b. Tingkat pendidikan dan keterampilan masyarakat dan keterampilan
masyarakat pedesaan relatif rendah, padahal pendapatan bank islam dengan sistem bagi hasil sangat tergantung pada tingkat keberhasilan
usaha nasabah. 6.
Dari pengalaman praktek bank-bank islam di luar islam di luar negeri menunjukkan bahwa meskipun Bank Islam beroriantasi pada masyarakat
bawah, namun sebagian konsekuensi logis dan kompetisi ekonomi, Bank Islam memiliki kecendrungan untuk mendapatkan proyek yang benar-benar
bonafit. Ini berarti terdapat kecendrungan bahwa yang berhasil mendapatkan fasilitas kredit dari Bank Islam adalah kelompok kuat.
2.4 Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional
Bank umum menerapkan dua cara dalam menjalankan usahanya dibidang jasa perbankan,yaitu:
a Bank konvensional, mayoritas bank yang berkembang di Indonesia
merupakan bank yang berorientasi pada prinsip konvensional. Hal ini tidak terlihat dari sejarah bangsa indonesia, dimana asal mula bank indonesia oleh
bangsa Belanda.
b Bank berdasarkan prinsip syariah, bank yang berdasarkan prinsip syariah yaitu
bank yang dalam aktivitasnya, baik dalam penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dana mengenakan atas dasar prinsip
Syariah.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Perbedaan Bank Konvensional dengan Bank Syariah
Perbankan konvensional Perbankan syariah
• Beriorentasi kepada kepentingan pribadi.
• Senantiasa bersifat bebas nilai materialistis.
• Uang dianggap sebagai barang komoditi.
• Investasi yang dilakukan relatif luas karena termasuk kegiatan yang halal
dan yang haram. • Hubungan dengan nasabah
bernentuk kreditor-kreditor. • Dalam operasinya menggunakan
perangkatsistem bunga. • Aktivitasnya hanya beriorentasi
untuk mencapai keuntungan saja. • Tidak memiliki dewan pengawas
syariah sehingga penghimpunan dan penyaluran dana tidak berdasarkan
fatwa. • Beriorentasi pada kepentingan
publik. • Dalam pelayanan, tidak bebas
nilai berdasarkan prinsip Islam. • Uang dianggap sebagai alat tukar
saja dan tidak meganggapnya sebagai alat komoditi.
• investasi yang dilakukan relatif terbatas karena hanya pada
kegiatan yang halal saja. • Hubungan dengan nasabah
berbentuk kemitraan. • Dalam operasinya menggunakan
sistem bagi hasil, jual beli atau sewa.
• Aktivitasnya tidak hanya berorientasi untuk mencapai
keuntungan saja tetapi juga untuk mencapai falah.
• Penghimpunan dan penyaluran dana harus sesuai dengan fatwa
dewan pengawas syariah.
Sumber : Irsyad Lubis:109
2.5 Perbedaan Bagi Hasil dan Bunga pada Bank Syariah dan Konvensional
Adapun perbedaan bagi hasil dan bunga pada bank syariah dan bank konvensional adalah sebagai berikut:
Bagi hasil yang di maksud berbeda dengan bunga. Pada sistem bunga, nasabah akan mendapatkan hasil yang sudah pasti berupa persentase tertentu dari
saldo yang di simpannya di bank tersebut. Fatwa MUI no.1 tahun 2004 yang menyatakan praktek pembungaan uang saat telah memenuhi kriteria riba yang
terjadi pada zaman Rasulullah Saw, yakni riba nasi’ah. Dengan demikian,
Universitas Sumatera Utara
praktek pembungaan uang ini termasuk salah satu bentuk riba, dan riba haram hukumnya Majelis Ulama Indonesia. Berapapun keuntungan usaha pihak bank,
nasabah akan mendapatkan hasil yang sudah pasti. Lain halnya dengan sistem bagi hasil, tidak seperti itu. Bagi hasil di hitungan dari hasil usaha pihak bank
dalam mengelola uang nasabah. Bank dan nasabah membuat perjanjian bagi hasil berupa persentase tertentu untuk nasabah. Bank dan nasabah membuat perjanjian
bagi hasil berupa persentase tertentu untuk nasabah dan untuk bank, perbandingan ini di sebut dengan nisbah. Misalnya, 60 keuntungan untuk
pihak nasabah dan 40 keuntungan untuk pihak bank. berdasarka sistem bagi hasil yang di maksud, nasabah dan tidak bisa mengetahui berapa hasil yang
pastinya mereka terima. Sebab bagi hasil baru akan di bagikan kalau hasil usahanya sudah bisa ditentukan pada akhir periode.
Tabel 2.2 Perbedaan Sistem Bagi Hasil dengan Sistem Bunga
Sistem Bagi Hasil Sistem Bunga
1. Penentuan besarnya rasio nisab
bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan
berpedoman pada kemungkinan untung rugi
2. Besarnya rasio bagi hasil
berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh
3. Bagi hasil bergantung pada
keuntungan proyek yang dijalankan. Bila usaha merugi,
kerugikan akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak
4. Jumlah pembagian laba
meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapat.
5. Tidak ada yang meragukan
keansahan bagi hasil 1.
Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi harus
selalu untung 2.
Besarnya persentase berdasarkan pada jumlah uang Modal yang
dipinjamkan 3.
Pembayaran bunga tetap seperti dijanjikan tanpa pertimbangan
apakah proyek yang di jalankan oleh pihak nasabah untung atau
rugi
4. Jumlah pembayaran bunga tidak
meningkat sekalipun jumlah keuntungan berlipat atau keadaan
ekonomi s edang booming. 5.
Eksistensi bunga diragukan kalau tidak dikecam oleh semua agama
termasuk islam Sumber: Heri Sudarsono 2004:21
Universitas Sumatera Utara
2.6 Proses Keputusan Pembelian