Perizinan Usaha Yang Dikeluarkan Pemerintah Kota Medan Perkembangan Suku Bunga Pinjaman di Kota Medan

lakukan. Dengan dukungan dan perhatian pemerintah Kota Medan kepada para pengusaha guna untuk tetap mempertahankan dan mengembangkan kestabilan usaha furniture. Berbagai upaya terus dilakukan pemerintah untuk meningkatkan usaha furniture mulai dari pemberian bantuan modal, bantuan peralatan, mempromosikan hingga mendaftarkan atau membuat merek usaha furniture tersebut. Semakin banyak usaha ini apalagi usahanya maju, maka bukan saja menambah jumlah masyarakat sejahtera tetapi juga membantu pergerakan ekonomi Kota Medan. Usaha membangun dan mengembangkan ekonomi rakyat semakin sulit karena secara global berhadapan dengan krisis ekonomi. Tetapi apa pun kendalanya usaha furniture ini harus tetap mendapat perhatian besar karena manfaatnya sangat luas bukan hanya bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat akan tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi pertumbuhan ekonomi.

4.2.2. Perizinan Usaha Yang Dikeluarkan Pemerintah Kota Medan

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia tentang izin usaha, di bawah ini dapat dilihat perkembangan izin usaha yang dikeluarkan sepanjang tahun 2011. Tabel 4.5 Perizinan Usaha Yang Dikeluarkan Sepanjang Tahun 2011 No. Jenis Perizinan Total Perizinan 1 Surat Izin Usaha Perdagangan SIUP 3324 2 Tanda Daftar Perusahaan TDP 2914 3 HO nonindustri 2746 4 HO industry 159 Sumber: BPS Kota Medan Universitas Sumatera Utara Total perizinan yang dikeluarkan tersebut tercatat Surat Izin Usaha Perdagangan SIUP paling besar yang mencapai 3.324 izin, disusul Tanda Daftar Perusahaan TDP sebesar 2.914 izin, HO nonindustri sebesar 2.746 izin dan HO industri sebesar 159 izin. Dari tahun sebelumnya, dapat dilihat ada peningkatan yang cukup signifikan dan sangat besar. Karena dari tahun sebelumnya di 2010, masih belum mengelola 11 perizinan secara penuh dan saat itu masih berada di SKPD masing-masing. Sementara, di tahun 2011, masih sampai Agustus ,tercatat sudah sebesar 3324 izin, jika dibandingkan dengan data serupa di periode yang sama di tahun 2010. Dari data tersebut khusus untuk SIUP sudah terjadi peningkatan yang besar. Sebab, perkembangan jasa perdagangan di Kota Medan sangat besar ditunjukkan dengan tingkat pengurusan perizinan SIUP. Selain itu, dari perizinan HO nonindustri yang masuk juga menunjukkan adanya kesadaran yang besar kalangan usaha dan pengusaha untuk memiliki izin. Izin HO sendiri yang masa berlakunya setiap 3 tahun sekali dipastikan juga meningkat tidak hanya dari perpanjangan namun pengurusan perizinan baru. Dari izin HO nonindustri, sekitar 20 di antaranya merupakan perizinan baru. Artinya dapat dilihat bertumbuh terus usaha baru di masyarakat untuk kalangan nonindustri.

4.2.3. Perkembangan Suku Bunga Pinjaman di Kota Medan

Suku bunga kredit perbankan di kota Medan pada posisi November 2011 berada di level 11,6. Persentase ini masih tinggi, apalagi BI Rate sudah berada Universitas Sumatera Utara di level 6. Sementara itu, penyaluran kredit terus meningkat dan tembus Rp 102,14 triliun. Data Bank Indonesia BI mencatatkan, suku bunga kredit naik sebesar 0,09 bps dibandingkan posisi Oktober 2011. Padahal selama Juni 2011, suku bunga kredit perbankan telah menunjukkan arah penurunan, di mana suku bunga kredit tercatat sebesar 9,96 atau turun sedikit dari posisi Mei 2011 sebesar 9,98. Bahkan, mengalami penurunan yang cukup besar dari posisi April 2011 yang sebesar 11,74dan Maret sebesar 11,65. Sampai dengan Juni 2011, suku bunga kredit tercatat 9,96 atau turun 0,02 bps dari posisi Mei yang sebesar 9,98. Namun pada November mengalami kenaikan. Kenaikan ini dimulai sejak Agustus 2011. Sementara itu, suku bunga deposito berada pada level 6,25 atau turun sedikit dari kondisi Oktober 2011 yang sebesar 6,45. Untuk pergerakan suku bunga giro rupiah pada posisi November 2011 mengalami sedikit kenaikan di level 2,33 dari Oktober yang sebesar 2,3. Sementara suku bunga tabungan rupiah juga turun menjadi 2,63 dari sebelumnya 2,76 pada posisi Oktober 2011. Dengan perkembangan tersebut, selisih suku bunga kredit terhadap deposito menjadi 5,35, sedangkan selisih antara suku bunga kredit dengan suku bunga giro 9,27 dan tabungan menjadi 8,97. Sementara itu, penyaluran kredit perbankan kota Medan pada posisi November 2011 mencapai Rp102,14 triliun. Kredit ini tetap didominasi kredit modal kerja KMK yang tercatat Rp 47,14 triliun atau 46,15 dari total kredit perbankan Medan, diikuti kredit konsumsi Universitas Sumatera Utara sebesar Rp 32,73 triliun atau 32,04, dan kredit investasi Rp 22,27 triliun atau 21,81 dari total kredit. Dominasi penyaluran kredit untuk KMK tidak terlepas dari tingginya pembangunan saat ini di kota Medan, terutama ke sektor riil. Indikator lain kenaikan penyaluran kredit perbankan di Medan juga dipengaruhi tingginya serapan ke berbagai sektor terutama perdagangan, hotel dan restoran. Perkembangan suku bunga kredit tertimbang di kota Medan terus berubah dan fluktuatif pada periode 2001-2008 dengan tren yang menurun, kecuali pada tahun 2002 dan tahun 2008 suku bunga kredit mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Perkembangan suku bunga kredit tertimbang di Sumatera Utara dapat dilihat dari tabel berikut: Dari tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa suku bunga kredit terendah selama periode 2001-2008 terjadi pada tahun 2007, yaitu sebesar 11.83, sedangkan suku bunga kredit tertinggi terjadi pada tahun 2002 yaitu sebesar 16.51. Menurut Manurung dan Manurung, 2009 tingkat suku bunga Tabel 4.6 Perkembangan Suku Bunga Kredit Tertimbang Kota Medan No Tahun Tingkat Bunga Kredit tertimbang 1 2001 15.89 2 2002 16.51 3 2003 14.39 4 2004 12.74 5 2005 12.71 6 2006 12.76 7 2007 11.83 8 2008 13.43 Sumber: Bank Indonesia Medan, 2009 Universitas Sumatera Utara kredit yang berubah-ubah salah satunya disebabkan oleh biaya intermediasi perbankan, intervensi pemerintah melalui tingkat bunga SBI, dan kondisi perbankan dan perekonomian nasional. Kondisi perbankan dan perekonomian seperti likuiditas perbankan, dan keadaan perekonomian masyarakat akan menggangu kemampuan perbankan untuk menjalankan fungsi intermediasi. Kondisi perbankan yang kondusif akan membantu menciptakan suku bunga yang stabil dan tidak terlalu tinggi. 4.3. Pembahasan 4.3.1.