BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penyakit Kulit Akibat Kerja
Definisi penyakit kulit akibat kerja menurut American Medical Assosiation 1939 adalah penyakit kulit dimana paparan bahan-bahan pada
tempat kerja merupakan penyebab utama timbulnya kelainan kulit Kenerva dan Diepgen, 2003.
Di banyak jenis pekerjaan, kulit dapat terpapar oleh dengan bahan-bahan yang bersifat iritan atau alergen seperti : bahan-bahan kimia, bahan biologi, dan
tekanan fisik serta mekanik. Sensitivitas kulit terhadap bahan-bahan tersebut dan kemampuan untuk sembuh kembali berbeda setiap individu. Penyakit kulit akibat
kerja dapat bertambah parah jika keseimbangan antara pertahanan kulit dan bahan-bahan iritan atau alergen terganggu. Keparahan gangguan kulit diukur dari
kualitas kulit, jenis bahan iritan atau alergen, usaha pencegahan, dan pengobatannya. Kerusakan yang ditimbulkan dari bahan-bahan tersebut dapat
berupa : sensasi terbakar, gatal, serta eksema kronis, dengan gambaran yang memiliki pola polimorfik seperti makula atau papul, eritema, vesikel, dan skuama.
Pada kasus yang kronis didapati fisura, hiperkeratosis, dan likenifikasi Kenerva dan Diepgen, 2003.
Penyakit kulit akibat kerja berdampak pada seluruh pekerja di segala usia dengan variasi tempat kerja. Industri-industri yang pekerjanya memiliki resiko
paling tinggi adalah manufaktur, produksi makanan, konstruksi, pengoperasian mesin dan barang, percetakan, tukang bengkel, pekerja kehutanan Peate, 2002.
Karena bahan-bahan pada tempat bekerja dapat menyebabkan kelainan kulit, sangat bermanfaat untuk melakukan screening kulit pada semua pasien
penyakit kulit akibat kerja. Jika penyakit kulit akibat kerja terdeteksi maka pertanyaan yang harus ditanyakan adalah kapan pertama kali tanda atau gejala
muncul, kapan terjadi peningkatan gejala, dan bagaimana terjadi rekurensi gejala. Termasuk bagaimana gejala jika pekerja berhenti bekerja dan atau kembali
bekerja Peate, 2002.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1. Bahan- bahan paparan pada pekerja yang paling sering berhubungan dengan penyakit kulit Peate, 2002.
Paparan Pekerja yang Beresiko
Penyakit Kulit Bahan
Kimia Semua pekerja
Dermatitis kontak iritan, dermatitis kontak alergi
Bekerja di konstruksi, getah karet, logam, dan masonry workers
Keloid, perubahan pigmen pascainflamasi,
penyebaran lesi dengan adanya lichen planus
dan psoriasis Koebner’s
phenomenon Sinar
Matahari Pekerja lapangan kerja telekomunikasi,
nelayan, perkerja pos, dan pekerja konstruksi
Actinic keratosis, karsinoma sel basal, sel
squamous, melanoma, kulit terbakar, dermatitis
fotoalergik, melanosis, lupus eritomatus
sistemik, granuloma anulare, rosasea
Panas Penggali tambang, pekerja lapangan
Miliaria, folikulitis, tinea pedis
Dingin Pelaut dan nelayan, pekerja lapangan
Reynaud’s disease, urtikaria, xerosis
Moisture Koki, bartender, tukang cuci, penata
rambut Dermatitis kontak iritan,
paronychia Rhusgenus
poison oak,
poison ivy Pekerja lapangan, pemadam kebakaran,
pekerja lading Dermatitis kontak
alergi, urtikaria
Universitas Sumatera Utara
Listrik Tukang listrik, pekerja telekomunikasi,
pekerja konstruksi Terbakar, nekrosis kulit
Radiasi ion
Pekerja radiografi, pekerja pada industri energi nuklir
Kanker kulit, dermatitis radiasi kronik dan akut,
alopesia, kerusakan kuku.
2.2. Dermatitis Kontak