BAB V PEMBAHASAN
Pada penelitian ini didapatkan bahwa kasus penderita peritonitis difusa yang disertai dengan sepsis berat lebih banyak berjenis kelamin laki-laki 21
pasien, sedangkan 4 kasus berjenis kelamin perempuan. Dari data demografi ke- 25 sampel penelitian, didapatkan organ penyebab peritonitis difusa yang disertai
dengan sepsis berat pada penelitian ini adalah gaster, sedangkan organ yang paling sedikit menyebabkan peritonitis difusa yang disertai dengan sepsis berat
pada penelitian ini adalah kandung empedu dan pankreas. Hal ini sesuai dengan penelitian yang menyebutkan bahwa pada kasus peritonitis difusa penyebab
terbanyak adalah perforasi dari traktus gastrointestinal, baik yang disebabkan oleh trauma abdominal maupun non-trauma.
Dari penelitian ini didapatkan rata-rata kadar serum laktat penderita peritonitis difusa yang disertai dengan sepsis berat sebelum EGDT adalah 4,792
mmolL SD ± 2,825. Laktat merupakan penanda untuk hipoksia seluler. Kadar serum laktat diatas 4 mmolL dikaitkan dengan tingkat mortalitas 27,
dibandingkan dengan tingkat mortalitas 7 pada pasien dengan kadar serum laktat 2,5-4 mmolL dan tingkat mortalitas dibawah 5 pada pasien dengan kadar
serum laktat dibawah 2,5 mmolL Strehlow D, 2001. Sedangkan, rata-rata kadar serum laktat setelah EGDT adalah 1,976 mmolL SD ± 0,968. Dari penelitian ini
didapat pada seluruh penderita peritonitis difusa yang disertai dengan sepsis berat mengalami penurunan kadar serum laktat setelah mendapat perlakuan EGDT
Universitas Sumatera Utara
dengan nilai p = 0,000. Perubahan kadar serum laktat pada pasien sepsis berat yang mendapat perlakuan EGDT sedini mungkin mempunyai keuntungan jangka
pendek dan jangka panjang. Keuntungan ini didasarkan pada identifikasi awal pasien dengan resiko tinggi terhadap kegagalan kardiovaskular dan tatalaksana
awal untuk mengembalikan keseimbangan antara kebutuhan dan distribusi oksigen. Dari sumber kepustakaan menyebutkan bahwa tingkat mortalitas
menurun hingga 16 pada pasien sepsis yang dilakukan EGDT Rivers, 2001. Kelemahan dari penelitian ini adalah pemeriksaan kadar serum laktat
dengan fasilitas yang tersedia adalah dengan menggunakan pemeriksaan stik, sedangkan dianjurkan untuk pemeriksaan kadar serum laktat adalah dengan
menggunakan reagen. Keunggulan dari penelitian ini adalah pada penderita yang dilakukan EGDT didapatkan penurunan kadar serum laktat sehingga, terbukti
bahwa kadar serum laktat dapat dipakai sebagai indikator yang baik pada pasien dengan sepsis dan untuk menstratifikasi resiko sehingga dapat ditentukan rencana
resusitasi terhadap pasien, serta jumlah subjek penelitian yang cukup dengan karakteristik subjek penelitian yang berbeda baik menambah nilai penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN