Patogenesis Gejala Klinis Dermatitis Kontak Iritan DKI

Agen oksidator Plasticizier Serpihan kayu Faktor individu juga ikut berpengaruh pada DKI, misalnya perbedaan ketebalan kulit di berbagai tempat menyebabkan perbedaan permeabilitas ; usia anak usia di bawah 8 tahun dan usia lanjut lebih mudah teriritasi ; ras kulit hitam lebih tahan daripada kulit putih ; jenis kelamin insidens DKI lebih banyak pada wanita ; penyakit kulit yang pernah atau sedang dialami ambang rangsang terhadap bahan iritan menurun, misalnya dermatitis atopik.

2.3.2.4. Patogenesis

Kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh bahan iritan melalui kerja kimiawi atau fisis. Bahan iritan merusak lapisan tanduk, denaturasi keratin, menyingkirkan lemak lapisan tanduk, dan mengubah daya ikat air di kulit Sularsito dan Djuanda, 2007. Kebanyakan bahan iritan toksin merusak membrane lemak keratinosit, tetapi sebagian dapat menembus membran sel dan merusak lisosom, mitokondria, atau komponen inti. Kerusakan membran akan mengaktifkan enzim fosfolipase yang akan merubah fosfolipid menjadi asam arakhidonat AA, diasilgliserida DAG, platelet activating factor PAF, dan inositida IP3. AA diubah menjadi prostaglandin PG dan leukotrin LT. PG dan LT menginduksi vasodilatasi dan meningkatkan permeabilitas vaskular sehingga mempermudah transudasi komplemen dan kinin. PG dan LT juga bertindak sebagai kemoatraktan kuat untuk limfosit dan neutrofil, serta mengaktivasi sel mast melepaskan histamin, PG dan LT lain, sehingga memperkuat perubahan vaskular Sularsito dan Djuanda, 2007. Rentetan kejadian tersebut menimbulkan gejala peradangan klasik di tempat terjadinya kontak di kulit yang berupa eritema, edema, panas, nyeri, bila Universitas Sumatera Utara iritannya kuat. Dan apabila iritan lemah akan menimbulkan kelainan kulit setelah berulang kali kontak, dimulai dengan kerusakan stratum korneum oleh karena delipidasi yang menyebabkan desikasi dan kehilangan fungsi sawarnya, sehingga mempermudah kerusakan sel di bawahnya oleh iritan Sularsito dan Djuanda, 2007.

2.2.2.5. Gejala Klinis

Gejala klinis yang ditimbulkan pada dermatitis kontak iritan, sangat bergantung kepada konsentrasi bahan iritannya apakah kuat atau lemah dan durasi terpaparnya penderita terhadap bahan iritannya. Bahan-bahan iritan seperti minyak, alcohol, glycol hanya menyebabkan iritasi pada sebagian kecil orang, yang memang dikarenakan reaksi lokal pada kulit penderita. Namun bahan iritan seperti sodium hidroksida dan asam hidroflurat yang merupakan asam kuat dengan konsentrasi 100, akan membakar kulit siapapun yang terkena, yang terkadang berakhir dengan kondisi yang fatal Adams Robert, 1983. Selain faktor di atas, banyak faktor yang menimbulkan kelainan kulit pada dermatitis kontak iritan, seperti faktor individu misalnya, ras, usia, lokasi, atopi, penyakit kulit lain, faktor lingkungan misalnya, suhu, kelembaban, udara, oklusi. Berdasarkan penyebab dan pengaruh faktor di atas , maka DKI diklasifikasikan menjadi 10 macam, yaitu DKI akut, DKI lambat akut, DKI kumulatif, reaksi iritasi, DKI traumatik, DKI noneritematosa, dan DKI subyektif, DKI akneformis atau pustular, DKI friksi, dan DKI eksema Sularsito dan Djuanda, 2007.

2.3.2.6. Diagnosis