Berdirinya bank syariah di Indonesia

Kegiatan dan usaha bank akan selalu berkait dengan komoditas sudarsono,2004:27 antara lain sebagai berikut: 1. Pemindahan uang 2. Menerima dan membayaran kembali uang dalam rekening koram 3. Mendiskonto surat wesel, surat order maupun surat berharga lainya 4. Membeli dan menjual surat-surat berharga 5. Membeli dan menjual cek wesel, surat wesel, kertas dagang 6. Memberi kredit 7. Memberi jaminan kredit

4.2.1 Berdirinya bank syariah di Indonesia

Gagasan untuk mendirikan bank syariah di indonesia sebenarnya sudah muncul sejak pertengahan tahun 1970-an. Hal ini dibicarakan pada seminar nasional hubungan Indonesia-Timur Tengah pada 1974 dan pada tahun 1976 dalam seminar internasional yang diselenggarakan oleh lembaga Studi Ilmu-Ilmu kemasyarakatan LSIK dan yayasan Bhineka Tunggal Ika. Namun ada beberapa alasan yang menghambat terealisasinya ide ini : 1. Operasi bank syariah yang menerapakan prinsip bagi hasil belum diatur, dan karena itu tidak sejalan dengan UU pokok perbankan yang berlaku yaitu UU No 141967. 2. Kondisi bank syariah dari segi politis berkonotasi idiologi merupakan bagian dari atau berkaitan dengan konsep negara islam dan karena itu tidak dikehendaki pemerintah. Universitas Sumatera Utara 3. Masih dipertanyakan siapa yang bersedia menaruh modal dalam ventura semacam itu, sementara pendirian bank baru dari timur tegah masih dicegah, antara lain pembatasan bank asing yang ingin membuka kantornya di Indonesia. Akhirnya gagasan mengenai bank syariah itu muncul lagi sejak tahun 1988, disaat pemerintah mengeluarkan paket kebijakan Oktober Pakto yang berisi liberalisasi industri perbankan. Para ulama pada waktu itu berusaha untuk mendirikan bank bebas bunga, tetapi tidak ada satupun perangkat hukum yang dapat dirujuk, kecuali bahwa perbankan dapat saja menetapkan bunga sebesar 0. Di Indonesia pelopor perbankan syariah adalah Bank Muamalat Indonesia. Berdiri tahun 1991, bank ini di prakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia MUI dan pemerintah serta dukungan dari Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia ICMI dan beberapa pengusaha muslim. Bank ini sempat terimbas oleh krisis moneter pada akhir tahun 90-an sehingga ekuitasnya hanya tersisa sepertiga darimodal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana kepada bank ini dan pada periode 1999-2002 dapat bangkit dan menghasilkan laba. Saat ini keberadaan bank syariah di Indonesia telah di atur dalam Undang-Undang yaitu UU No.10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No.1992 tentang Perbankan. Hingga tahun 2007 terdapat tiga institusi bank syariah di Indonesia yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah. Sementara itu bank umum yang telah memiliki unit usaha syariah adalah 19 bank diantarany merupakan bank besar seperti Bank Negara Indonesia persero dan Universitas Sumatera Utara Bank Rakyat Indonesiaa persero. Sistem syariah telah digunakan oleh Bank Perkreditan Rakyat, saat ini telah berkembang 104 Bank Perkreditan Rakyat Syariah.

4.2.2 Visi dan Misi Perbankan Syariah