekentalan 25°C
Berat jenis 25°C Sisa penguapan
Masa galatinasi 100°C Keteguhan rekat kayu lapis
• Keadaan kering • Setelah direbus 72 jam atau
dikukus selama 12 jam pada tekanan 2 atm.
- -
- cps
- menit
kgcm
2
kgcm
2
Cair Merah kehitaman dan bebas dari
kotoran. 10,0-13,0
130-300 1,165-1,200
40-45 ≥ 30
≥ 10 ≥ 8
D. Melamin Formaldehid