Analisis Regresi Linier Berganda Statistik Deskriptif Variabel

Ringkasan mengenai definisi operasional variabel beserta cara pengukurannya dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini. Tabel 3.2 Ringkasan Definisi Operasional Variabel No Varabel Definisi atau Rumus Pengukuran Skala 1 Underpricing UP= Persentase Rasio 2 Umur AGE = tangal perusahaan didirikan sampai IPO Tahun Rasio 3 Persentase Penawaran Saham PPS = jumlah saham yang ditawarkan kepada publik Persentase Rasio 4 Ukuran Perusahaan SIZE = total aktiva perusahaan Rupiah Rasio

3.5 Teknik Analisis Data

Data penelitian ini merupakan data sekunder yang akan dianalisis menggunakan alat statistik, antara lain sebagai berikut.

3.5.1 Analisis Regresi Linier Berganda

Penelitian ini menggunakan model analisis regresi linier berganda multiple regression analysis yang digunakan untuk mengukur hubungan antara variabel dependen dengan variabel-variabel independen. Persamaan model ini dapat digambarkan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara UP = α + β 1 AGE + β 2 PPS + β 3 SIZE + e Dimana : UP = Underpricing α = Konstanta β 1 - β 3 = Koefisien regresi tiap variabel independen AGE = Umur perusahaan PPS = Persentase Penawaran Saham SIZE = Ukuran Perusahaan e = error Model analisis regresi linier berganda dapat digunakan apabila model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan harus terbebas dari asumsi- asumsi klasik stastistik, yaitu tidak terdapat multikolinieritas, tidak terjadi autokorelasi maupun tidak heteroskedastisitas.

3.5.2 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji ini berguna untuk tahap awal pemilihan metode analisis data dan menghindari adanya bias. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel dependen maupun variabel independen terdistribusi secara normal atau tidak. Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F diasumsikan bahwa nilai residual Universitas Sumatera Utara mengikuti distibusi normal Erlina dan Sri Mulyani, 2007: 103. Jika asumsi ini tidak terpenuhi maka uji statistik menjadi tidak valid. Beberapa cara untuk untuk melihat data terdistribusi normal atau tidak antara lain Kolmogorov-Smirnov, Histogram Display Normal Curve dan Kurva Normal P-Plot. a. Kolmogorov-Smirnov Untuk melihat apakah suatu data mempunyai distribusi normal atau tidak dapat menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, yaitu dengan melihat nilai residualnya. Apabila nilai signifikannya lebih kecil dari 0,05 maka data tidak terdistribusi secara normal. Sebaliknya, apabila nilai signifikannya lebih besar dari 0,05 maka data terdistribusi secara normal. b. Histogram Display Normal Curve Data dikatakan normal jika bentuk kurva histogram memiliki kemiringan yang cenderung seimbang antara sisi kiri maupun kanan, atau tidak condong ke kiri maupun kanan, dan bentuk kurva menyerupai lonceng yang hampisr sempurna. c. Kurva Normal Probability Plot Data yang dikatakan dalam keadaan normal apabila distribusi data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal kurva Normal Probabilty Plot. Universitas Sumatera Utara

2. Uji Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi atar variabel-variabel indenpenden. Multikolinieritas terjadi apabila terdapat korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi diantara sesama variabel independen konsekuensinya adalah koefisien regresi tidak dapat ditaksir dan nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga Erlina dan Mulyani, 2007:107. Ketentuan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas menurut Lubis et all 2007:32, yaitu: a. Jika nilai Variance Inflation Faktor VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1 maka dapat dikatakan model bebas dari Multikolinieritas. Apabila nilai VIF lebih dari 10 dan nilai Tolerance kurang dari 0,1 maka terjadi Multikolinieritas. b. Jika nilai koefisien korelasi antar masing-masing variabel independen kurang dari 0,7, maka model dapat dinyatakan bebas dari Multikolinieritas. Jika lebih dari 0,7, maka diasumsikan terjadi Multikolinieritas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, Universitas Sumatera Utara maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas Erlina dan Mulyani, 2007:108. Untuk menentukan terjadi atau tidaknya heteroskedastisitas dapat menggunakan Scatterplot model, yaitu: a. apabila penyebaran titik-titik data tidak membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, b. apabila titik-titik data menyebar diatas dan dibawah atau disekitar angka 0, maka tidak terjadi hetoskedastisitas.

4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode satu dengan kesalahan pada periode sebelumnya. Untuk menentukan ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melihat model regresi linier berganda, apabila nilai Durbin Watson berada dibawah angka 2 maka tidak ada autokorelasi Lubis et all, 2007:33. Cara lainya adalah dengan uji Durbin Waston DW. Menurut Ghozali 2001 dalam Erlina dan Mulyani 2007:109, pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara a. apabila nilai DW terletak antara batas atas atau Upper Bound DU dan 4-DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi, b. apabila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau Lower Bound DL, maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol, berarti ada autokorelasi positif, c. apabila nilai DW lebih besar dari 4-DL, maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol, berarti ada autokorelasi negatif, d. apabila DW terletak diantara batas atas DU dan batas bawah DL atau DW terletak antara 4-DU dan 4-DL, maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

3.5.3 Uji Hipotesis

1. Uji F Uji Simultan

Uji F bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh variabel independen dapat dilihat dari besarnya sig F. Apabila nilai sig F lebih kecil dari tingkat alpa α = 0,05, maka variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen. Apabila nilai sig F lebih besar dari tingkat alpha maka variabel independen secara simultan tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Universitas Sumatera Utara Dengan besar taraf signifikan sebesar 5 α =0,05, maka ditentukan: a. apabila nilai sig F α 5 maka variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, b. apabila sig F α 5 maka variabel independen secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

2. Uji t Uji Parsial

Uji t bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing- masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen Lubis et all, 2007:51. Untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh variabel independen dapat dilihat dari besarnya sig t. Apabila nilai sig t lebih kecil dari tingkat alpa α = 0,05, maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Apabila nilai sig t lebih besar dari tingkat alpha maka variabel independen tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Dengan besar taraf signifikan sebesar 5 α =0,05, maka ditentukan: a. apabila sig t α 5 maka variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, b. apabila sig t α 5 maka variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Penelitian

Penelititan ini menggunakan data-data mengenai perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering IPO dan terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia BEI pada periode 2010-2012. Selama periode tersebut terdapat 70 perusahaan yang melakukan IPO, namun hanya 59 perusahaan saja yang harga sahamnya mengalami underpricing dan memenuhi syarat untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini. Seluruh data dalam penelitian ini diolah menggunakan bantuan program aplikasi SPSS versi 17. Pengolahan data tersebut bertujuan untuk menguji hubungan umur perusahaan, persentase penawaran saham dan ukuran perusahaan terhadap underpricing.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Statistik Deskriptif Variabel

Setelah dilakukan pengolahan terhadap data dari 59 perusahaan yang harga sahamnya mengalami underpricing saat melakukan IPO pada periode 2010-2012, maka diperoleh statistik deskriptif variabel yang dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Underpricing 59 1.32 70 26.8265 22.80961 AGE 59 1.08 56.37 16.3339 13.40899 PPS 59 3 49 21.2143 9.59060 SIZE 59 70005131296 43445700000000 4866594854967 7.847E12 Valid N listwise 59 Sumber : data yang diolah Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa underpricing yang terjadi memiliki nilai rata-rata sebesar 26,83. Underpricing terendah yaitu sebesar 1,32 dialami oleh PT. MNC Sky Vision Tbk dan underpricing tertinggi yaitu sebesar 70 dialami oleh dua perusahaan yaitu PT. Bank Sinar Mas Tbk dan PT. Multifiling Mitra Indonesia Tbk. Nilai rata-rata dari umur 59 perusahaan yang melakukan IPO pada periode 2010-2012 adalah 16,33 tahun. Perusahaan dengan umur terendah adalah PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dengan umur 1,08 tahun. Perusahaan dengan umur tertua adalah PT. PP Persero Tbk dengan umur 56,37 tahun. Persentase penawaran saham oleh perusahaan kepada publik memiliki rata-rata sebesar 21,21, dengan nilai persentase penawaran terendah sebesar 3 yaitu PT Golden Energy Mines Tbk. Persentase penawaran saham terbesar dilakukan oleh PT. Express Transindo Utama Tbk yaitu sebanyak 49. Universitas Sumatera Utara Rata-rata ukuran perusahaan yang melakukan IPO periode 2010-2012 adalah 4.866.594.854.967 rupiah. Perusahaan dengan ukuran terbesar adalah PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk dengan total aktiva sebesar 43.445.700.000.000 rupiah. Perusahaan dengan ukuran terkecil adalah PT. Golden Retailindo Tbk dengan total aktiva sebesar 70.005.131.296 rupiah.

4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik

Dokumen yang terkait

Pengaruh Ownership Retention,Underpricing,Investment,Dan Firm Size Terhadap Nilai Perusahaan Yang Melakukan IPO Di Bursa Efek Indonesia(BEI)

0 3 128

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING SAHAM PADA PENAWARAN UMUM PERDANA YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 2 26

ANALISIS UNDERPRICING PADA PENAWARAN SAHAM PERDANA PERUSAHAAN KEUANGAN DAN NON-KEUANGAN Analisis Underpricing pada Penawaran Saham Perdana Perusahaan Keuangan dan Non-Keuangan di Bursa Efek Indonesia.

0 0 15

PENGARUH PROFITABILITAS (ROE), UKURAN PERUSAHAAN, JENIS INDUSTRI DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP UNDERPRICING PADA PENAWARAN SAHAM PERDANA DI BURSA EFEK TNDONESTA (2003-2007).

0 0 6

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham pada Saat Penawaran Umum Perdana di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010 (Studi Kasus pada Perusahaan yang Listing di BEI Selama Tahun 2008 Sampai Dengan Tahun 2010).

0 0 18

PENGARUH ASSET TURNOVER, CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP TERJADINYA UNDERPRICING SAHAM PADA PERUSAHAAN DI PASAR PENAWARAN SAHAM PERDANA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2014

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal - Pengaruh Umur Perusahaan, Persentase Penawaran Saham dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tingkat Underpricing saat Penawaran Umum Perdana (Studi Kasus Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-20

0 0 18

ANALISIS TINGKAT UNDERPRICING SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN SAHAM PERDANA (IPO) DI BEI PERIODE 2012-2016 (Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016) - Unissula Repository

0 0 13

Analisis pengaruh profitabilitas, solvabilitas, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan terhadap tingkat underpricing saham pada penawaran perdana di Bursa Efek Indonesia : studi empiris pada perusahaan yang - USD Repository

0 1 75

ANALISIS PENGARUH REPUTASI UNDERWRITER, ROE, ROA DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP TINGKAT UNDERPRICING PADA PENAWARAN UMUM PERDANA

0 0 98