Nasabah Dalam Perjanjian Kredit Bank

Bank Campuran adalah adalah bank umum yang didirikan bersama oleh satu atau lebih bank umum yang berkedudukan di Indonesia dan didirikan oleh Warga Negara Indonesia danatau Badan Hukum Indonesia yang dimiliki sepenuhnya oleh Warga Negara Indonesia, dengan satu atau lebih banyak yang berkedudukan di luar negeri. 3 Dilihat dari segi operasional Dilihat dari ruang lingkup operasional bidang usahanya, maka bank dapat dibagi dalam 2 golongan, yakni : 51 a. Bank Devisa, artinya bank yang memperoleh surat penunjukkan dari Bank Indonesia untuk melakukan usaha perbankan dalam valuta asing. b. Bank Nondevisa, artinya Bank yang tidak dapat melakukan usaha di bidang transaksi valuta asing.

B. Nasabah Dalam Perjanjian Kredit Bank

1. Pengertian Nasabah Nasabah, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ialah: 52 a Orang yang biasa berhubungan dengan atau menjadi pelanggan bank dalam hal keuangan; b Orang yang menjadi tanggungan asuransi; dan c Perbandingan;pertalian. 51 Ibid., hal.7. 52 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Pusat Bahasa, 2008, hal. 996. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Menurut Wikipedia, nasabah bank adalah pihak yang menggunakan jasa bank, baik itu untuk keperluannya sendiri maupun sebagai perantara bagi keperluan pihak lain. 53 Nasabah menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998 adalah Pihak yang menggunakan jasa bank . Dalam Undang-undang No. 10 Tahun 1998, nasabah ini dibagi 2 yaitu: a. Nasabah Penyimpan adalah nasabah yang menempatkan dananya di bank dalam bentuk simpanan berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan. b. Nasabah Debitur adalah nasabah yang memperoleh fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah atau yang dipersamakan dengan berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan. Dalam Peraturan Bank Indonesia No. 77PBI2008 jo No.1010PBI2008 tentang Penyelesaian Pengaduan Nasabah Pasal 1 angka 2 mendefenisikan nasabah sebagai pihak yang menggunakan jasa bank, termasuk pihak yang tidak memiliki rekening namun memanfaatkan jasa bank untuk melakukan transaksi keuangan walk-in customer. 2. Jenis-Jenis Nasabah a. Dari praktik-praktik perbankan Dari praktik perbankan setidaknya dikenal tiga macam nasabah, yaitu: 54 1 Nasabah deposan yaitu nasabah yang menyimpan dananya pada suatu bank, misalnya dalam bentuk deposito atau tabungan lainnya. 53 www.wikipedia.com ., diakses pada tanggal 17 Maret pada pukul 17.00 WIB. 54 Lukman Santoso AZ, Hak dan Kewajiban Hukum Nasabah Bank, Yogyakarta : Pustaka Yustisia, 2011, hal. 27. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2 Nasabah yang memanfaatkan fasilitas kredit perbankan, misalnya kredit usaha kecil, kredit pemilikan rumah, dan sebagainya. 3 Nasabah yang melakukan transaksi dengan pihak lain melalui bank walk-in customer. Misalnya transaksi antara importer sebagai pembeli dan eksportir di luar negeri. Untuk transaksi semacam ini biasanya importer buka letter of credit LC pada suatu bank demi kelancaran dan keamanan pembayaran. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa nasabah adalah orang yang menjadi pelanggan bank yang mempunyai rekening simpanan dan pinjaman ataupun tidak. Sehingga nasabah dalam arti luas, juga bisa dipahami sebagai konsumen bank. b. Dalam Kedudukannya Sebagai Subjek Hukum Berdasarkan kedudukannya sebagai subjek hukum, nasabah dapat terwujud dalam dua bentuk sebagai subjek hukum: 1 Orang Nasabah bank sebagaimana dikaitkan dengan kedudukannya sebagai subjek hukum dapat berupa orang atau badan hukum. Nasabah bank terbagi menjadi orang yang dewasa dan orang belum dewasa. Nasabah orang dewasa hanya diperbolehkan untuk nasabah kredit atau nasabah giro. Sedangkan nasabah simpanan danatau jasa diperuntukkan bagi orang yang belum dewasa, misalnya nasabah tabungan atau nasabah lepas working customer untuk transfer dan lain sebagainya. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Perjanjian yang dibuat antara bank dengan nasabah yang belum dewasa tersebut telah disadari konsekuensi hukum yang diakibatkannya. Konsekuensinya hukum tersebut adalah perjanjian yang dibuat tidak memenuhi persyaratan sahnya perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 KUH Perdata, yaitu syarat bahwa perjanjian tersebut dilakukan oleh pihak yang cakap untuk membuat perjanjian. Dalam hukum perdata, perjanjian yang dilakukan oleh pihak yang belum dewasa berarti perjanjian yang dilakukan oleh pihak yang belum dewasa berarti perjanjian itu tidak memenuhi persyaratan subjektif. Ancaman atas pelanggaran tersebut adalah perjanjian dapat dibatalkan, artinya perjanjian tersebut dapat dibatalkan oleh pihak yang dapat mewakili anak yang belum dewasa tersebut, yaitu orang tua atau walinya dengan melalui acara gugatan pembatalan. Dengan kata lain, sepanjang orang tua atau wali anak tidak melakukan gugatan pembatalan, maka perjanjian tetap sah dan berlaku mengikat. Berbeda dengan nasabah kredit dan rekening giro yang biasanya mewajibkan nasabah orang adalah orang dewasa. Hal ini dikarenakan, risiko bank sangat besar jika dalam pemberian kredit dan atau pembukaan rekening giro diperbolehkan bagi orang yang belum dewasa karena berkaitan dengan alat pembayaran berupa cek dan atau bilyet giro. Dimana jika bank menerima rekening giro bagi orang yang belum dewasa, maka cek dan atau bilyet giro yang ditandatangani oleh orang yang belum dewasa tersebut dapat dipermasalahkan, yang akhirnya dapat mengurangi kepercayaan terhadap bank UNIVERSITAS SUMATERA UTARA karena transaksi tersebut melibatkan berbagai pihak, yakni penarik, tertarik, pembawa serta endosemen, dan lain-lain yang lebih kompleks. 55 2 Badan Hukum Nasabah berupa badan hukum, perlu diperhatikan aspek legalitas badan hukum tersebut, serta kewenangan bertindak dari pihak yang berhubungan dengan bank. Hal ini terkait dengan dengan aspek hukum perseroan corporate law. Adapun jenis-jenis badan hukum adalah sebagai berikut : 56 a Badan hukum publik, seperti Negara atau pemerintah daerah; b Perseroan Terbatas, sebagaimana diatur dalam Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, termasuk perseroan terbatas yang diatur dalam Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. c Badan Usaha Milik Daerah BUMD, sebagaimana diatur dalam Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemda. d Badan Usaha Milik Negara BUMN, diatur dalam Undang-undang No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara. BUMN ini terdiri dari: perusahaan persero, perusahaan umum dan perusahaan jawatan. e Koperasi, diatur dengan Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian dan Peraturan Pemerintah No.4 Tahun 1994 tentang 55 Try Widiyono, Op.Cit., hal 24-25 56 Lukman Santoso AZ, Op.Cit., hal. 29-30. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Persyaratan dan Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi. f Yayasan, diatur dalam Undang-undang No. 17 Tahun 2001, yang diubah dengan Undang-undang No. 28 Tahun 2004. g Badan Hukum Milik Negara, diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 152 Tahun 2000 tentang BUMN Universitas Indonesia. h Dana Pensiun, diatur dakam Undang-undang No. 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun.

C. HAK DAN KEWAJIBAN NASABAH DAN BANK