Latar Belakang Analisis Jaringan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan PT Arun NGL Lhokseumawe

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air bersih merupakan jenis sumber daya air bermutu baik biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk keperluan sehari-hari seperti mandi, mencuci dan sebagainya. Di sekitar kita banyak sumber air bersih yang bisa di manfaatkan secara langsung penggunaannya. Salah satu diantaranya adalah air sungai. Air sungai yang biasanya dijadikan sumber air bersih adakalanya perlu diolah agar memenuhi standar syarat kualitas air bersih seperti yang telah ditetapkan oleh pemerintah dalam Permenkes RI mengenai Syarat-Syarat dan Pengawasan Air Minum No. 907MENKESSKVII2002 seperti tidak berasa, tidak bewarna, tidak berbau dan tidak mengandung logam berat. PT Arun NGL merupakan perusahaan penghasil gas alam cair terbesar di Indonesia. Dalam memenuhi kebutuhan air bersih bagi perusahaan, PT Arun menmbangun fasilitas pengolahan air bersih sendiri atau yang disebut Water Treathment Plan WTP. Hal ini membuat PT Arun tidak bergantung pada Perusahaan Daerah Air Minum PDAM setempat dalam menyediakan air bersih untuk kebutuhan operasional dan domestik. Sistem distribusi air bersih merupakan suatu jaringan pemipaan yang tersusun atas sistem pipa, pompa, reservoir dan perlengkapan lainnya. Sistem penyediaan air bersih yang kompleks sering sekali bermasalah dalam distribusi debit dan tekanan yang berkaitan dengan kriteria hidrolis yang harus terpenuhi dalam sistem pengaliran air bersih 1 Pendistribusian air bersih kepada penghuni komplek perumahan merupakan hal yang menarik untuk diteliti. Mengingat karena kontur komplek perumahan ini berbukit-bukit dan memiliki perbedaan elevasi sampai puluhan meter tidak seperti kebanyakan pada komplek perumahan umumnya. Oleh karena itu kiranya penulis merasa perlu menganalisis bagaimana sistem pendistrubusian air bersih ke rumah- rumah karyawan tersebut. Pendistribuasian air bersih ke komplek perumahan PT Arun menggunakan sistem gabungan yaitu sistem pompa dan sistem gravitasi. Pada mulanya air dipompa dari WTP dengan debit yang relatif besar. Kemudian air ditampung di tangki-tangki penampungan induk reservoir yang berjumlah 3 buah dengan kapasitas 1500 L yang letaknya lebih tinggi dari lokasi rumah-rumah karyawan. Dari tangki ini air kemudian dipompa lagi ke tangki yang lain yang berada di dua lokasi berbeda yang masing-masing berkapasitas 500 L dan 300 L. Dalam perencanaannya pembangunaannya perencana tidak menggunakan asumsi-asumsi pemakaian air yang biasa digunakan di indonesia. Asumsi yang dipakai dua kali lebih besar dari asumsi yang ada. Hal ini terjadi karena berkaitan dengan kebijakan perusahaan bahwa fasilitas air bersih yang disediakan tersebut tidak dipungut biaya pemakaian per bulan. Sehingga untuk mengantisipasi terjadinya kekurangan air di kawasan komplek debit yang dipompa jumlahnya relatif besar. Suatu model sistem jaringan pipa distribusi air melibatkan pengetahuan yang menyangkut persamaan-persamaan dalam hidrolika saluran tertutup. Persamaan dasar yang terkait dengan hidrolika ini adalah persamaan kontinuitas, kekekalan energi dan kehilangan tekanan headloss. Untuk menganalisa sistem jaringan ini dapat diselesaikan dengan cara manual, namun untuk jaringan yang kompleks perangkat lunak EPANET akan sangat membantu dalam menyelesaikan permasalahan ini.

1.2 Perumusan Masalah