PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Ketahanan pangan merupakan suatu kondisi terpenuhinya pangan di tingkat rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup baik dalam jumlah dan mutunya, aman, merata dan terjangkau Winarno, 2003. Ketahanan pangan harus dijaga dan diperjuangkan karena hal ini merupakan salah satu bagian dari ketahanan nasional yang memiliki peranan sangat penting. Salah satu cara untuk memperkokoh ketahanan pangan nasional adalah dengan diversifikasi pangan. Partisipasi aktif dari pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia diperlukan untuk menyukseskan program penganekaragaman pangan. Masyarakat harus mulai dapat melepaskan ketergantungan pada beras sebagai makanan pokok dan beralih kepada sumber-sumber karbohidrat lainnya. Beberapa komoditi lokal yang berpotensi sebagai makanan pokok pengganti beras adalah jagung, ubi jalar, ubi kayu, garut, kimpul, sorghum, kentang, sagu, dan lain-lain. Menurut FSD 2003, sorghum adalah tanaman serealia ke-5 terpenting setelah beras, gandum, jagung, dan barley, yang menjadi makanan utama lebih dari 750 juta orang yang tinggal di daerah tropis setengah kering di Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Sorghum merupakan sumber pangan potensial bagi bangsa Indonesia karena memiliki berbagai keunggulan. Sorghum termasuk low-input crop yang dapat dibudidayakan pada lahan kering dan dapat beradaptasi luas di lahan marginal. Sorghum memiliki produktivitas tinggi dan tahan kekeringan. Biji sorghum dapat dimanfaatkan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri, sedangkan daunnya digunakan untuk pakan ternak. Sorghum dan produk-produk yang dihasilkannya memiliki harga lebih murah dibandingkan makanan-makanan pokok yang lain seperti beras dan gandum. Indonesia sendiri kurang mengenal tanaman sorghum apabila dibandingkan dengan negara-negara penghasil sorghum. Maka dari itu perlu dilakukan sosialisasi sorghum dalam bentuk pangan yang disukai oleh masyarakat. 2 Makanan adalah kebutuhan fisik, dan manusia cenderung memilih makanan yang akan dimakannya sesuai dengan selera mereka. Produk sereal sarapan siap santap merupakan salah satu produk pangan yang cukup digemari oleh masyarakat yang semakin menginginkan kepraktisan serta kemudahan. Hal ini disebabkan terutama karena keterbatasan waktu pada pagi hari untuk menyiapkan makanan sarapan. Seperti yang dikemukakan Faridi 2002 dalam skripsinya, alasan para pelajar Sekolah Dasar tidak makan pagi sebagian besar berkaitan dengan waktu. Seperti telah diketahui, di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Bogor, dan lain-lain, hampir setiap hari terjadi kemacetan. Belum lagi diberlakukannya sistem 3 in 1 di tempat tertentu di Jakarta. Hal ini mendorong masyrakat untuk berangkat pagi sekali dan cenderung melupakan sarapan. Melewatkan waktu sarapan dapat mengakibatkan efek negatif bagi tubuh. Energi kadar gula darah dalam tubuh berada dalam tingkat rendah saat kita bangun pagi. Oleh karena itu, tubuh membutuhkan energi dari makanan. Jika tubuh tidak mendapat pasokan energi tetapi ’dipaksa’ mengeluarkan energi melakukan sesuatu pekerjaan, maka dalam jangka waktu pendek maupun panjang, tubuh akan mendapatkan efek negatif Mathews, 1996. Kadar gula darah yang rendah dapat menurunkan tekanan darah dan melemahkan impuls syaraf sehingga tubuh menjadi lemas disertai pusing-pusing hypoglycemia syndrom. Lebih lanjut, gangguan ini dapat meningkatkan kadar asam urat yang diduga berkontribusi cukup besar terhadap timbulnya encok Sizer dan Whitney, 2000. Para ahli gizi merekomendasikan bahwa makan pagi sebaiknya memenuhi 20-25 dari kebutuhan nutrisi harian Vergara, 2005; Mathews, 1996. Kebutuhan nutrisi ini berbeda-beda pada tiap individu, tergantung pada umur, jenis kelamin, tinggi tubuh, serta aktivitas fisik. Untuk mencoba menjawab permasalahan mengenai sarapan seperti telah dikemukakan di atas, maka dibutuhkan suatu bentuk makanan yang mudah serta dapat cepat disajikan untuk sarapan pagi. Sereal sarapan siap saji RTE Ready-to-eat, merupakan salah satu bentuk makanan yang dapat langsung 3 dikonsumsi atau hanya memerlukan sedikit waktu untuk persiapannya kurang dari 3 menit.

B. TUJUAN

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi sereal sarapan berbasis sorghum yang paling baik untuk dikonsumsi ditinjau dari segi kesukaan panelis sehingga dapat dijadikan suatu model untuk pengembangan produk pangan di Indonesia.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. SORGHUM