yang digunakan. Kerapatan papan partikel yang tidak merata menyebabkan adanya rongga sehingga air dapat masuk ke dalam papan partikel.
Hasil analisis sidik ragam pada selang kepercayaan 95 atau taraf nyata 5 bahwa daya serap air papan partikel hanya dipengaruhi oleh fortifikasi Lihat
Tabel 6. Sedangkan kadar perekat dan interaksinya tidak memberikan perbedaan yang nyata.
Tabel 6. Analisis sidik ragam daya serap air papan partikel
Sumber Derajat
Bebas Jumlah
Kuadrat Rataan
Perlakuan F-hit
Peluang
Kadar Perekat 2
0.00335 0.00168
0.36 0.711
Fortifikasi 2
0.06805 0.03402
7.21 0.014
Interaksi 4
0.08005 0.02001
4.24 0.034
Kesalahan 9
0.04249 0.00472
Total 17
0.19394
Hasil uji Tukey pada taraf nyata 5 menunjukan bahwa fortifiksi 15 berbeda nyata dengan fortifiksi 30 tetapi tidak berbeda nyata dengan fortifiksi
45 . Fortifiksi 30 tidak berbeda nyata dengan fortifiksi 45 . Secara sistematis bahwa fortifikasi 15 akan menghasilkan kualitas papan partikel sama
dengan fortifikasi 45 sehingga fortifiksi 15 lebih disarankan karena lebih efisien dalam penggunaan perekat.
4. Pengembangan Tebal
Pengembangan tebal menunjukan persentase penambahan tebal papan partikel setelah direndam dalam air selama 24 jam terhadap tebal papan awal.
Nilai pengembangan tebal yang dihasilkan cukup bervariasi. Nilai pengembangan tebal tertinggi pada kadar perekat 20 dengan fortifikasi 15
yaitu sebesar 73,04 . Nilai pengembangan tebal terendah diperoleh 23,44 untuk papan partikel bambu dengan kadar perekat 20 dan fortifikasi 45 . Nilai
pengembangan tebal rata- rata sebesar 38,06 . Gambar 8 menunjukan bahwa nilai pengembangan tebal cenderung
meningkat. Pengembangan tebal rata – rata pada kadar perekat 10 sebesar 31,27 ; pada kadar perekat 15 sebesar 40,46 ; dan pada kadar perekat 20
sebesar 42,45 . Nilai – nilai tersebut tidak memenuhi standar JIS A 5908 –
2003 yang mensyaratkan maksimal 12 . Akan tetapi pengembangan tebal yang terjadi jauh melebihi standar yang ada.
Gambar 8. Histogram hubungan pengembangan tebal dengan kadar perekat
Pengembangan tebal pada kadar perekat dengan fortifikasi 15 dan 30 cenderung naik, sedangkan kadar perekat dengan fortifiksi 45 cenderung
menurun. Hal ini disebabkan karena kurang meratanya penyebaran partikel dan distribusi perekat sehingga masih terdapat rongga – rongga dan perekat tidak
dapat menutup pori – pori tersebut yang menyebabkan air dapat masuk ke dalam papan. Kerapatan papan partikel sangat menentukan pengembangan tebal.
Pengembangan tebal sangat berhubungan dengan daya serap air. Semakin kecil nilai pengembangan tebal maka kualitas papan akan semakin baik karena
mempunyai hubungan linier dengan daya serap air. Dari hasil analisis sidik ragam pada selang kepercayaan 95 atau taraf
nyata 5 bahwa pengembangan tebal papan partikel hanya dipengaruhi oleh fortifikasi Lihat Tabel 7. Sedangkan kadar perekat dan interaksinya tidak
memberikan perbedaan yang nyata. Tabel 7. Analisis sidik ragam pengembangan tebal papan partikel
Sumber Derajat
Bebas Jumlah
Kuadrat Rataan
Perlakuan F-hit
Peluang
Kadar Perekat 2
0.0427 0.0213
0.73 0.506
Fortifikasi 2
0.2629 0.1315
4.53 0.044
Interaksi 4
0.1287 0.0322
1.11 0.410
Kesalahan 9
0.2614 0.0290
Total 17
0.6957
34.61 57.57
73.04
24.28 29.17
30.88 34.93
34.64 23.44
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
80.00
10 15
20
Kadar Perekat P
e nge
mba n
ga n
Te ba
l
f15 f30
f45
JIS A 5908 – 2003
Hasil uji Tukey pada taraf nyata 5 menunjukan bahwa fortifiksi 15 berbeda nyata dengan fortifiksi 30 tetapi tidak berbeda nyata dengan fortifiksi
45 . Fortifiksi 30 tidak berbeda nyata dengan fortifiksi 45 . Secara sistematis bahwa fortifikasi 15 akan menghasilkan kualitas papan partikel sama
dengan fortifikasi 45 sehingga fortifiksi 15 lebih disarankan karena lebih efisien dalam penggunaan perekat.
C. Sifat Mekanis Papan Partikel Likuida Bambu 1. Kekakuan Modulus of Elasticity MOE