Patogenesis Dermatitis Kontak Alergi DKA

Tabel 2.2. Alergen-alergen pada dermatitis akibat kerja menurut profesinya : Artis Acrylic, vinyl acrylic resins, epoxy dan polyester resins, benzene, toluene, astone, turpentine, nikel, cromium, clay, plester Tukang Pangkas Qunine, resorcin, merkuri, nikel, paraphenylendiamine, capsicum, arsenic, sulfur Tukang Kayu Mahogany, rosewood, nichel, rubber, polishes, turphentine, plastics Tukang masak Sabun, deterjen, sayur-sayuran bawang putih, bawang merah, wortel, kentang Dokter gigi Benzalconium klorida, sabun, deterjen, acrylic monomer, anastesi procain, eucalyptol, mentol, formaldehyde Tukang Kebun Tanaman, arsenik, insektisida, tungau debu, formaldehid, tulip, narcissus, primula, manure Penata Rambut Paraphenylendiamine, sabun, peroksida, amonium, thioglycolate, parfum, nikel, plastic Pelukis Turpentine, arsenik, cat warna, benzen, tiner, formaldehid, polyester Ahli Bedah Antiseptik, iodin, merkuri, hexaklorophen, lateks, prokain, formaldehid, polimer

2.3.1.4. Patogenesis

Menurut Sularsito dan Djuanda, 2007, mekanisme terjadinya kelainan kulit pada DKA adalah mengikuti respons imun yang diperantarai oleh sel cell- mediated immune respons atau reaksi imunologik tipe IV, suatu hipersensitivitas tipe lambat. Reaksi ini terjadi melalui dua fase, yaitu fase sensitisasi dan fase elisitasi. Hanya individu yang telah mengalami sensitisasi dapat menderita DKA Sularsito dan Djuanda, 2007. Biasanya disebabkan oleh bahan dengan berat molekul rendah yang disebut hapten. Kelainan kulit terjadi melalui proses hipersensitivitas tipe IV atau Universitas Sumatera Utara proses alergi tipe lambat Gell Coombs. Hapten bergabung dengan protein pembawa menjadi alergen lengkap. Alergen Iengkap difagosit oleh makrofag dan merangsang limfosit yang ada di kulit yang mengeluarkan limfosit aktivasi faktor LAF. Sel limfosit kemudian berdiferensiasi membentuk subset sel limfosit T memori sel Tdh dan sel limfosit T helper dan sel T suppresor. Sel T memori ini bila menerima informasi alergen yang sudah dikenal masuk ke dalam kulit, maka sel Tdh akan mengeluarkan limfokin faktor sitotoksis, faktor inhibisi migrasi, faktor kemotaktik dan faktor aktivasi makrofag SAINT-MEZARD, 2004. Gambar 2.1. Patofisiologi dermatitis kontak alergi SAINT-MEZARD, 2004. Dengan dilepaskannya berbagai faktor m maka akan terjadi pengaliran sel mas dan sel basofil, ke arah lesi, dan timbullah proses radang yang merupakan manifestasi reaksi dermatitis kontak alergis Siregar, 1996. Gambaran klinis umumnya berupa papul, vesikel dengan dasar eritem dan edema, disertai rasa gatal. Dalam perusahaan sering ditemukan beberapa bahan kimia yang mempunyai gugusan rumus kimia yang sama. Apabila pekerja sudah sensitif terhadap suatu zat kimia, maka ia akan mudah menjadi sensitif terhadap zat-zat lain yang mempunyai rumus kimia yang bersamaan, misalnyaprokain, benzokain, para aminobensen mempunyai gugus benzen yang sama. Apabila seseorang sensitif terhadap prokain maka akan lebih mudah sensitif terhadap benzokain atau PABA; ini disebut sensitisasi silang Siregar, 1996. Universitas Sumatera Utara

2.2.1.5. Gejala Klinis