menggunakan perekat likuida bambu dengan fortifikasi melamin formaldehid.
C. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah : 1.
Kualitas likuida bambu tali Gigantochloa apus Kurz akan semakin meningkat dengan adanya penambahan fortifikasi melamin formaldehid.
2. Kualitas papan partikel bambu tali Gigantochloa apus Kurz dalam sifat
fisis dan mekanis akan semakin meningkat dengan meningkatnya kadar perekat yang digunakan.
D. Manfaat
Penelitian ini diharapkan mampu untuk memberikan informasi mengenai kualitas perekat likuida bambu serta sifat fisis dan mekanis mengenai papan
partikel dari limbah bambu tali Gigantochloa apus Kurz yang menggunakan perekat likuida bambu dengan fortifikasi melamin formaldehid sehingga
menghasilkan papan partikel yang berkualitas sesuai standar JIS A 5908-2003.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Papan Partikel
Papan partikel adalah produk panel yang dihasilkan dengan memanfaatkan partikel-partikel kayu dan sekaligus mengikatnya dengan suatu perekat
www.dephut.go.id
. Papan partikel merupakan salah satu produk yang berbentuk panil yang dibuat dengan menggunakan perekat. Papan partikel ini banyak
digunakan sebagai bahan bangunan, tetapi tidak digunakan untuk menyangga beban. Salah satu pemanfaatan limbah kayu adalah untuk pembuatan papan
partikel yaitu lembaran hasil pengempaan panas campuran partikel kayu atau bahan berligno selulosa lainnya dengan perekat organik dan bahan lainnya.
Partikel berarti butir atau bahan yang berukuran relatif kecil. Partikel kayu berarti potongan kecil kayu yang bentuknya bermacam-macam tergantung pada cara
pengolahannya
www.dephut.go.id
. Seperti produk komposit dibentuk dari bahan – bahan dari sumber – sumber biologi khususnya bahan – bahan nabati yang
berlignoselulosa lignin dan selulosa Tambunan, 2000 dalam Widiyanto, 2002. Papan partikel dapat diukur melalui kerapatannya. Makin tinggi kerapatan
papan partikel, maka makin tinggi pula kekuatannya. Kerapatan papan partikel sendiri adalah suatu ukuran kekompakan partikel dalam satu lembaran. Faktor
tekanan, waktu, dan suhu kempa akan mempengaruhi besarnya kerapatan akhir papan partikel yang dihasilkan. Tekanan kempa yang optimal akan menghasilkan
kualitas papan yang baik. Jika tekanan kempa terlalu tinggi maka akan merusak partikel – partikelnya, sedangkan jika tekanan terlalu rendah maka ikatan yang
terjadi antara partikel dan perekat tidak terlalu kuat. Papan partikel diklasifikasikan berdasarkan kerapatannya, yakni papan partikel berkerapatan
rendah Low Density Board dan sedang Medium Density Board FAO, 1958 dalam
http:www.republika.co.id . Papan partikel berkerapatan rendah memiliki
kerapatan antara 0,24 - 0,40 gcm3. Papan tipe ini mempunyai sifat isolator terhadap panas dan suara serta dapat digunakan untuk pembuatan mebel yang
tidak memerlukan kekuatan besar. Sementara papan partikel berkerapatan sedang memiliki kerapatan antara 0,40 - 0,80 gcm3. Papan tipe ini biasanya digunakan
untuk bagian atas dari meja, lemari, rak buku dan sebagainya.
Maloney 1993 dalam Widiyanto 2002 mengemukakan bahwa papan partikel dapat menjadi tiga golongan berdasarkan kerapatannya, yaitu :
• Papan partikel berkerapatan rendah Low Density Particle Board, yaitu papan partikel yang mempunyai kerapatan kurang dari 0,4 gcm
3
. • Papan partikel berkerapatan sedang Medium Density Particle Board,
yaitu papan partikel yang mempunyai kerapatan 0,4 – 0,8 gcm
3
. • Papan partikel berkerapatan tinggi High Density Particle Board, yaitu
papan partikel yang mempunyai kerapatan lebih dari 0,8 gcm
3
. Menurut Japanese Industrial Standard 2003 sifat fisis dan mekanis papan
partikel harus memenuhi persyaratan Lihat Tabel 1 Tabel 1. Sifat Fisis dan Mekanis Papan Partikel Standard JIS A 5908 : 2003
Sifat Papan Partikel Persyaratan Nilai
Kerapatan gcm
3
0,40 -
0,90 Kadar Air
5 - 13 Pengembangan tebal
Maks 12 MOR Nmm
2
Tipe 8 Tipe 13
Tipe 18 Min 8
13 18
MOE Nmm
2
Tipe 8 Tipe 13
Tipe 18 Min 2000
2500 3000
Daya Pegang Sekrup N Tipe 8
Tipe 13 Tipe 18
Min 300 400
500 Keteguhan Rekat Internal Nmm
2
Tipe 8 Tipe 13
Tipe 18 Min 1,5
2,0 3,1
Keterangan : • Tipe 8 : base particleboard atau decorative particleboard dengan kuat lentur minimal
8,0 Nmm
2
82 kgcm
2
. • Tipe 13 : base particleboard atau decorative particleboard dengan kuat lentur minimal
13,0 Nmm
2
133 kgcm
2
. • Tipe 18 : base particleboard atau decorative particleboard dengan kuat lentur minimal
18,0 Nmm
2
184 kgcm
2
.
Faktor yang mempengaruhi mutu papan partikel Sutigno, 2006 : 1.
Berat jenis kayu Berat jenis papan partikel dibandingkan dengan berat jenis kayu harus
lebih dari satu, biasanya sekitar 1,3 agar mutu papan partikelnya baik karena pada kondisi tersebut proses pengempaan berjalan optimal
sehingga kontak antar partikel baik.
2. Zat ekstraktif kayu
Kandungan zat ekstraktif yang tinggi akan menghambat pengerasan zat perekat. Akibatnya, muncul pecah-pecah pada papan yang dipicu tekanan
ekstraktif yang mudah menguap pada proses pengempaan dan zat ekstraktif semacam itu akan mengganggu proses perekatan.
3. Jenis partikel
Antara jenis partikel yang satu dengan jenis partikel yang lainnya antara kayu dan bukan kayu akan menghasilkan kualitas papan partikel yang
berbeda – beda. 4.
Campuran jenis partikel Papan partikel yang dibuat dari satu jenis bahan baku akan memiliki
kualitas struktural lebih baik dari campuran jenis partikel. 5.
Ukuran partikel Papan partikel yang dibuat dari tatal akan lebih baik dari pada yang dibuat
dari serbuk karena ukuran tatal lebih besar dari serbuk. Oleh karena itu ukuran partikel yang semakin besar memiliki kualitas struktural lebih baik.
6. Kulit kayu
Kulit kayu akan mempengaruhi sifat papan partikel karena kulit kayu banyak mengandung zat ekstraktif sehingga akan mengganggu proses
perekatan antar partikel. Banyaknya kulit kayu maksimum sekitar 10. 7.
Perekat Penggunaan perekat eksterior akan menghasilkan papan partikel eksterior
sedangkan pemakaian perekat interior akan menghasilkan papan partikel interior. Walaupun demikian, masih mungkin terjadi penyimpangan,
misalnya karena ada perbedaan dalam komposisi perekat dan terdapat banyak sifat papan partikel. Sebagai contoh, penggunaan perekat urea
formaldehid yang kadar formaldehidanya tinggi akan menghasilkan papan partikel yang keteguhan lentur dan keteguhan rekat internalnya lebih baik
tetapi emisi formaldehidanya lebih tinggi. 8.
Pengolahan Dalam pembuatan papan partikel, kadar air hamparan campuran partikel
dengan perekat yang optimum adalah 10-14, bila terlalu tinggi
keteguhan lentur dan keteguhan rekat internal papan partikel akan menurun. Selain itu tekanan kempa dan suhu optimum yang digunakan
juga akan mempengaruhi kualitas papan partikel.
B. Bambu dan Bambu Tali Gigantochloa apus Kurz