Kurikulum 1975 Perkembangan Pendidikan Masa Orde Baru a. Kurikulum 1968

70 a Sejak Tahun 1969 di Negara Indonesia telah banyak perubahan yang terjadi sebagai akibat lajunya pembangunan nasional, yang mempunyai dampak baru terhadap program pendidikan nasional. b Pada Kurikulum 1968, hal-hal yang merupakan faktor kebijaksanaan pemerintah yang berkembang dalam rangka pembangunan nasional tersebut belum diperhitungkan, sehingga diperlukan peninjauan terhadap Kurikulum 1968 tersebut agar sesuai dengan tuntutan masyarakat yang sedang membangun. Atas dasar petimbangan tersebut maka dibentuklah kurikulum tahun 1975 sebagai upaya untuk mewujudkan strategi pembangunan di bawah pemerintahan Orde Baru dengan program Pelita dan Repelita. Pada tahun 1975 dibentuk sebuah lembaga pengembang kurikulum di bawah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Berdasarkan Surat Keputusan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 079101975 didirikan Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan yang bertugas : 1. Merumuskan prinsip penyempurnaan dan pengembangan kurikulum, prasarana dan sarana pendidikan dan kebudayaan pada semua jenis dan jenjang pendidikan. 2. Menetapkan program dan kegiatan pengembangan kurikulum, prasarana dan sarana serta menetapkan persyaratan yang diperlukan dalam menyelenggarakan kegiatan pengembangan kurikulum, prasarana dan sarana pendidikan dan kebudayaan; 3. Mengikuti dan mengamankan penyelenggaraan dan pengembangan semua kegiatan serta unit-unit perencanaan dan penyusunan Kurikulum dan sarana pendidikan dan kebudayaan dalam lingkungan Departemen; 4. Menilai semua kegiatan perencanaan, penyusunan dan pengembangan kurikulum dan sarana pendidikan dan kebudayaan baik yang diselenggarakan sendiri maupun yang diselenggarakan oleh unit-unit lainnya dalam lingkungan Departemen. 71

c. Kurikulum 1984

Kurikulum 1975 hingga menjelang tahun 1983 dianggap sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan sidang umum MPR 1983 yang produknya tertuang dalam GBHN 1983 menyiratkan keputusan politik yang menghendaki perubahan kurikulum dari kurikulum 1975 ke kurikulum 1984. Dalam Ketetapan MPR Nomor IIMPR1983 tentang GBHN dinyatakan bahwa sistem pendidikan disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan di segala bidang yang memerlukan jenis-jenis keahlian dan keterampilan serta dapat meningkatkan kreativitas, mutu dan efisiensi kerja. Penyesuaian tersebut dilakukan antara lain melalui perbaikan kurikulum. Kurikulum 1984 dikembangkan sebagai penyempurnaan kurikulum 1975 berdasarkan tiga pertimbangan: 1. Adanya perubahan dalam kebijakan politik dengan ditetapkan TAP MPR nomor IIMPR1983 dimana dinyatakan perlunya adanya Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa sebagai mata pelajaran wajib di semua jenjang pendidikan. Secara operasional TAP MPR tersebut dijabarkan dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan no. 0461U1983 tertanggal 22 Oktober 1983, yang menyatakan perlunya perbaikan kurikulum. 2. Hasil penilaian kurikulum 1975 yang juga mencakup perkembangan kehidupan masyarakat. Perkembangan yang cepat dalam kehidupan masyarakat terutama dalam bidang ilmu dan teknologi menghendaki adanya penyempurnaan kurikulum. 3. Hasil-hasil yang dicapai oleh Proyek Perintis Sekolah Pembangunan 1973 – 1984, hasil studi kognitif, keberhasilan perintisan Bantuan Profesional Kepada Guru yang menekankan pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif 1978 – 1990 dan hasil penelitian 1979 – 1986 dan pengembangan Ketrampilan Proses 1980 – 1984. Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, pada tahun 1984 pemerintah menetapkan pergantian kurikulum 1975 menjadi kurikulum 1984.Disamping latar belakang perubahan kurikulum, secara umum dasar perubahan kurikulum 1975 ke kurikulum 1984 di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Terdapat beberapa unsur dalam GBHN 1983 yang belum tertampung ke dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah. 72 2. Terdapat ketidakserasian antara materi kurikulum berbagai bidang studi dengan kemampuan anak didik. 3. Terdapat kesenjangan antara program kurikulum dan pelaksanaannya di sekolah. 4. Terlalu padatnya isi kurikulum yang harus diajarkan hampir di setiap jenjang. 5. Pelaksanaan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa PSPB sebagai bidang pendidikan yang berdiri sendiri mulai dari tingkat kanak-kanak sampai sekolah menengah tingkat atas termasuk Pendidikan Luar Sekolah. 6. Pengadaan program studi baru seperti di SMA untuk memenuhi kebutuhan perkembangan lapangan kerja. Perbaikan Kurikulum 1984 didasarkan pada Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0461U1983 tertanggal 22 Oktober 1983