BAB 4. HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian
Dilakukan penilaian kemampuan fungsional dengan instrumen FISH terhadap 21 orang anak penderita hemofilia dan 21 orang anak normal sebagai kontrol. Anak-
anak penderita hemofilia ini terdiri dari penderita yang datang berobat ke Poli Hematologi-onkologi Anak atau yang dirawat di bangsal anak RSUP H. Adam
Malik Medan, penderita yang hadir dalam acara perkumpulan penderita hemofilia medan. Sedangkan anak sebagai kontrol terdiri dari pasien rawat jalan Poli Anak
RSUP H. Adam Malik Medan, anak atau keponakan dokter peserta pendidikan spesialis anak di Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara. Rerata usia sampel di kelompok hemofilia adalah 111.8 bulan, sedangkan
di kelompok kontrol adalah 113.4 bulan. Semua sampel berjenis kelamin laki-laki. Tingkat pendidikan kelompok hemofilia yang terbanyak adalah tingkat sekolah
dasar 38.1. Suku kelompok hemofilia yang terbanyak adalah suku batak 33.3. Pendidikan dan pekerjaan ayah yang terbanyak dalam kelompok ini
adalah SMA 76.2 dan pegawai 33.3. Selengkapnya karakteristik sampel penelitian dapat dilihat di Tabel 4.1 berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1. Karakteristik sosiodemografik subjek penelitian Karakteristik
Hemofilia n = 21
Non-hemofilia n = 21
Usia bulan, rerata SD 111.8 49.05
113.4 50.38 Pendidikan, n
- Taman kanak kanak 7 33.3
4 19.0 - Sekolah dasar
8 38.1 11 52.4
- Sekolah menengah pertama 4 19.0
4 19.0 - Sekolah menengah atas
2 9.5 2 9.5
Tempat tinggal, n - Medan
11 52.4 18 85.7
- Luar Medan 10 47.6
3 14.3 Usia ayah tahun, rerata SD
42.3 8.78 41.7 8.51
Suku ayah, n - Jawa
4 19.0 4 19.0
- Batak 7 33.3
6 28.6 - Mandailing
3 14.3 6 28.6
- China 4 19.0
2 9.5 - Lainnya
3 14.3 3 14.3
Pendidikan ayah, n - Sekolah menengah pertama
4 19.0 - Sekolah menengah atas
16 76.2 2 9.5
- Sarjana 1 4.8
19 90.5 Pekerjaan ayah
- Wiraswasta 6 28.6
6 28.6 - Petani
3 14.3 - Pegawai
7 33.3 12 57.1
- Lainnya 5 23.8
3 14.3 Usia ibu tahun, rerata SD
37.7 8.91 37.2 7.34
Suku ibu, n - Jawa
3 14.3 1 4.8
- Batak 6 28.6
6 28.6 - Mandailing
6 28.6 7 33.3
- China 4 19.0
2 9.5 - Lainnya
2 5.5 5 23.8
Pendidikan ibu, n - Sekolah dasar
1 4.8 - Sekolah menengah pertama
10 47.6 - Sekolah menengah atas
7 33.3 4 19.0
- Sarjana 3 14.3
17 81.0
Universitas Sumatera Utara
Dalam studi ini dijumpai 20 orang penderita hemofilia A 95.2 dan 1 orang penderita hemofilia B 4.8. Dua pertiga penderita hemofilia tergolong
hemofilia ringan, 2 orang 9.5 penderita hemofilia sedang dan 5 orang 23.8 hemofilia berat. Rerata kadar F VIII dan IX adalah 16. Riwayat keluarga
penderita hemofilia dijumpai pada 15 penderita 71.4, baik berupa saudara kandung 57.1 maupun keluarga lainnya 33.3.
Manifestasi perdarahan pertama pada penderita hemofilia ringan muncul pada rerata usia 31.5 minggu, sedangkan pada penderita hemofilia sedang 20
minggu dan hemofilia berat 4.2 minggu. Terdapat jeda waktu yang cukup lama antara saat perdarahan pertama muncul sampai diagnosis ditegakkan yaitu rerata
43.5 bulan Manifestasi perdarahan yang paling banyak dijumpai adalah berupa
hematoma dan perdarahan gusi. Perdarahan sendi dialami oleh 85.7 penderita dengan sendi lutut kanan yang paling banyak terlibat 57.1 .
Umumnya penderita datang ke rumah sakit bila menderita perdarahan gusi atau epistaksis yang berat sehingga membutuhkan terapi faktor pengganti.
Sebagian besar penderita 75.1 dirawat inap kurang dari 1 kali dalam setahun. Hanya 6 penderita 28.5 yang mendapatkan faktor pengganti lebih dari 1
kalitahun.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Karakteristik dasar penderita hemofilia Karakteristik
Hemofilia n = 21
Jenis hemofilia, n - Hemofilia A
20 95.2 - Hemofilia B
1 4.8 Usia perdarahan pertama bulan, rerata SD
23.9 22.61 Usia saat diagnosis bulan, rerata SD
67.4 51.73 Keparahan hemofilia, n
- Ringan 14 66.7
- Sedang 2 9.5
- Berat 5 23.8
Kadar F VIII atau IX , rerata SD 16.0 12.87
Saudara kandung penderita hemofilia, n 12 57.1
Riwayat keluarga lain penderita hemofilia, n 7 33.3
Pucat, n 4 19.0
Jenis dan lokasi perdarahan, n - Hematoma
21 100 - Hematuria
1 4.8 - Melena
0 0 - Gusi
20 95.2 - Epistaksis
14 66.7 - Sendi
18 85.7 - Otot
5 23.8 Lokasi sendi yang terlibat, n
- Siku kiri 4 19.0
- Siku kanan 7 33.3
- Lutut kiri 9 42.9
- Lutut kanan 12 57.1
- Pergelangan kaki kiri 0 0
- Pergelangan kaki kanan 2 9.5
Frekuensi opname, n - Tidak pernah
3 14.3 - Kurang dari 1 kalitahun
15 71.4 - 1-3 kalitahun
3 14.3 Frekuensi mendapat faktor pengganti, n
- Tidak pernah 3 14.3
- Kurang dari 1 kalitahun 12 57.1
- 1-3 kalitahun 4 19.0
- Lebih dari 3 kalitahun 2 9.5
Universitas Sumatera Utara
Dijumpai perbedaan yang signifikan kemampuan fungsional antara kelompok hemofilia dengan anak yang sehat, dimana nilai FISH lebih rendah
pada kelompok hemofilia. Kemampuan penderita hemofilia dalam melakukan aktivitas sehari-hari lebih rendah dibanding dengan anak yang sehat.
Dari antara aktivitas-aktivitas yang dinilai dalam FISH, aktivitas berpakaian, berdiri dari kursi, jongkok, jalan dan naik tangga yang berbeda secara
signifikan pada kelompok hemofilia dibandingkan dengan kelompok kontrol. Aktivitas jongkok dan naik tangga merupakan aktivitas yang paling terpengaruh.
Tabel 4.3 Kemampuan fungsional pada kelompok hemofilia dan kontrol Aktivitas FISH
Hemofilia n = 21
Kontrol n = 21
IK 95 P
Makan dan perawatan diri
3.8 0.51 4.0 0
-0.425 ; 0.425 0.104
Mandi 3.7 0.64
4.0 0 -0.578 ; 0.007
0.055 Berpakaian
3.6 0.65 4.0 0
-0.633 ; -0.337 0.031
Kursi 3.5 0.67
4.0 0 -0.736 ; -0.120
0.009 Jongkok
3.1 1.06 4.0 0
-1.340 ; -0.37 0.001
Jalan 3.6 0.58
4.0 0 -0.649 ; -0.112
0.008 Naik tangga
3.1 1.06 4.0 0
-1.340 ; -0.37 0.001
Total 24.6 4.79
28 0 -5.518 ;-1.148
0.005 Uji t-independen
Kadar F VIII atau F IX anak penderita hemofilia memiliki hubungan yang signifikan dan kuat dengan kemampuan fungsionalnya P = 0.013, r = 0.532
dimana semakin rendah kadar F VIII atau F IX semakin menurun kemampuan fungsional anak tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Usia penderita memiliki hubungan yang kuat dengan kemampuan fungsional penderita r = -0.594 dengan pola negatif, berarti dengan
meningkatnya usia penderita, kemampuan fungsionalnya semakin menurun. Jumlah sendi yang terlibat memiliki hubungan yang sedang dan berpola
negatif dengan kemampuan fungsional penderita r = -0.408. Namun secara statistik, hubungan ini tidak signifikan P= 0.066
Frekuensi rawat inap dan frekuensi mendapatkan faktor pengganti tidak berhubungan dengan kemampuan fungsional penderita.
Tabel 4.4 Hubungan kemampuan fungsional dengan karakteristik penderita hemofilia
Karakteristik r
P Kadar F VIII atau F IX
0.532 0.013
Usia penderita -0.594
0.005 Jumlah sendi yang terlibat
-0.408 0.066
Frekuensi rawat inap 0.064
0.784 Frekuensi faktor pengganti
0.060 0.797
Uji korelasi Spearman
Universitas Sumatera Utara
BAB 5. PEMBAHASAN