Definisi Epidemiologi Etiologi Dermatitis Kontak Alergi DKA

Listrik Tukang listrik, pekerja telekomunikasi, pekerja konstruksi Terbakar, nekrosis kulit Radiasi ion Pekerja radiografi, pekerja pada industri energi nuklir Kanker kulit, dermatitis radiasi kronik dan akut, alopesia, kerusakan kuku.

2.2. Dermatitis Kontak

Dermatitis adalah peradangan kulit epidermis dan dermis sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelaianan klinis berupa efloresensi yang polimorfik berupa eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi dan disertai keluhan gatal. Tanda polimorfik tidak selalu timbul bersamaan, bahkan mungkin hanya beberapa oligomorfik Sularsito dan Djuanda, 2007. Dermatitis kontak adalah kondisi peradangan pada kulit yang disebabkan oleh faktor eksternal, substansi-substansi partikel yang berinteraksi dengan kulit National Occupational Health and Safety Comission, 2006. Dikenal dua macam dermatitis kontak yaitu dermatitis kontak alergi dan dermatitis kontak iritan, keduanya dapat bersifat akut maupun kronis Sularsito dan Djuanda, 2007.

2.2.1. Dermatitis Kontak Alergi DKA

2.2.1.1. Definisi

Dermatitis kontak alergi adalah hipersensitivitas tipe lambat, hasil dari kontak kulit dengan alergen yang spesifik pada orang-orang yang mempunyai sensitivitas yang spesifik terhadap alergen tersebut. Reaksi alergi tersebut menyebabkan inflamasi pada kulit yang bermanifestasi eritema, edema, dan vesikel Hogan D.J, 2011. Universitas Sumatera Utara

2.2.1.2. Epidemiologi

Tercatat 31 persen kasus dermatitis kontak alergi dari seluruh kasus dermatitis Goh.C.L,1995. Dahulu diperkirakan bahwa kejadian dermatitis kontak iritan akibat kerja sebanyak 80 dan dermatitis kontak akibat alergi 20, tetapi data terbaru dari Inggris dan Amerika Serikat menunjukkan bahwa dermatitis kontak akibat kerja karena alergi cukup tinggi berkisar 50 dan 60 Sularsito dan Djuanda, 2007. The National Health and Nutrition Examination Survey NHANES memperkirakan prevalensi dari dermatitis kontak alergi 13,6 kasus per 1000 populasi. The National Ambulatory Medical Care Survey 1995 memperkirakan 8,4 juta pasien yang berobat ke dokter untuk dermatitis kontak.

2.2.1.3. Etiologi

Penyebab DKA adalah bahan kimia sederhana dengan berat molekul umumnya rendah 1000 dalton, merupakan alergen yang belum diproses, disebut hapten, bersifat lipofilik, sangat reaktif, dapat menembus stratum korneum sehingga mencapai sel epidermis dibawahnya sel hidup. Berbagai faktor berpengaruh dalam timbulnya DKA, misalnya potensi sensitisasi alergen, dosis per unit area, luas daerah yang terkena, lama pajanan, oklusi, suhu dan kelembapan lingkungan, vehikulum, dan pH. Juga faktor individu, misalnya keadaan kulit pada lokasi kontak keadaaan stratum korneum, ketebalan epidermis, dan status imunologik misalnya sedang menderita sakit, terpajan sinar matahari Sularsito dan Djuanda, 2007. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2. Alergen-alergen pada dermatitis akibat kerja menurut profesinya : Artis Acrylic, vinyl acrylic resins, epoxy dan polyester resins, benzene, toluene, astone, turpentine, nikel, cromium, clay, plester Tukang Pangkas Qunine, resorcin, merkuri, nikel, paraphenylendiamine, capsicum, arsenic, sulfur Tukang Kayu Mahogany, rosewood, nichel, rubber, polishes, turphentine, plastics Tukang masak Sabun, deterjen, sayur-sayuran bawang putih, bawang merah, wortel, kentang Dokter gigi Benzalconium klorida, sabun, deterjen, acrylic monomer, anastesi procain, eucalyptol, mentol, formaldehyde Tukang Kebun Tanaman, arsenik, insektisida, tungau debu, formaldehid, tulip, narcissus, primula, manure Penata Rambut Paraphenylendiamine, sabun, peroksida, amonium, thioglycolate, parfum, nikel, plastic Pelukis Turpentine, arsenik, cat warna, benzen, tiner, formaldehid, polyester Ahli Bedah Antiseptik, iodin, merkuri, hexaklorophen, lateks, prokain, formaldehid, polimer

2.3.1.4. Patogenesis